- Beranda
- Komunitas
- Regional
- TULIS AJA KASKUS
TAUHID DALAM IMAN 6 (ENAM PERKARA)


TS
junirullah
TAUHID DALAM IMAN 6 (ENAM PERKARA)

بِسْمِ اللهِ الرحْمنِ الرحِيمِ
TAUHID DALAM IMAN 6 (ENAM PERKARA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim, dengan memohon rahmat dan ridha Allah SWT, kita panjatkan puji syukur kepada-Nya atas segala karunia dan keberkahan-Nya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai penerang jalan lurus dan suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Dengan bangga kami mempersembahkan buku TAUHID DALAM IMAN 6 (ENAM PERKARA) yang berisi penjelasan mendalam tentang rukun iman dan tauhid dalam Islam.
Buku ini disusun dengan hati-hati oleh para ulama dan pakar Islam terkemuka, sehingga diharapkan dapat menjadi sumber rujukan yang bermanfaat bagi umat Islam dalam memperdalam pemahaman tentang aqidah Islam.
Semoga buku ini menjadi sarana yang membawa manfaat dan keberkahan bagi pembaca, serta menjadi jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat iman kita sebagai hamba-Nya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Malang - Jawa Timur, 22 Maret 2023
Penulis,
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشيْطَانِ الرجِيمِ
Artinya :
Saya berlindung kepada Allah SWT dari godaan syaitan yang terkutuk.
بِسْمِ اللهِ الرحْمنِ الرحِيمِ
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan Iman Enam Perkara (Arkanul Iman) adalah sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah, dan Rasul-Nya, dan kepada Kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kepada Kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir kepada Allah, dan Malaikat-malaikat-Nya, dan Kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauh kesesatan." (QS. An-Nisa': 136)
2. Iman kepada Malaikat:
"Siapa yang mendustakan Allah, dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya dia telah tersesat sejauh-jauh kesesatan yang sangat." (QS. An-Nisa': 136)
3. Iman kepada Kitab Suci:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an dan orang-orang yang telah diberi ilmu sebelumnya, apabila dibacakan Al-Qur'an kepada mereka, mereka akan bersujud dan bertasbih, dan mereka berkata: 'Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami benar-benar terlaksana!'" (QS. Al-Isra': 107)
4. Iman kepada Para Nabi dan Rasul:
" Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah." (QS. Al-Hujurat: 15)
5. Iman kepada Hari Akhir dan Kebangkitan:
"Kami percayai pada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak-anaknya, serta apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari mereka dan kami hanya berserah diri kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 136)
6. Iman kepada Qada dan Qadar:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan ketetapan (qadar), dan Allah mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Qamar: 49)
Penjelasan Tauhid Dalam Iman 6 (enam) Perkara
Tauhid dalam Islam adalah keyakinan dan pengakuan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, yaitu Allah SWT. Tauhid juga mencakup keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang memiliki sifat-sifat ketuhanan seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, dan Maha Bijaksana.
Tauhid adalah dasar dari keyakinan dalam Islam dan merupakan ajaran fundamental yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap Muslim. Konsep tauhid mengajarkan bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu atau pasangan dan tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya karena sifat-sifat-Nya yang luhur dan sempurna.
Tauhid mencakup tiga aspek utama, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifat. Tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan, memelihara, dan mengatur alam semesta ini. Tauhid uluhiyah adalah keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang layak untuk disembah dan dipuja, dan tidak ada yang pantas mendapatkan ibadah kecuali Allah SWT. Sedangkan tauhid asma wa sifat adalah keyakinan bahwa sifat-sifat Allah SWT seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, dan lain-lain adalah mutlak dan tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya.
Dalam Islam, pengamalan tauhid adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan memahami konsep tauhid secara benar dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan umat Islam dapat mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan yang abadi dari Allah SWT.
Rukun iman dalam Islam adalah keyakinan- keyakinan dasar yang harus dimiliki oleh setiap Muslim dan Muslimah. Ada enam rukun iman dalam Islam, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT Yaitu keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu dan tidak ada Tuhan selain-Nya. Selain itu, juga percaya pada sifat-sifat Allah seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana, Maha Kuasa, dan lain-lain.
2. Iman kepada malaikat Allah Yaitu keyakinan bahwa malaikat merupakan makhluk halus yang diciptakan Allah untuk melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan-Nya.
3. Iman kepada kitab suci Yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.
4. Iman kepada para nabi dan rasul Allah Yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah mengutus nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya untuk menyampaikan pesan-pesan dan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia.
5. Iman kepada hari akhir dan kebangkitan Yaitu keyakinan bahwa setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya dan akan diadili oleh Allah SWT pada hari kiamat. Selain itu, juga percaya pada adanya surga dan neraka sebagai tempat pahala dan siksaan bagi manusia.
6. Iman kepada qada dan qadar Yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditentukan oleh Allah SWT dan tidak ada yang terjadi tanpa kehendak-Nya. Selain itu, juga percaya bahwa manusia memiliki kebebasan dalam melakukan pilihan dan tindakan, namun akhirnya segala sesuatu akan ditentukan oleh Allah SWT.
Keenam rukun iman tersebut merupakan keyakinan dasar dalam Islam yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap Muslim. Dengan memegang teguh rukun iman, diharapkan umat Islam dapat memperkuat keyakinan dan mendapatkan rahmat serta keberkahan dari Allah SWT.
1. Iman kepada Allah SWT Yaitu keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu dan tidak ada Tuhan selain-Nya. Selain itu, juga percaya pada sifat-sifat Allah seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana, Maha Kuasa, dan lain-lain.
Iman kepada Allah SWT adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam, yang merupakan keyakinan atau kepercayaan terhadap keberadaan dan keesaan Allah SWT, serta sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Iman kepada Allah SWT merupakan dasar dari ajaran Islam dan merupakan kunci untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar.
Iman kepada Allah SWT mencakup keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, Maha Pencipta, dan Maha Pengatur alam semesta. Iman kepada Allah SWT juga mencakup keyakinan terhadap sifat-sifat dan perbuatan-Nya yang luhur, seperti sifat Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan lain-lain.
Selain itu, iman kepada Allah SWT juga mencakup keyakinan terhadap keberadaan malaikat, kitab suci, rasul, hari akhir, dan takdir. Sebagai contoh, iman kepada malaikat mencakup keyakinan bahwa malaikat adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan untuk menjalankan tugas-tugas tertentu dalam mengatur alam semesta dan memenuhi perintah Allah SWT. Iman kepada kitab suci mencakup keyakinan bahwa kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT seperti Al-Quran dan Injil adalah sumber ajaran agama yang benar dan harus diikuti.
Dalam Islam, iman kepada Allah SWT merupakan hal yang sangat penting dan menjadi dasar dari setiap amal kebaikan yang dilakukan. Iman yang kuat kepada Allah SWT dapat memberikan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan dalam hidup. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menguatkan iman kepada Allah SWT dengan selalu memperbanyak ibadah, membaca Al-Quran, dan memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam.
2. Iman kepada malaikat Allah Yaitu keyakinan bahwa malaikat merupakan makhluk halus yang diciptakan Allah untuk melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan-Nya.
Iman kepada malaikat Allah SWT adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Iman ini mencakup keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat sebagai makhluk-Nya yang bersifat gaib dan tidak terlihat oleh manusia, namun memiliki keberadaan yang nyata dan berfungsi dalam mengatur alam semesta.
Malaikat merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya yang bersih dan suci. Mereka diberi tugas dan tanggung jawab oleh Allah SWT untuk menjalankan tugas-tugas tertentu, seperti menyampaikan wahyu kepada para nabi, mencatat amal manusia, menjaga makhluk hidup, dan lain-lain.
Iman kepada malaikat Allah SWT juga mencakup keyakinan terhadap sifat-sifat dan perbuatan mereka yang luhur, seperti kesetiaan, ketaatan, dan kepatuhan mereka kepada Allah SWT, serta peran mereka dalam membantu manusia memperoleh rahmat Allah SWT dan menghindari godaan syaitan.
Dalam Islam, iman kepada malaikat Allah SWT merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi bagian integral dari keimanan kepada Allah SWT. Iman yang kuat kepada malaikat Allah SWT dapat memberikan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan dalam hidup, serta dapat memperkuat ikatan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memperdalam pemahaman tentang malaikat dan memperkuat iman kepada mereka melalui mempelajari ajaran Islam yang benar dan beramal saleh.
3. Iman kepada kitab suci Yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.
Iman kepada kitab suci Allah SWT adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Iman ini mencakup keyakinan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab suci sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.
Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasul-Nya, seperti Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Iman kepada kitab suci Allah SWT juga mencakup keyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panduan bagi seluruh manusia hingga akhir zaman.
Dalam Islam, Al-Qur'an dianggap sebagai sumber hukum utama dan pedoman dalam kehidupan, yang mengandung petunjuk dan penjelasan tentang cara hidup yang baik, perilaku yang benar, serta bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT. Melalui iman kepada kitab suci Allah SWT, seseorang diharapkan dapat memperoleh rahmat dan berkah dari Allah SWT, serta dapat menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan keberkahan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari dan memahami isi Al-Qur'an serta kitab-kitab suci lainnya dengan sungguh-sungguh, serta menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, seseorang akan dapat memperkuat imannya kepada kitab suci Allah SWT dan mendapatkan keberkahan serta rahmat dari-Nya.
4. Iman kepada para nabi dan rasul Allah Yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah mengutus nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya untuk menyampaikan pesan-pesan dan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia.
Iman kepada para nabi dan rasul Allah SWT adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Iman ini mencakup keyakinan bahwa Allah SWT telah mengutus para nabi dan rasul untuk membawa ajaran-Nya kepada manusia, serta keyakinan bahwa nabi dan rasul tersebut memang benar-benar ada dan telah membawa risalah yang diwahyukan oleh Allah SWT.
Para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT memiliki tugas penting dalam membimbing manusia menuju jalan yang benar dan memperingatkan manusia tentang akhirat. Mereka juga diutus untuk mengajarkan ajaran-ajaran Allah SWT, memberi contoh hidup yang baik dan saleh, serta memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Dalam Islam, para nabi dan rasul dihormati sebagai teladan dan panutan bagi umat manusia. Di antara para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT.
Iman kepada para nabi dan rasul Allah SWT merupakan bagian integral dari keimanan seseorang dalam Islam. Dengan memperkuat iman kepada para nabi dan rasul, seseorang akan dapat memahami ajaran-ajaran agama dengan lebih baik, dan dapat meneladani perilaku yang baik dari para nabi dan rasul tersebut. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari dan memahami kehidupan dan ajaran-ajaran para nabi dan rasul, serta menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam tauladan Muhammad SAW.
5. Iman kepada hari akhir dan kebangkitan Yaitu keyakinan bahwa setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya dan akan diadili oleh Allah SWT pada hari kiamat. Selain itu, juga percaya pada adanya surga dan neraka sebagai tempat pahala dan siksaan bagi manusia.
Iman kepada hari akhir dan kebangkitan adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Iman ini mencakup keyakinan bahwa seluruh manusia akan dibangkitkan kembali setelah kematian, dan akan dihisab atau diadili atas segala perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Pada hari itu, Allah SWT akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan manusia, baik yang kecil maupun yang besar.
Iman kepada hari akhir juga mencakup keyakinan akan adanya surga dan neraka. Surga adalah tempat yang indah yang disediakan oleh Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sementara neraka adalah tempat yang penuh siksa bagi orang-orang yang tidak beriman dan melakukan perbuatan dosa.
Iman kepada hari akhir dan kebangkitan adalah bagian penting dari keyakinan seorang Muslim, karena keyakinan ini dapat membantu seseorang untuk mempersiapkan diri secara mental, spiritual, dan moral untuk menghadapi kehidupan di akhirat. Iman ini juga dapat membantu seseorang untuk memotivasi diri dalam melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa, karena seseorang yang beriman akan selalu mengingat bahwa segala perbuatan akan dihisab dan diadili pada hari akhir nanti.
Oleh karena itu, setiap Muslim diharapkan untuk memperkuat iman kepada hari akhir dan kebangkitan dengan membaca dan mempelajari ajaran-ajaran agama, beribadah dengan sungguh-sungguh, serta berusaha untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa.
6. Iman kepada qada dan qadar adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Iman ini mencakup keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia, baik itu kebaikan maupun keburukan, telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam ilmu-Nya yang Maha Luas, dan tidak ada yang terjadi di dunia ini kecuali atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT.
Iman kepada qada dan qadar juga mencakup keyakinan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun Allah SWT mengetahui segala pilihan dan tindakan manusia sebelum manusia memilih dan bertindak tersebut.
Iman kepada qada dan qadar sangat penting bagi seorang Muslim, karena dapat membantu seseorang menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan lapang dada dan penuh keikhlasan, serta tidak berputus asa dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup. Iman ini juga dapat membantu seseorang untuk mengembangkan sikap tawakal kepada Allah SWT, yaitu percaya dan mengandalkan sepenuhnya kekuasaan dan kehendak Allah SWT dalam segala hal yang terjadi di dunia ini.
Oleh karena itu, setiap Muslim diharapkan untuk memperkuat iman kepada qada dan qadar dengan memahami ajaran-ajaran agama, mengembangkan sikap tawakal dan sabar dalam menghadapi cobaan hidup, serta berusaha untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa, karena Allah SWT telah menetapkan segala balasan untuk perbuatan manusia di akhirat nanti.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis Junirullah
Referensi Buku dan Kitab:
Kitab al-Tauhid karya Muhammad ibn Abd al-Wahhab,
al-Aqidah al-Wasitiyah karya Ibnu Taimiyah,
al-Risalah al-Qushayriyah karya al-Qushayri,
https://quran.kemenag.go.id/- Qur’an Kemenag
http://quranindonesia.kemenag.go.id/ - Kemenag Aplikasi Al Qur'an rujukan resmi Indonesia
https://opac.perpusnas.go.id/ - Online Public Access Catalog Perpustakaan Nasional RI
Kitab Fiqih dalam Mazhab Syafi’i Rhl ;
1. Kitab-kitab Imam Syafi’i. “Al-Imla” dan “al-Hujjah” adalah kitab-kitab Qaul qadim yang digunakan lagi, kerana semua isinya sudah termasuk dalam kitab-kitab Qaul Jadid.
2. Kitab-kitab Imam Syafi’i yang diguna sebagai kitab induk adalah kitab Umm, Mukhtasar, Buwaiti dll.
3. Imam haramain mengikhtisarkan (memendekkan) kitab-kitab Imam syafi’i dengan kitabnya yang bernama “An-Nihayah.
4. Imam Ghazali memendekkan juga kitab-kitab Imam Syafi’i dengan kitab-kitabnya yang bernama Al-Basith, Al-wasith, Al-Wajiz.
5. Imam Ghazali juga mengikhtisarkan lagi dengan kitabnya yang bernama Al-Khulasah.
6. Imam Rafi’i mensyarahkan kitab Imam Ghazali Al-Wajiz dengan kitabnya yang bernama Al-‘Aziz.
7. Dan Imam Rafi’i juga memendekkan kitab Imam Ghazali Al-Khulasah dengan kitabnya yang bernama Al-Muharrar.
8. Imam Nawawi memendekkan dan menambah di sana sini kitab Al-Muharrar itu dengan kitabnya yang bernama MINHAJUT THALIBIN (Minhaj).
9. Kitab Imam Nawawi, Minhaj disyarahkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami dengan kitabnya Tuhfa, oleh Imam Ramli dengan kitabnya An Nihayah, oleh Imam Zakaria al-Anshari dengan kitabnya yang bernama Minhaj jug, oleh Imam Khatib Syarbaini dengan Mughni al-Muntaj. (Kitab-kitab tersebut dalam nomor 8 dan 9 ini banyak beredar di pasentren).
10. Dan Imam Rafi’i pernah mensyarah kitab karangan Imam Ghazali Al-Wajiz dengan kitabnya yang bernama Al-‘Ajiz.
11. Imam Nawawi pernah memendekkan kitab Imam Rafi’i denagn kitabnya yang bernama Ar-Raudhah.
12. Imam Quzwaini pernah memendekkan kitab Al-‘Ajiz dengan kitabnya yang bernama Al-Hawi.
13. Kitab Al-Hawi pernah diikhtisarkan oleh Ibnul Muqri dengan kitabnya yang bernama Al-Irsyad dan kitab al-Irsyad ini disyarah oleh Ibnu Hajar al-Haitami dengan kitabnya yang bernama Fathul Jawad dan juga dengan kitabnya yang bernama Al-Imdad.
14. Kitab Imam Nawawi bernama Ar-Raudhah pernah diiktisarkan oleh Imam Ibnu Muqri dengan nama Ar-Raudh dan oleh Imam mazjad dengan Al-Ubab.
15. Kitab Ibnul Muqri Al-Irsyad pernah disayarah oleh Imam Ibnu Hajar dengan kitabnya yang bernama Al-Imdad, dan dengan kitabnya bernama Fathul Jawad.
16. Kitab Ar-Raudh dari Ibnul Muqri pernah disyarah oleh Imam Zakaria Al-Anshari dengan nama Asnal Mathalib.
17. Imam Zakaria al-Anshari pernah mensyarah kitabnya yang bernama Al-Minhaj dengan kitabnya yang bernama Fathul Wahab.
Demikianlah keterangan ringkas daftar Pustaka, dan dari jalur kitab-kitab dalam Mazhab Syafi’i yang tersebut diatas sangat teratur rapi, yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. (ibaratnya dari pada penulis, ia bagaikan sebuah keluarga dari jalur keturunan).


terbitcomyt memberi reputasi
1
131
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan