- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Collections
Persoalan Keinginan


TS
iblast867583
Persoalan Keinginan

Ilustrasi ruang keinginan (Foto: Freepik)
Quote:
Keinginan adalah bagian manusia yang tidak bisa dielakkan. Bagian ini seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Ketika di fase kanak-kanak memiliki keinginan untuk bermain. Kala remaja ada keinginan ke arah romansa. Usia dewasa lalu berganti menjadi aktualisasi diri.
Dari keinginan pula manusia menjadi pembeda terhadap makhluk hidup lain. Hewan makan didorong oleh rasa kelaparan. Tumbuhan berfotosintesis didasari pembentukan zat makanan. Adapun manusia berbekal keinginan demi melangsungkan kehidupan.
Manusia yang berada bersama di dunia kemudian tidak bisa lepas dari keinginan. Keinginan untuk membeli makan membutuhkan penjual makanan dan keinginan penjual makanan supaya mendapat uang memutuskan dia berjualan.
Sebagaimana yang dilihat bersama perputaran semacam itu nanti mewujud juga pada urusan keinginan untuk memiliki keturunan membutuhkan pasangan dan keinginan pasangan supaya mendapat ikatan lahir serta batin melalui sebuah pernikahan.
Berdasarkan kondisi demikian keinginan menyertai manusia. Dengan kata lain, keinginan akan tetap ada selama manusia di dunia. Namun, muncul persoalan saat keinginan harus selalu dituntaskan. Manakala detik ini terdapat satu keinginan yang belum selesai, manusia tersebut lantas mengalami frustrasi.
Kepuasan
Manusia yang diberi anugerah berupa pikiran membuat dia memiliki kesadaran dan kesadaran berkaitan dengan kedirian. Kedirian lalu dapat diartikan dengan kemampuan manusia dalam mengenali diri dan diri merupakan konsepsi tentang tubuh.
Tubuh yang bertumpu pada indra mengakibatkan manusia memiliki keinginan yang beraneka ragam. Makan yang mula-mula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi malah bergeser pada kesenangan diri. Pakaian yang mula-mula bertujuan untuk melindungi tubuh dari sinar matahari malah bergeser pada memperhias diri. Uang pun tidak ketinggalan ikut barisan. Uang yang mula-mula bertujuan untuk alat tukar bagi manusia malah bergeser pada alat pemuas kebendaan.
Aspek awal yang meliputi beberapa hal tadi ternyata mengalami pergeseran nilai. Ia sekonyong-konyong berada di ranah kepuasan. Kepuasan merupakan keinginan yang langsung tersalurkan.
Segala keinginan yang langsung tersalurkan dapat membuat manusia tidak memusingkan sisi kedalaman. Misal fakta bahwa manusia mengada untuk menuju kematian. Akibatnya, manusia beranggapan waktu terus ada dan dia membuang waktu dengan percuma.
Kemelekatan
Indra yang mencerap dunia membawa manusia menyenangi benda. Ambil contoh handphone. Sejak bangun tidur sampai kembali di pembaringan manusia saat ini menggenggam alat itu melulu. Manusia tanpa sadar sudah mengalami kemelekatan. Kemelekatan merupakan gambaran manusia yang sulit lepas dari suatu hal.
Andai kata letak handphone tidak berdekatan dengan si pengguna sekonyong-konyong akan merasa gamang. Dalam hal ini manusia menjadi sulit mengenali diri. Gejala yang kentara berupa kecemasan, karena termasuk pada cakupan eksistensi.
Secara sederhana eksistensi ialah aktualitas manusia. Alasan di balik itu berupa manusia tidak bisa diam seperti benda. Kemengadaan dia selalu pada rentang menjadi yang berarti memiliki gerak-gerik menyempurnakan diri.
Pendek kata, kemelekatan manusia pada handphone sudah cukup mengkhawatirkan. Berada-di-dunia kini bertransformasi berada-di-www. Sejalan dengan hal itu, kebertubuhan manusia menyeberang ke dunia maya.
Konsekuensi dari yang disebutkan ialah interaksi dengan sesama bagai angin lalu yang rata-rata saling menundukkan kepala ditambah lagi mereka sibuk pada dunia masing-masing.
Kenestapaan
Manusia adalah subjek yang nestapa. Kenestapaan dia berasal dari dalam, karena di kemewaktuan harus mampu mengendalikan suasana hati. Sementara kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan merupakan deretan gangguan yang tetiba muncul begitu saja.
Kelebat pikiran dengan muatan harus melangsungkan keinginan untuk menjawab permasalahan dari kenestapaan ternyata setelah semua dilakukan bersifat sementara. Keinginan bermain gim yang terus menerus tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Keinginan bermain media sosial terus menerus tidak bisa membuat manusia tenang terkait menghadapi persoalan hidup. Apalagi keinginan mengejar kekayaan tidak bisa membuat manusia mengalami kebahagiaan.
Jalan Kesadaran
Jika memang seperti itu, maka seyogianya menyadari keinginan. Pasalnya, ia tidak bisa benar-benar dihindari maupun dituruti. Sewaktu menghindari keinginan manusia akan menggerus kedinamisan dan sewaktu menuruti keinginan lambat laun terarah pada kepayahan.
Keinginan diperoleh dari hasil pikiran yang memersepsi atas lingkungan. Kategori yang mendatangkan kepuasan mengisi ruang di sana sehingga gabungan antara ketidakberdayaan manusia dalam menghindari kenestapaan dan memiliki tujuan agar mendapatkan kepuasan melahirkan kemelekatan.
Usaha melatih keinginan yang berkesadaran membutuhkan proses panjang. Seumpama ada 100 keinginan mau diwujudkan lalu diturunkan menjadi 50 keinginan dan bila dirasa masih terlalu banyak sisakan hanya lima keinginan. Akan tetapi, kelimanya ialah inti dari seluruh keinginan. Setelah berada di posisi ini upayakan menerima kenyataan. Toh. Hidup ialah serangkaian kekosongan dan isi hidup bergantung pada kebijaksanaan tiap-tiap orang.
Menurut Descartes, otak kita sangat mirip dengan sebuah keranjang yang dipenuhi buah-buah apel. Ada yang bagus dan ada yang busuk. Cara untuk membersihkannya adalah dengan mengeluarkan apel-apel itu dari keranjang tersebut dan mulai memilih yang bagus satu demi satu untuk dimasukkan kembali ke dalam keranjang. Dengan demikian, kita dapat terbebas dari yang busuk dan menjaga muatan apel yang bagus. Tabik.
© MG - 2023
Dari keinginan pula manusia menjadi pembeda terhadap makhluk hidup lain. Hewan makan didorong oleh rasa kelaparan. Tumbuhan berfotosintesis didasari pembentukan zat makanan. Adapun manusia berbekal keinginan demi melangsungkan kehidupan.
Manusia yang berada bersama di dunia kemudian tidak bisa lepas dari keinginan. Keinginan untuk membeli makan membutuhkan penjual makanan dan keinginan penjual makanan supaya mendapat uang memutuskan dia berjualan.
Sebagaimana yang dilihat bersama perputaran semacam itu nanti mewujud juga pada urusan keinginan untuk memiliki keturunan membutuhkan pasangan dan keinginan pasangan supaya mendapat ikatan lahir serta batin melalui sebuah pernikahan.
Berdasarkan kondisi demikian keinginan menyertai manusia. Dengan kata lain, keinginan akan tetap ada selama manusia di dunia. Namun, muncul persoalan saat keinginan harus selalu dituntaskan. Manakala detik ini terdapat satu keinginan yang belum selesai, manusia tersebut lantas mengalami frustrasi.
Kepuasan
Manusia yang diberi anugerah berupa pikiran membuat dia memiliki kesadaran dan kesadaran berkaitan dengan kedirian. Kedirian lalu dapat diartikan dengan kemampuan manusia dalam mengenali diri dan diri merupakan konsepsi tentang tubuh.
Tubuh yang bertumpu pada indra mengakibatkan manusia memiliki keinginan yang beraneka ragam. Makan yang mula-mula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi malah bergeser pada kesenangan diri. Pakaian yang mula-mula bertujuan untuk melindungi tubuh dari sinar matahari malah bergeser pada memperhias diri. Uang pun tidak ketinggalan ikut barisan. Uang yang mula-mula bertujuan untuk alat tukar bagi manusia malah bergeser pada alat pemuas kebendaan.
