Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan membahas tentang perdarahan vitreus.
, gue menulis thread ini karena dulu, sekitar bulan Agustus tahun 2019, gue pernah mengalami perdarahan vitreus di mata kanan gue.
Awalnya gue sempat heran, mengapa dalam 5 hari terakhir (pada bulan Agustus tahun 2019) pandangan mata gue kok terhalang oleh kabut merah tebal. Namun gue takut datang ke dokter mata, takut kalau tiba-tiba gue disuruh operasi. Karena gue penasaran dengan masalah kesehatan yang gue derita, gue langsung
di internet dengan kata kunci "red haze vision". Ternyata gue mengalami perdarahan vitreus Gan/Sist
.
Gue mencoba untuk memandang sambil berbaring untuk memastikan bahwa gue benar-benar mengalami perdarahan vitreus. Ternyata, setelah gue mencoba untuk berbaring, posisinya kabut merah tersebut langsung berkumpul di bagian "atas" pandangan mata gue dan warna kabut merahnya menjadi lebih pekat sampai berubah warna menjadi hitam. Gue sempat panik Gan/Sist, gue takut kalau gue tiba-tiba kehilangan penglihatan
.
Namun puji Tuhan, lama-kelamaan kabut merah tersebut memudar dengan sendirinya tanpa penanganan medis dan tidak menghalangi pandangan mata gue lagi. Sekarang, penglihatan di mata kanan gue sudah bersih dan sudah tidak terhalang oleh kabut merah lagi.
.
Langsung saja, yuk, kita ke topik utamanya.
PERDARAHAN VITREUS
Perdarahan vitreus merupakan suatu masalah penglihatan di mana terdapat darah di dalam cairan vitreus. Cairan vitreus sendiri merupakan cairan yang terletak di antara lensa dan retina di dalam bola mata. Pandangan mata dihasilkan dari cahaya yang melewati cairan vitreus yang bening dan membentuk bayangan gambar di retina mata.
Cairan vitreus terdiri dari 99% air. Sisanya adalah kolagen dan asam hialuronat yang membuat cairan vitreus menjadi bertekstur setengah padat. Cairan vitreus berwarna bening, bervolume sekitar 4 mL dan menempati 80% ruang di dalam masing-masing bola mata.
Pada perdarahan vitreus, darah dalam jumlah yang sedikit dapat menyebabkan pandangan mata menjadi kabur. Sedangkan darah dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan cairan vitreus menjadi buram dan dapat menyebabkan kehilangan hampir seluruh pandangan mata.
Tipe-tipe Perdarahan Vitreus
Menurut letaknya darah, perdarahan vitreus dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Tipe pra retinal
Darah terletak di depan retina mata. Cairan vitreus terkandung di dalam suatu membran. Membran ini terlepas, sehingga darah mengumpul di antara membran dan retina. Darah tidak menggumpal dan dapat memiliki tingkat atas yang berbeda.
2. Tipe intravitreal
Darah bercampur dengan zat-zat di dalam cairan vitreus. Walaupun darah tersebar di dalam gel cairan vitreus, darah dapat mengendap karena adanya gaya gravitasi. Darah di dalam cairan vitreus menggumpal dengan cepat, karena gel cairan vitreus bersifat mendorong penggumpalan darah. Darah pada mulanya berwarna merah, tetapi berubah warna menjadi coklat atau kuning seiring berjalannya waktu. Sel-sel darah merah tetap utuh selama berbulan-bulan, hingga akhirnya dihancurkan oleh sel-sel makrofag. Zat besi yang dilepaskan dari proses penghancuran sel-sel darah merah tersebut dapat merusak sel-sel retina.
Penyebab Perdarahan Vitreus
Perdarahan vitreus dapat terjadi karena gangguan lokal pada bola mata, serta beberapa penyakit lainnya yang menyerang tubuh.
1. Diabetes
Ini adalah penyebab perdarahan vitreus yang paling sering, khususnya apabila kedua bola mata sama-sama terlibat. Pembuluh darah baru berkembang di retina, suatu keadaan yang disebut sebagai retinopati diabetik proliferatif. Pembuluh darah ini rapuh dan sering mengalami pendarahan. Pertumbuhan pembuluh darah baru tersebut disebabkan karena aliran darah retina yang tidak lancar dan dirangsang oleh zat-zat seperti
vascular endothelial growth factor(VEGF) dan
insulin-like growth factor.
2. Terbentuknya pembuluh darah baru
Selain diabetes, masalah kesehatan lainnya seperti siklemia (anemia sel sabit), sumbatan vena retina, vaskulitis (penyakit Eales dan vaskulitis jenis lainnya), sindrom iskemik okular, dan retinopati pada bayi prematur juga dapat menyebabkan tidak lancarnya aliran darah di retina. Akibatnya, VEGF dan faktor-faktor lainnya merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang rapuh dan mudah pecah.
3. Pecahnya pembuluh darah normal
Pembuluh darah normal di dalam bola mata juga dapat menyebabkan bocornya darah apabila pecah. Cairan vitreus menempel pada lensa mata di bagian depan dan pada retina di bagian belakang. Lepasnya membran vitreus posterior merupakan kerusakan pada tempat menempelnya membran vitreus pada retina mata dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan ini dapat berupa pra retinal atau intravitreal.
4. Cedera pada mata
Cedera mata adalah penyebab perdarahan vitreus yang paling sering pada orang-orang di bawah 40 tahun dan lebih sering terjadi pada laki-laki. Cedera mata dapat berupa trauma tumpul mata (misalnya, terkena bola tenis) atau trauma tembus mata.
5. Robekan retina dan lepasnya retina
Robekan pada retina dapat merusak pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. Kebutaan permanen dapat terjadi apabila tidak segera ditangani.
6. Penyebab lainnya
Age-related macular degeneration (AMD) neovaskuler,
idiopathic polypoidal choroidal vasculopathy (IPCV), makroaneurisma arteri retina, dan retinopati valsava dapat menyebabkan perdarahan vitreus. Operasi mata dan beberapa jenis tumor juga dapat menyebabkan perdarahan vitreus.
Obat-obatan antikoagulan seperti aspirin dan warfarin tidak menyebabkan atau memperburuk perdarahan vitreus. Pada kasus perdarahan vitreus, obat-obatan penting ini tidak perlu dihentikan konsumsinya.
Gejala-gejala Perdarahan Vitreus
Perdarahan vitreus dapat menyebabkan hilangnya hampir seluruh penglihatan tanpa disertai rasa sakit. Hal ini terjadi apabila terdapat cukup darah untuk membuat cairan vitreus menjadi buram. Pada kasus ini, penderita perdarahan retina mungkin hanya bisa membedakan mana terang dan mana gelap. Jumlah perdarahan yang lebih sedikit dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Pada kasus ini, penderita perdarahan retina dapat melihat bintik gelap, sarang laba-laba, kabut, bayangan, atau
floaters. Penderita perdarahan retina juga dapat menemukan adanya semburat berwarna merah yang menyebar menghalangi pandangan mata.
Hilangnya penglihatan seringkali lebih buruk di pagi hari karena darah berkumpul di bagian belakang mata dan menutupi makula, yaitu bagian dari retina yang memberikan ketajaman penglihatan paling tajam.
Pengobatan Perdarahan Vitreus
Perdarahan vitreus merupakan suatu keadaan yang darurat karena dapat menyebabkan kebutaan permanen. Temuilah dokter atau pergilah ke instalasi gawat darurat rumah sakit segera setelah menemukan adanya gejala dari perdarahan vitreus. Langkah pertama yang dilakukan oleh dokter mata adalah mengecek adanya robekan retina atau lepasnya retina yang dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Dokter mata akan memeriksa mata dengan menggunakan
slit lamp untuk mengetahui apa penyebab perdarahan vitreus. Dokter mata juga akan mengukur tekanan bola mata (tekanan intraokular) untuk mendeteksi adanya glaukoma, lepasnya retina mata, cedera bola mata, atau tumor. Pemeriksaan bagian dalam mata dengan oftalmoskop sangatlah penting untuk mendeteksi adanya robekan pada retina. Apabila cairan vitreus buram dan retina tidak terlihat, penderita perdarahan retina mungkin memerlukan pemeriksaan USG bola mata.
Apabila tidak ada robekan retina atau lepasnya retina, dokter mata akan menyuruh penderita perdarahan retina untuk menunggu hingga perdarahan sembuh. Perdarahan vitreus dapat sembuh dengan sendirinya selama beberapa bulan. Apabila perdarahan vitreus sangat berat, dokter mungkin memutuskan untuk melakukan operasi.
Apabila perdarahan vitreus tidak kunjung bersih dalam 3 bulan, dokter mungkin menyarankan tindakan operasi untuk mengembalikan pandangan mata yang normal. Apabila kedua mata sama-sama mengalami perdarahan vitreus, dokter mungkin menyarankan tindakan operasi lebih awal. Perdarahan vitreus yang disebabkan karena trauma membutuhkan tindakan operasi segera.
Tindakan Operasi Untuk Perdarahan Vitreus
Tersedia beberapa pilihan metode operasi untuk mengobati perdarahan vitreus. Dokter akan memilih metode yang mana yang paling tepat dengan kasus perdarahan vitreus yang dialami oleh pasien.
1. Vitrektomi
Pendarahan retina yang berlarut-larut diobati dengan vitrektomi. Seluruh cairan vitreus diangkat dan diganti dengan larutan garam. Dokter bedah kemudian dapat melihat retina dengan jelas dan mengangkat pembuluh darah baru atau benda asing dari dalam bola mata. Metode ini juga dapat memperbaiki robekan pada retina mata.
2. Krioterapi retina anterior
Perdarahan retina yang baru merespon dengan baik terhadap pengobatan krioterapi. Darah dihancurkan dan dibersihkan dengan lebih cepat. Namun, pengobatan ini menyebabkan peradangan dan produksi fibrin dan dapat berujung pada lepasnya retina. Merode ini sangat tepat untuk orang yang pernah menjalani vitrektomi sebelumnya dan mengalami perdarahan lagi.
3. Suntikan antiangiogenik intravitreal
Bevacizumab dan ranibizumab adalah obat-obatan yang menghambat produksi zat VEGF. Dengan metode pengobatan ini, pembentukan pembuluh darah baru berhenti, sehingga perdarahan vitreus yang lebih lanjut dapat dicegah. Metode ini tepat untuk perdarahan vitreus yang disebabkan karena retinopati diabetik proliferatif.
4. Fotokoagulasi laser
Pada metode pengobatan ini, laser digunakan untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan pembuluh darah baru lainnya. Metode ini merupakan metode pengobatan pilihan pada orang-orang dengan proliferasi pembuluh darah.
SUMBER