Malam itu terlihat seorang wanita sedang bertengkar dengan seorang laki- laki paruh baya yang duduk dikursi roda, mereka bertengkar di hunian apartemennya. Sedangkan laki-laki lain, sedang mengawasi pertengkaran mereka disebrang gedung apartemen.



Cerita, dimulai dengan padatnya tamu yang sedang mondar-mandir di sebuah Hotel bernama Golden Seoul Hotel. Kala itu Ju Hee, seorang Pastry Chef sedang sibuk mempersiapkan pekerjaannya. Ditengah kesibukannya itu, seseorang menghampirinya dengan ekspresi yang sangat marah. Ju Hee dimarahi habis habisan oleh atasannya karena kue yang dibuatnya, ternyata sudah basi dan berjamur. Ju Hee terheran, karena kuenya tidak mungkin berjamur dengan cepat. Ia terdiam, dan menghampiri rekan kerjanya bernama Hana.


Kembali ke malam hari sebelumnya, Ju Hee ini sedang bertengkar dengan ayahnya yang selalu membela kakak perempuannya bernama Ju Naa. Ju Naa merupakan seorang pengangguran yang suka menghabiskan uang ayahnya untuk minum dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Ju Hee ini kesal, karena kerja kerasnya selama ini hanya untuk menghidupi ayahnya yang sakit dan kakaknya yang pengangguran.


Ditempat kerjanya, Hana sedang ketakutan karena diancam akan dipecat karena kesalahannya dan Ju Hee. Ju Hee menghampiri Hana dengan rasa cemas, pasalnya pekerjaan ini adalah satu satunya yang ia harapkan karena ia adalah tulang punggung keluarga. Untungnya Hana dan Ju Hee hanya diistirahatkan seminggu saja oleh Managernya.

Ditengah kesibukannya melanjutkan pekerjaanya, ayah Ju Hee khawatir dan menghubungi Ju Hee untuk kesekian kalinya. Ju Hee bingung, harus mengangkat telpon ayahnya atau melanjutkan pekerjaannya, karena ini hari terakhirnya bekerja setelah besok harus libur selama sepekan. Akhirnya Ju Hee ijin sebentar ke kamar mandi untuk mengangkat telponnya. Ayah menangis setelah kakaknya tidak dapat dihubungi seharian, setelah pertengkarannya dengan Ju Hee semalam. Ju Hee sendiri yakin, kakaknya hanya butuh waktu sendiri untuk introspeksi diri. Namun ayahnya berperasangka lain bahwa kakak Ju Hee diculik oleh salah satu temannya karena belum membayar hutang.


Setelah selesai bekerja, Ju Hee dan ayahnya bersiap menuju kantor polisi untuk melaporkan kehilangan kakaknya setelah 24jam tak bisa dihubungi. Seorang ketua detektif dan rombongannya akhirnya dikerahkan untuk menangani kasus hilangnya kakak Ju Hee bernama Jang Ju Naa. Detektif Lee bersama rekannya ditugaskan menyelidiki kasus ini oleh atasannya. Detektif Lee datang ke hunian Ju Hee untuk mengecak CCTV yang ada di setiap sudut apartemen.


Keesokan harinya, Detektif Lee dan rekannya tidak sekalipun menemukan kejanggalan terjadinya pembunuhan atau penganiayaan. Hanya saja ketika kakak Ju Hee keluar hunian dimalam hari, CCTV menunjukkan ia keluar menggunakan lift. Namun digerbang utama apartemen tidak ada tanda tanda ia keluar dari wilayah apartemen tersebut. Rekan Detektif Lee menduga, bahwa kakak Ju Naa diculik oleh salah satu orang yang menempati hunian sama diwilayah tersebut.

Ju Hee ini khawatir, karena selama 4 hari kakaknya menghilang ayahnya seperti orang gila yang kehilangan akalnya. Sebetulnya ia sangat senang kakaknya menghilang, sehingga ia tidak akan terganggu lagi olehnya. Pagi itu, detektif Lee kembali mengunjungi hunian Ju Hee. Ia kaget karena huniannya sangat berantakan oleh ayahnya yang seperti orang tak waras. Ju Hee mempersilahkan masuk, dan kembali menyelidiki kasus kakaknya yang belum ada perkembangan. Melihat gelagat Ju Hee yang tak sedih, detektif curiga bahwa sebetulnya Ju Hee sendiri yang menyandra kakaknya. Namun detektif Lee masih ingin menyelidiki lebih dalam lagi.


Seminggu setelah hilangnya sang kakak, Ju Hee akhirnya siap bekerja kembali meskipun terasa berat. Manager Ju Hee berpesan, agar ia tak lagi membuat masalah yang berakibat fatal dan tak segan untuk memecatnya.

Sepulang dari kerja, Ju Hee dihubungi detektif Lee yang menemukan kejanggalan disebuah hunian yang bersebelahan dengan hunian Ju Hee. Melihat dari CCTV tersebut, detektif Lee melihat seseorang mencurigakan berpakaian serba hitam menenteng koper dan terburu buru untuk masuk kedalamnya. Ju Hee bingung, pasalnya, orang yang menempati hunian sebelah kanan adalah Hana teman kerjanya. Dan sebelah kirinya adalah hunian kosong, Ju Hee langsung menghubungi Hana yang ternyata ponselnya mati.

Hari ini, Ju Hee bekerja dipagi hari. Sedangkan Hana bekerja disore hari bergantian dengan Ju Hee

Ju Hee bergegas pulang menuju hunian Hana. Saat sampai ia kaget melihat bercak darah ada lantai depan hunian Hana. Sambil menangis, Ju Hee memanggil Hana dan takut ada sesuatu yang menimpa rekan kerjanya itu. Anehnya pintu tidak dikunci, setelah masuk ia kaget melihat Hana yang tergantung dibalkon huniannya. Sedangkan dibawah, ada koper berceceran darah. Ju Hee syok dan pingsan ditempat.

Detektif Lee khawatir dan menghampiri Ju Hee dihunian Hana, ia langsung mengerahkan tim kepolisian untuk menyelidiki kasus terbunuhnya Hana. Mengejutkannya lagi, polisi menemukan mayat lagi didalam koper tersebut yang sudah dimutilasi, bau busuk menyebar diseisi hunian tersebut.


Tim forensik menemukan ada keanehan dikedua mayat tersebut. Ia mengatakan bahwa jasad Hana sepertinya dicekik terlebih dahulu baru digantungkan yang seolah olah ia sedang bunuh diri. Sedangkan mayat yang berada di koper, adalah mayat Ju Naa yang sudah tak utuh.

Ju Hee sedikit merasa sedih atas meninggalnya kakak dan rekan kerjanya tersebut. Ia tak habis pikir akan kehilangan dua orang yang dekat dengannya.