Aspek awal yang meliputi beberapa hal tadi ternyata mengalami pergeseran nilai. Ia sekonyong-konyong berada di ranah kepuasan. Kepuasan merupakan keinginan yang langsung tersalurkan.
Segala keinginan yang langsung tersalurkan dapat membuat manusia tidak memusingkan sisi kedalaman. Misal fakta bahwa manusia mengada untuk menuju kematian. Akibatnya, manusia beranggapan waktu terus ada dan dia membuang waktu dengan percuma.
Kemelekatan
Indra yang mencerap dunia membawa manusia menyenangi benda. Ambil contoh handphone. Sejak bangun tidur sampai kembali di pembaringan manusia saat ini menggenggam alat itu melulu. Manusia tanpa sadar sudah mengalami kemelekatan. Kemelekatan merupakan gambaran manusia yang sulit lepas dari suatu hal.
Andai kata letak handphone tidak berdekatan dengan si pengguna sekonyong-konyong akan merasa gamang. Dalam hal ini manusia menjadi sulit mengenali diri. Gejala yang kentara berupa kecemasan, karena termasuk pada cakupan eksistensi.
Secara sederhana eksistensi ialah aktualitas manusia. Alasan di balik itu berupa manusia tidak bisa diam seperti benda. Kemengadaan dia selalu pada rentang menjadi yang berarti memiliki gerak-gerik menyempurnakan diri.
Pendek kata, kemelekatan manusia pada handphone sudah cukup mengkhawatirkan. Berada-di-dunia kini bertransformasi berada-di-www. Sejalan dengan hal itu, kebertubuhan manusia menyeberang ke dunia maya.
Konsekuensi dari yang disebutkan ialah interaksi dengan sesama bagai angin lalu yang rata-rata saling menundukkan kepala ditambah lagi mereka sibuk pada dunia masing-masing.
Kenestapaan
Manusia adalah subjek yang nestapa. Kenestapaan dia berasal dari dalam, karena di kemewaktuan harus mampu mengendalikan suasana hati. Sementara kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan merupakan deretan gangguan yang tetiba muncul begitu saja.
Kelebat pikiran dengan muatan harus melangsungkan keinginan untuk menjawab permasalahan dari kenestapaan ternyata setelah semua dilakukan bersifat sementara. Keinginan bermain gim yang terus menerus tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Keinginan bermain media sosial terus menerus tidak bisa membuat manusia tenang terkait menghadapi persoalan hidup. Apalagi keinginan mengejar kekayaan tidak bisa membuat manusia mengalami kebahagiaan.
Jalan Kesadaran
Jika memang seperti itu, maka seyogianya menyadari keinginan. Pasalnya, ia tidak bisa benar-benar dihindari maupun dituruti. Sewaktu menghindari keinginan manusia akan menggerus kedinamisan dan sewaktu menuruti keinginan lambat laun terarah pada kepayahan.
Keinginan diperoleh dari hasil pikiran yang memersepsi atas lingkungan. Kategori yang mendatangkan kepuasan mengisi ruang di sana sehingga gabungan antara ketidakberdayaan manusia dalam menghindari kenestapaan dan memiliki tujuan agar mendapatkan kepuasan melahirkan kemelekatan.
Usaha melatih keinginan yang berkesadaran membutuhkan proses panjang. Seumpama ada 100 keinginan mau diwujudkan lalu diturunkan menjadi 50 keinginan dan bila dirasa masih terlalu banyak sisakan hanya lima keinginan. Akan tetapi, kelimanya ialah inti dari seluruh keinginan. Setelah berada di posisi ini upayakan menerima kenyataan. Toh. Hidup ialah serangkaian kekosongan dan isi hidup bergantung pada kebijaksanaan tiap-tiap orang.
Menurut Descartes, otak kita sangat mirip dengan sebuah keranjang yang dipenuhi buah-buah apel. Ada yang bagus dan ada yang busuk. Cara untuk membersihkannya adalah dengan mengeluarkan apel-apel itu dari keranjang tersebut dan mulai memilih yang bagus satu demi satu untuk dimasukkan kembali ke dalam keranjang. Dengan demikian, kita dapat terbebas dari yang busuk dan menjaga muatan apel yang bagus. Tabik.
© MG - 2023
0
256
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan