Kaskus

Story

naimatunn5260Avatar border
TS
naimatunn5260
Cinta Dari Mas Santri
Cinta Dari Mas Santri

Part 1
Karena kamu

[Assalamualaikum, besok pulang kuliah jam berapa?]

[Waalaikumsalam, jam dua siang, ada apa , Mas?]

[Ok. Aku tunggu di mushalla, assalamualaikum]

[Waalaikumsalam ….]

Selalu seperti itu. Singkat tanpa ada panggilan sayang atau rindu.

Fatma adalah seorang mahasiswi di Fakultas Sastra. Dia bisa menempuh pendidikan di universitas favorit di Kota Atlas ini melalui pemilihan bibit unggul daerah atau PBUD.

Ahmad, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi. Sejak satu bulan yang lalu telah menghiasi mimpi Fatma. Yah … soalnya mereka lebih sering bertemu di mimpi, dari pada di dunia nyata.

Menurut Fatma, Ahmad akan muncul dan menghilang semau dia. Katanya dia sibuk mengurus pondok dan anak yatim. Ya, Ahmad adalah adik dari pengurus pondok pesantren di daerahnya. Menghadapi itu, Fatma berusaha percaya dan bersabar, walau harus menahan rindu.

***

"Assalamualaikum!" kata Ahmad sambil duduk di sebelah Fatma.

"Waalaikumsalam," jawab Fatma.

Fatma berusaha tersenyum menyambut kedatangan Ahmad. Belajar jadi wanita solehah. Padahal dalam hati sebel karena Fatma selalu datang lebih dulu.

"Maaf, telat lima menit. Senyumnya yang ikhlas, ya!" rayu Ahmad.

"Iya," jawab Fatma manggut-manggut.

"Bersamaku, kamu harus sabar. Mungkin waktu untuk bersama kita tidak banyak. Tapi aku serius dengan kedekatan kita ini," ucap Ahmad.

"Iya." Mendengar jawaban Ahmad, Fatma seperti berhenti bernafas. Perempuan mana sih yang tidak senang kalau dengar kata serius? wkwkwk

"Cida," kata Ahmad sambil menatap mata Fatma.

"Apa? Cida? Siapa Cida?" berondong Fatma dengan nada cemburu.

"Eit, jangan marah! Cida itu singkatan."

"Singkatan apa?"

"Calon istri dunia akhirat," lanjut Ahmad sambil mengerlingkan matanya.

"Oooh … itu." Fatma bengong seperti kehilangan kata-kata. Fatma Seakan ingin menghentikan waktu dan mengajaknya menikmati desiran indah dalam hatinya.

"Mulai sekarang aku akan memanggilmu Cida!"

"Iya, bo– boleh."

"Ya udah. Aku ada pertemuan dengan para donatur rumah yatim. Aku permisi, ya! Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Fatma lemes. Pertemuan mereka ya hanya seperti itu. Bertemu di jalanan kampus, ngobrol sambil melihat orang lalu lalang. Atau kadang hanya ber say hello di mushola kampus.

Ting …

Belum sempat Fatma meninggalkan tempat duduk, hpnya berbunyi, ada pesan masuk, dari Ahmad.

[Cida kalau pakai rok pasti cantik!]

Pandangan Fatma beralih ke arah Ahmad. Dilihatnya Ahmad sedang menghadapnya sambil melambaikan tangan, lalu mengacungkan jempolnya.

Fatma ikut melambaikan tangannya. Tingkah mereka sudah seperti film Bollywood. Tangan Fatma baru turun setelah bayangan Ahmad menghilang di tikungan.

Fatma kembali membaca pesan dari Ahmad. Lalu pandangannya menyapu penampilannya.
Sepatu kets, celana jeans, jaket sport, tas ransel, serta jilbab sebatas pundak. padahal Fatma sudah nggak punya rok. Waktu Sekolah dulu sih punya rok, iya rok sekolah.

Sebenarnya, Fatma merasa terharu dengan pesan yang disampaikan Ahmad. Setiap pertemuan, selalu ada saja yang disampaikan Ahmad untuk perbaikan dirinya. Ahmad tidak pernah memaksa Fatma untuk melakukan.

Sebelum pulang ke kos, Fatma mampir ke gerai pakaian muslimah. Di sana ia melihat berderet rok dengan aneka model dan warna.

"Permisi, Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pramuniaga.

"Anu, Mbak. Saya mau cari rok, tapi bingung. Ternyata banyak modelnya, ya," jawab Fatma sambil menggaruk kepalanya yang nggak gatal.

"Sebelumnya, Mbak biasa pakai rok yang model apa?"

"Yang model belah satu di tengah itu, Mbak!Rok yang biasa dipakai anak sekolah." jelas Fatma.

"Mbak terakhir pakai rok kapan? Biar tahu ukurannya apa," jawab pramuniaga sambil mengambil beberapa model rok terbaru.

"Terakhir pakai rok ya waktu sekolah, Mbak. Rok yang saya maksud tadi itu rok sekolah, Mbak!"

"O ... saya paham masalah Mbak, eh namanya siapa Mbak? Saya Andira," tukas pramuniaga itu.

"Saya Fatma, sepertinya kita seumuran, deh. Nggak usah pakai mbak-mbak segala boleh?"

"Ok, Fatma. Ini ada beberapa model rok terbaru, silakan dicoba di kamar pas."

Fatma yang memang butuh seorang konsultan per erokan pun menurut. Dicobanya satu persatu rok yang disodorkan oleh Andira tadi. Andira memberikan pendapatnya dari setiap rok yang dipakai Fatma.

Setelah sekian putaran jarum panjang hitam, akhirnya Fatma mengambil tiga buah rok.

***

Sampai di kos, Fatma tidak mendapati Aisyah, teman satu kamarnya. Mereka memang berbeda fakultas. Aisyah kuliah di Fisipol. Biasanya setelah kuliah, Aisyah langsung mengajar privat. Murid Aisyah bervariasi, mulai dari anak SD sampai orang tua. Aisyah mengajar privat baca Al-quran.

Segera Fatma membuka paper bag nya, dikeluarkan rok yang dibeli tadi. Diperhatikan satu persatu, model roknya unik, bahannya bagus.

Ketika Fatma sedang asyik dengan roknya, Aisyah masuk kamar.

"Waduh, yang punya barang baru, sampai nggak dengar ada kawan ucap salam."

"Eh, Ais, kapan datang?"

"Rok siapa itu, Ma? Tanpa menjawab pertanyaan Fatma, Aisyah meraih rok di tangan Fatma.

"Rokku, lho Ais!"

"What!" Aisyah memegang kening Fatma.

"Apaan, sih!" Fatma menyingkirkan tangan Aisyah dari keningnya.

"Hayo ngaku, ini dari siapa?"

"Aisyah Putri, ini rok saya beli. Paham?"

"Bagaimana bisa?

"Ya, bisalah!"

"Maksud saya, bagaimana bisa seorang Zahrani Fatma bisa jatuh cinta sama rok?"

"Ehmmm .... Ada deh!"

"Nah, kan! Pasti ada udang di balik rok."

"Sembarangan Aisyah, mah. Ais, sebelum rok ini dicuci, nanti sore pengen aku pakai jalan-jalan, kira-kira pantes nggak ya aku pakai rok."

"Pantes aja lah, Ma. Yuuuk, nanti sore temani aku sekalian mau beli buku," ajak Aisyah.

"Ok deh, setelah ashar kita berangkat ya!"

***

"Fatma! Ayukk cepetan!" teriak Aisyah dari ruang tamu.

"Iya sebentar," Fatma sibuk mencari pasangan baju dan jilbab yang sesuai dengan roknya.

"Ih, Mas Ahmad ini bikin ribet aja, sih. Dikira enak apa pakai rok!" rutuk Fatma.

"Oooh... namanya Ahmad!" Ternyata Aisyah sudah di depan pintu kamar.

Muka Fatma menjadi merah menahan malu menyadari kehadiran Aisyah yang tiba-tiba.

"Pulang dari beli buku harus cerita! Sekarang cepat bersiap, hari semakin sore!"

"Ais, menurut kamu, aku pakai yang mana?" Fatma mengangkat ketiga roknya ke hadapan Aisyah.

"Sudahlah, pakai yang army aja, lebih cocok dengan baju dan jilbabnya. Lagian beli rok dah macam warna pelangi aja kamu! Makanya kalau mau beli sesuatu bilang, biar aku anterin."

"Sudah yuuk ah berangkat, jangan ngomel aja! Lagian juga tadi dibantu sama pramuniaganya."

"Pakai sepeda motorku aja, Ma! Sekalian mau isi bensin. Kamu mau di depan atau di belakang?"

"Aku di belakang aja, belajar jadi makmum, hihihi," jawab Fatma sambil terkikik.

"Cie ..., yang sudah punya calon imam," ledek Aisyah.

"Hati-hati, roknya jangan sampai melambai-lambai, kirain orang minta sumbangan lagi," sambung Aisyah.

Fatma duduk menyamping, tangan kirinya memegang rok. Dia ingat cerita tentang derita rok terbelit rantai sepeda motor. Kasihankan? Apalagi rok baru, belum dicuci lagi, jangan sampai deh terjadi padanya.

Sampai di tempat tujuan, Aisyah memakirkan sepeda motornya.

Bruuuk ...!

Aisyah melihat ke belakang, dilihatnya Fatma tersungkur, roknya tersangkut, hampir saja ia tengkurap sempurna kalau saja tidak ada seseorang yang menolongnya.

Ehmmm ... Kira-kira siapa ya yang menolong Fatma?

❤️❤️❤️

Judul : Cinta dari Mas Santri
Napen : Erkha Putri

Bisa dibaca di KBM dan joylada
Nama di KBM : Kamila2018
Nama di joylada : Erkha Putri

https://read.kbm.id/book/detail/634f...e-292d28ea128b
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
261
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan