5 Tips Yang Wajib Dilakukan Oleh Para Pendonor Darah Rutin Wanita
1. Makanlah Makanan Yang Tinggi Zat Besi
Faktanya, wanita usia subur jauh lebih berisiko untuk kekurangan zat besi daripada pria usia subur. Hal ini disebabkan karena wanita usia subur kehilangan zat besi di dalam tubuhnya melalui perdarahan menstruasi setiap bulannya dan perdarahan setelah melahirkan anak. Apalagi jika Anda adalah seorang wanita pendonor darah rutin. Anda jauh lebih berisiko mengalami kekurangan zat besi apabila dibandingkan dengan wanita normal.
Oleh karena itu, asupan zat besi yang cukup sangatlah penting untuk menjaga tubuh Anda supaya tidak kekurangan zat besi.
Makanlah makanan yang tinggi zat besi. Dalam makanan, terdapat 2 macam zat besi, yaitu zat besi heme (ferro) dan zat besi non heme (ferri). Zat besi heme (ferro) terdapat di dalam makanan yang berasal dari hewan, antara lain daging sapi, daging kerbau, daging ayam, daging babi, kuning telur, ikan, hati dan limpa. Sedangkan zat besi non heme (ferri) terdapat di dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, antara lain bayam, kale, brokoli, kismis dan pisang (
SUMBER 1). Bila perlu, minumlah suplemen zat besi satu kali sehari.
2. Tidak Boleh Donor Darah Apabila Anda Sedang Menstruasi
Menstruasi merupakan kodrat setiap wanita usia subur. Ketika menstruasi, Anda kehilangan volume darah sebanyak
sekitar 30-50 mL per periode menstruasi serta kehilangan zat besi sebanyak
sekitar 1 mg per periode menstruasi.
Ketika donor darah, Anda kehilangan volume darah sebanyak sekitar 350 mL serta kehilangan zat besi sebanyak sekitar 185 mg. Sehingga, apabila Anda mendonorkan darah Anda ketika Anda sedang menstruasi, Anda akan mengalami anemia serius karena terjadi kehilangan darah dari dua tempat. Selain itu, apabila Anda mendonorkan darah Anda ketika Anda sedang menstruasi, kualitas sel darah merah Anda akan berkurang karena kadar zat besi di dalam tubuh Anda juga berkurang, sehingga tidak dapat memberikan manfaat yang besar bagi orang yang menerima darah Anda.
Oleh karena itu, tunggulah 3 hari setelah periode menstruasi Anda benar-benar selesai, barulah Anda boleh mendonorkan darah.
3. Tidak Boleh Donor Darah Apabila Anda Sedang Hamil
Larangan donor darah ketika Anda sedang hamil bukan tanpa alasan. Alasannya, karena pada saat Anda sedang hamil, darah Anda banyak dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Khususnya apabila usia kehamilan Anda sudah di atas 20 minggu.
Faktanya, setiap ibu hamil pasti akan mengalami penambahan volume darah sebesar 50% dari volume darah normal ketika memasuki usia kehamilan 20 minggu (
SUMBER 2). Penambahan volume darah ini bukan tanpa alasan. Penambahan volume darah ini diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang janin di dalam kandungan.
Apabila Anda mendonorkan darah Anda ketika Anda sedang hamil (di usia kehamilan berapapun), janin Anda akan mati di dalam kandungan, sehingga Anda akan mengalami keguguran atau janin Anda akan lahir dalam keadaan sudah mati.
Apabila Anda sedang hamil dan Anda memutuskan untuk mendonorkan darah, tunggulah 6 bulan setelah Anda melahirkan secara normal, tunggulah 12 bulan setelah Anda melahirkan secara operasi
caesar dan tunggulah 3 bulan setelah Anda benar-benar selesai menyusui bayi Anda. Setelah itu, barulah Anda boleh mendonorkan darah.
4. Donorkan Darah Anda Setiap 90 Hari Sekali
Menurut aturan resmi dari dokter, donor darah boleh dilakukan siapa saja (baik pria maupun wanita) setiap 60 hari sekali. Akan tetapi, wanita lebih dianjurkan untuk mendonorkan darahnya setiap 90 hari sekali. Mengapa demikian?
Pertama,
wanita usia subur memiliki kadar zat besi yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pria usia subur. Hal ini disebabkan karena wanita usia subur kehilangan zat besi di dalam tubuhnya melalui perdarahan menstruasi setiap bulannya dan perdarahan setelah melahirkan. Sehingga, apabila Anda mendonorkan darah Anda terlalu sering, dikhawatirkan tubuh Anda akan kekurangan zat besi. Kedua,
hormon testosteron pada pria merangsang sumsum tulang pria untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah daripada wanita. Sehingga, apabila Anda mendonorkan darah Anda terlalu sering, dikhawatirkan Anda akan kekurangan sel darah merah (anemia). Oleh karena itu, anjuran kepada wanita untuk lebih baik mendonorkan darahnya setiap 90 hari sekali bukan tanpa alasan.
5. Selalu Terapkan Gaya Hidup Sehat
Darah yang diperoleh dari pendonor darah yang sehat akan memberikan manfaat yang besar bagi penerimanya. Oleh karena itu, jangan pernah sepelekan anjuran untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat.
Adapun yang dimaksud dengan menerapkan gaya hidup sehat, antara lain:
1. Tidak merokok
2. Tidak mengonsumsi alkohol
3. Mengelola stres dengan baik
4. Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang
5. Istirahat yang cukup
6. Berolahraga secara teratur
7. Rutin memeriksakan kesehatan secara berkala
Apabila Anda sudah menerapkan gaya hidup sehat dengan baik, niscaya darah yang Anda donorkan pasti akan berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi orang yang menerima darah Anda.