Banyak studi di bidang psikologi menyebutkan telepon pintar dan sosial media adalah faktor penyebab banyak orang di dunia hari ini menderita mental illness. Data di lapangan baru-baru ini sepertinya setuju dengan studi-studi tersebut. Telepon genggam "jadul" diketahui kembali laris manis di kalangan para anak muda Amerika. Nokia disebut-sebut sebagai merek yang paling banyak dicari.


Gambar diambil dari nokia.fandom.com

Belum diketahui pasti kenapa fenomena ini terjadi, namun banyak yang menduga bahwa ini berhubungan dengan kesehatan mental dari pengguna telepon pintar. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa hari ini banyak orang yang sudah mulai bosan dengan telepon pintar dan ingin memiliki telepon genggam yang lebih minimalis, baik dari segi fungsi maupun bentuk fisik.

Pendapat saya sebagai orang yang sudah bertahun-tahun menjadi pengguna telepon pintar, saya juga merasakan suatu kelelahan hidup di antara banyak informasi yang datang silih berganti setiap harinya. Banyak di antara informasi-informasi tersebut adalah informasi yang seharusnya "tidak apa-apa" untuk tidak diketahui. Sayangnya, menjadi orang yang 'up to date' tanpa kita sadari adalah bagian dari identitas diri kita hari ini. Kita seperti tidak bisa menolak untuk tidak terlibat dari pertukaran-pertukaran informasi yang terjadi. Mungkin ini akibat dari banyaknya fungsi yang diberikan oleh telepon pintar, makanya kita sebagai pengguna (terutama yang usianya masih muda), kita menjadi abai dengan bahaya-bahaya lain yang diberikan.

Setelah sekian tahun menjadi primadona dalam dunia teknologi, para anak muda Amerika tersadar dan memilih untuk kembali menggunakan telepon genggam minimalis yang hanya fokus dengan fungsi utamanya yaitu untuk berkomunikasi. Apakah anak muda Indonesia juga akan melakukan hal yang sama?

Saya tunggu opini kalian di kolom komentar!

Terima kasih.

REFERENSI:

https://www.cnbc.com/amp/2023/03/29/...reen-time.html

https://www.msn.com/en-us/money/othe...ca/vi-AA19jvcn