- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cewek BO (1)


TS
ryanmallay2000
Cewek BO (1)
Rasa prihatinku muncul ketika melihat menyimak pemberitaan di TV tentang transaksi perzinahan di dunia maya.
bersambung,..
Untuk memperjelas rasa penasaran, aku coba mencari salah satu aplikasi tentang prostitusi online tersebut.
Setelah mengistalnya, aku mulai membuka fitur-fitur dan terpampang deretan wajah ayu di fitur tersebut yang dibawah nama masing-masing tertulis huruf “B.O”.
Akupun mempelajari maksud dari huruf yang seperti kode tersebut. BO singkatan dari Booking Order, artinya cewek yang bisa dibeli.
“Hi,..”, seperti yang lainnya, aku mulai menyapa salah satu penduduk dunia maya itu.
“Hi juga, mau BO Mas?”, balasnya.
“Iya, berapa?”, aku langsung to the point karena memang di chat yang ada diaplikasi itu tidak mengenal basa-basi.
“ST atau LT?”, tanyanya. Aku mulai bingung dengan istilah itu. Kalau aku tanya kepada dia, kelihatan sekali aku adalah pemula. Aku coba mencari bantuan melalui Mba Google.
Ternyata ST itu Short Time dan LT itu Long Time, tapi tidak ada ukuran batas waktu.
“ST berapa? LT berapa?”, kembali aku chat dirinya.
“ST 1*600K, 1 jam 800K, LT 2,5 jt”, dia menjawab.
Sebagai pemula aku bingung dengan angka-angka tersebut dan Mba Google juga tidak bisa memberi jawaban tentang kode tersebut, terpaksa aku berpura-pura bertanya kepada teman.
Temanku kaget, dia tidak menyangka aku masuk ke dunia itu karena memang keseharianku, aku jauh dari dunia itu. Namun setelah aku jelaskan maksudku, baru dia mengerti dan memberikan informasi tentang hal tersebut.
1*600K maksudnya sekali main harus membayar 600 ribu rupiah, 1 jam 800K artinya selama satu jam bersama dia, harus membayar 800 ribu rupiah dan LT 2,5jt yaitu dilayani dalam jangka waktu panjang, biasanya semalaman, harus membayar 2,5 juta rupiah.
“Gimana Mas?”, dia bertanya keputusanku karena memang dari tadi aku chat dengan teman sehingga kelamaan dia menunggu keputusanku.
“Bisa nego kah?”, aku berpura-pura nego. Sebenarnya aku bingung menjawab makanya keluarlah ide untuk nego. Kan biasa dalam bertransaksi tidak salah melakukan nego.
“Bisa, tapi include ya?”, jawabnya. Apa lagi maksudnya dengan include? Maklum aku baru pertama kali sehingga istilah-istilah itu menjadi asing bagiku apalagi arti kata itu memiliki makna berbeda dengan bahasa aslinya.
“Include aja Mas! Nanti kita diskusikan harganya, kalau mau saya kasih All Service”, belum terjawab kebingungan, dia kembali memberi tawaran.
“All Service apa aja Mba?”, tanyaku.
“HJ, BJ, FJ, dan apa aja yang Mas inginkan Aku layani!”, jawabnya.
Semakin aku bingung dengan istilah-istilah itu, dan langsung aplikasi itu aku hapus dari handphone.
>>>>>>
Keluhan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dalam hal finansial sering terdengar dari sebagian banyak orang apalagi pada masa-masa perputaran ekonomi yang menurun.
Tetapi anehnya, bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak justru masih banyak yang menghabiskan uangnya untuk membeli dosa. Padahal kalau menginginkan dosa, banyak yang gratis.
Ada tiga kebutuhan hidup, yaitu kebutuhan perut, kebutuhan atas perut dan kebutuhan bawah perut tetapi dalam pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan sikap yang bijak.
Jika kebutuhan perut diisi dengan makanan yang tidak benar yakinlah akan menjadi penyakit dan kalau diisi dengan yang tidak halal akan menjadi musibah.
Jika anda meraba diatas diagfragmaada segumpal daging yang menentukan perasaan anda, segumpal daging itu adalah hati, kalau sedikit tergores seluruh tubuh akan meriang meskipun tergores bukan karena pisau yang tajam.
Kebutuhan atas perut tersebut bersifat relative, bukan hanya karena terisinya kebutuhan perut atau tersalurnya kebutuhan bawah perut membuat hati menjadi senang namun masih ada satu syarat lagi yaitu pikiran yang harus tenang untuk membuat hati senang.
Kita fokus membahas kebutuhan di bawah perut, yang memang unik dan tidak membosankan untuk didiskusikan.
Dimulai dari menjelang baliq, seorang anak remaja sudah mulai menyukai lawan jenisnya, terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari.
Hanya karena terkadang orang tua masih beranggapan urusan tersebut adalah konsumsi orang dewasa dan tabu untuk didiskusikan dengan anak sehingga orang tua sering enggan memberi pembelajaran kepada putra-putri mereka.
Sang anak semakin dihantui oleh rasa penasaran yang mendalam dan memanfaatkan keterbukaan informasi saat ini, ia mendapat pelajaran tentang urusan dewasa tersebut dari dunia maya yang terkadang merupakan konten negative yang mengarah kepada prostitusi.
Orang tua pun sering mengultimatum anaknya dengan larangan-larangan yang membuat rasa penasaran anak semakin liar dan sang anakpun semakin gencar mencari konten-konten yang tidak pantas ditonton tersebut.
Konten-konten itu mengandung zat aditif yang membuat anak semakin candu. Diawali candu menyaksikan adegan hot tersebut semakin menambah rasa penasaran yang akhirnya sang anakpun melakukan kegiatan yang belum pantas ia kerjakan itu.
Lingkungan sosial yang kurang baik yang sering mempertontonkan hubungan terlarang dan bahkan kelahiran diluar pernikahan yang semakin marak membuat sang anak tidak lagi ketakutan kehilangan kesuciannya dan tidak suci dianggap sudah lumrah pada masa saat ini.
Anda yang masih suci jangan malah kecil hati dikala teman-teman anda bangga menceritakan kisah kencannya. Sesungguhnya mereka melakukan itu sudah tentu saat didampingi oleh para setan.
Sebelum anda sah menjadi suami/isteri, pertahankan kesucian anda bukan hanya karena menghindar dari perbuatan dosa tetapi jangan sampai kelak pada waktunya saat malam pertama, suami atau isteri anda protes karena menikahi seorang pramuria atau gigolo karena anda kehilangan kesucian.
Ingat sejarah diciptakannya kaum hawa, tercipta dari salah satu tulang rusuk adam. Artinya kesucian anda hanya untuk seorang yang sah meregutnya bukan diobral sebelum waktunya.
Gimana anda akan menjadi mutiara dalam keluarga kalau kesucian itu anda gadaikan ke lelaki lain? Kalau keturunan anda mengetahui hal ini, apakah layak anda dipanggil “Ibu” oleh mereka? Gimana kalau mereka mengikuti jejak anda? Ingat karma dan ingat pepatah, buah tidak akan jatuh jauh dari batangnya.
Kepada para orang tua.
Jangan lelah mengawasi putra/putri anda. Perubahan kehidupan sosial yang saat ini sangat dinamis terutama pergaulan di dunia maya, anda perlu tingkatkan pengawasan kepada putra/putri anda.
Jaman sudah berubah, kalau dulu nasehat orang tua menjadi pituah yang sangat sakral diterima si anak namun saat ini nasehat dinilai kolot oleh meraka. Tapi tidak juga secara sepihak kita bisa menyalahkan mereka.
Bila orang tua mengajarkan suatu nilai kehidupan kepada anak, missal; dulu orang tua kita mengatakan kepada puterinya “Jangan makan di depan pintu, nanti jodohmu akan menjauh”, kata-kata ini melekat di benak kita dan kita yakini kebenarannya.
Kata yang serupa juga kita katakan kepada anak kita maka si anak akan menjawab “Emang apa korelasinya makan di depan pintu dengan jodoh?”. Saat itu mungkin spontan kita akan memvonis anak tersebut pembangkang karena menjawab nasehat tersebut.
Tapi tidak demikian, jaman dulu kita belum mengenal dunia maya, kita hidup pada generasi X dan Y yang mana orang tua kita generasi Baby Boomerdan saat ini anak-anak kita masuk pada generasi Z dan Alpha.
Generasi baby boomerhidup pada jaman penjajahan yang situasinya cenderung dalam ketakutan sehingga nasehat generasi baby boomer lebih dominan mengatakan “larangan”.
Generasi X dan Y yang belum mengenal dunia maya, nasehat orang tuanya lah yang menjadi satu-satunya input baginya sedangkan generasi Z dan Alpha yang bahkan sebelum mereka lahir, kehidupan dunia maya sudah mengelilingi lingkungan mereka sehingga nasehat orang tua bukan satu-satunya input bagi mereka.
Tidak semua konten di dunia maya memiliki nilai positif bahkan konten negative bebas berkeliaran dan aksesnya lebih mudah didapati sehingga anak-anak kita bisa saja lebih dekat dengan dunia maya dari pada lingkungan keluarga apalagi keharmonisan rumah tangga tidak terasa hangat bagi sang anak.
Maka wajar si anak menjawab nasehat orang tuanya seperti itu. Seharusnya orang tua ikut bergabung dalam media sosial si anak walau hanya sebagai penonton dan dalam dunia maya itu orang tua akan mengetahui jenis lingkungan sosial maya yang diikuti si anak.
Setelah paham tingkat pergaulan mereka maka memberi nasehat kepada anak, tidak salah mengikuti pola pergaulan sosial maya tersebut.
Katakanlah “Jangan makan di depan pintu karena setiap orang yang akan lewat akan melihat dirimu dan menilai kamu tidak dapat menempatkan diri. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dirimu sendiri. Kalau kualitas dirimu dinilai rendah, orang yang suka padamu akan berpikir lagi melamarmu, itulah disebut jodoh menjauh”.
Dengan demikian si anak akan memahami alasannya dan tidak lagi mengatakan nasehat itu kolot atau mitos. Kalau kata-kata orang tua kita dulu kita ulangi kepada anak sama halnya dulu kita menerima nasi bungkus dan nasi itu kita berikan kepada anak maka wajar anak mengatakan “nasinya sudah basi”.
Termasuk dalam hal sex education, sebaiknya orang tualah yang pertama memberi pelajaran kepada anak-anaknya dengan pola komunikasi yang dapat diterima si anak bukan doktriner yang menakut-nakuti.
Jangan sampai mereka mendapat pelajaran dari dunia maya yang terkadang justru menjebak anak dalam pergaulan yang tidak baik.
bersambung,..


bukhorigan memberi reputasi
1
696
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan