Manusia memiliki hubungan antar sesamanya bahkan dengan tumbuhan, hewan dan alam pun saling melengkapi atau suatu interaksi yang sering terjadi.

Apalagi hubungan antar manusia dengan manusia, pastinya ada kemampuan untuk memahami komunikasi yang akan disampaikan atau saat penerimaan informasi baru.

Maka kemampuan memahami suatu kepentingan dari setiap insan yang melakukan interaksi, salah satu keterampilan yang harus diperhatikan. Kemampuan seperti inilah yang memudahkan kerja sama tidak terjadi keributan dan akan menghindari salah paham yang mengakibatkan perubahan sikap, kawan menjadi lawan.

Memang dari segi seni memahami diperlukan kata sabar dan bisa memakluminya. Karena karakter orang berbeda-beda. Ada makna tersendiri atau tersirat dalam suatu percakapan. Yang memiliki makna tersembunyi, banyak arti, pengertian dari apa yang disampaikan.

Kalau terjadi kebimbangan atau bingung untuk mencerna apa yang dimaksudkan, tidak boleh sembarang marah, dikit-dikit marah, dikit-dikit mencari kesalahan orang lain, mungkin saja ada hal yang sungkan untuk diberitahu atau mempunyai maksud tersembunyi dari pemikiran atau isi hatinya. Lebih baik tanyakan terlebih dahulu maksud apa dan bagaimana. Agar arah pembicaraannya tidak berat sebelah atau bisa mengikuti alurnya yang diinginkan lawan bicaranya.

Memang sih, susah-susah gampang, ada percakapan yang kurang dimengerti, mau ditanyakan takutnya menyinggung perasaannya, yang menyebabkan malas untuk melanjutkan ceritanya.

Seperti halnya perjanjian atau suatu ketetapan yang disampaikan. Contohnya: besok, ia. Uangnya akan aku kembalikan. Hari besok ini mengandung banyak waktu atau hari, tapi harinya entah kapan. Sebaiknya ditanyakan yang lebih detail lagi. Besoknya hari apa, Senin atau Rabu. Agar lebih nyaman untuk menagih hutangnya. Hee

Suatu hubungan yang baik tidak menggunakan waktu yang banyak, dapat menyita waktu yang kurang berguna. Kalimatnya harus jelas, yang mudah dipahami, yang tidak mengandung banyak maksud atau suatu pengertian yang sulit dicerna.

Bila ada orang seperti itu berarti belum memiliki Seni Memahami. Bila ingin dikatakan lolos dari seni memahami, setidaknya lawan bicara atau para pendengar mampu mencerna suatu percakapan. Bila sudah seperti itu, dikatakan lulus dari seni memahami.

Penyampaian yang sederhana akan enak didengarkan daripada apa yang disampaikan mempunyai maksud tersembunyi yang membuat orang lain pusing untuk mencerna dari setiap perkaranya.