Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anggietislaAvatar border
TS
anggietisla
Virus Mematikan Marburg Merebak di Afrika

Gejalanya Mirip Demam Berdarah


Wabah virus Marburg tengah merebak di Afrika dan jadi sorotan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sembilan kematian akibat virus tersebut. Kematian ditemukan di provinsi Kie Ntem, Guinea Khatulistiwa.

Selain itu WHO telah mencatat 16 kasus suspek di lokasi yang sama. Virus ini menyebabkan demam berdarah yang sangat mematikan. Hampir semua mengalami gejala serupa yakni mengalami demam, kelelahan, diare dan muntah darah.


Virus Mematikan Marburg Merebak di Afrika


Virus Marburg berasal dari keluarga yang sama dengan virus Ebola. Maka tak heran jika virus ini sangat mematikan. Organisasi Kesehatan Dunia bahkan menyebut risiko kematian akibat virus Marburg yang saat ini beredar di Afrika sudah mencapai 88%.

Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan virus Marburg sangat menular. Pemerintah Guinea Khatulistiwa sudah gerak cepat mencegah merebaknya virus itu.

“Marburg sangat menular. Karena penyakit itu dengan cepat dan pasti dikonfirmasi oleh otoritas Guinea Khatulistiwa, tanggap darurat segera dilaksanakan,” kata Moeti mengutip situs resminya.

Menteri Kesehatan Guinea Khatulistiwa Mitoha Ondo’o Askaba mengatakan kasus kematian pertama terjadi pada Jumat (03/02) kemarin.

Ondo menjelaskan otoritas kesehatan setempat awalnya melaporkan timbulnya penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi gejalanya mirip dengan demam berdarah.

Virus Mematikan Marburg Merebak di Afrika

Pemerintah kemudian mengirim sampel cairan orang tersebut ke laboratorium di Senegal. Hasilnya mengkonfirmasi kasus positif penyakit virus Marburg. Tim saat ini sedang melakukan pelacakan kontak, mengisolasi dan mengobati kasus yang dicurigai.

Otoritas lokal sudah mengkarantina lebih dari 200 orang bergejala minggu lalu.

Juga membatasi pergerakan untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Pembatasan yang tepat ada di provinsi Kie Ntem. Terutama bagi mereka yang bergejala.

“Berkat tindakan cepat dan tegas oleh otoritas Guinea dalam mengkonfirmasi penyakit tersebut, tanggap darurat dapat dilakukan dengan cepat,” kata Dr Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika, dalam pernyataan tersebut.

Infeksi pertama ditularkan melalui monyet di Uganda. Monyet ini menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh para peneliti. Penyakit ini lazim di negara-negara Afrika. Selain di Guinea Khatulistiwa, wabah virus juga terjadi di Angola, Republik Demokratik Kongo, dan Kenya.

Gejala virus Marburg


Virus biasanya memiliki masa inkubasi yang bervariasi. Mulai dari dua hari hingga tiga minggu. Selama tahap awal penularan, pasien yang terinfeksi mengalami

Virus Mematikan Marburg Merebak di Afrika

kombinasi gejala berikut:

demam tinggi,
sakit kepala intens,
kelelahan,
nyeri otot,
diare,
kram perut,
mual dan muntah.


WHO bahkan menggambarkan pasien pada fase ini tak ubahnya ‘hantu’. Mata pasien akan terlihat dalam dan dilanda kelelahan yang ekstrem. Pada kasus yang parah, pasien biasanya akan mengalami pendarahan di berbagai area tubuh.

Beberapa pasien dilaporkan mengalami muntah darah, feses yang keluar disertai darah. Juga pendarahan pada hidung, gusi, dan vagina. Tak hanya itu, virus Marburg yang kini mewabah di Afrika juga dapat menyebabkan kebingungan pada pasien.

Dalam kasus yang fatal, WHO mencatat, kematian akan terjadi pada hari ke-8 dan ke-9 setelah timbulnya gejala. Kondisi ini biasanya akan didahului oleh kehilangan banyak darah dan lemas.

Sumber klik

Tetap waspada dna jaga kesehatan gan
variolikesAvatar border
variolikes memberi reputasi
1
887
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan