- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Babak Baru Kasus Rumah Warga Tebet yang Nyaris Roboh, Lurah Periksa Langsung Retakan


TS
samsol...
Babak Baru Kasus Rumah Warga Tebet yang Nyaris Roboh, Lurah Periksa Langsung Retakan
Babak Baru Kasus Rumah Warga Tebet yang Nyaris Roboh, Lurah Periksa Langsung Retakan Tembok
Kelurahan Kebon Baru akhirnya menyambangi rumah Ami (53) yang terletak di Jalan X, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini rumah Ami. Pihak kelurahan ingin melihat secara langsung dan mencari tahu seberapa parah retakan tembok yang ada di rumah Ami yang diduga dapat roboh sewaktu-waktu.
Pertemuan ini dilakukan berdasarkan hasil mediasi yang dilakukan pihak kelurahan pada 10 Februari lalu.
Mediasi tersebut berujung buntu hingga diputuskan untuk diadakan peninjauan secara langsung ke rumah pelapor dan terlapor.
Khusus hari ini, pihak kelurahan lebih dulu mengecek kondisi rumah pelapor yang lahannya lebih rendah sekitar tiga meter dari sang tetangga.
Pantauan Kompas.com di lokasi, sederet pejabat Kelurahan Kebon Baru mulai menyambangi rumah Ami sekitar pukul 14.10 WIB.
Tampak Lurah Kebon Baru, Mariana dan Kepala Sektor Citata Kecamatan Tebet, Rudy Mulyadi yang cukup sibuk sejak awal.
Rudy yang datang lebih dulu ketimbang beberapa pejabat memulai beberapa pekerjaan dari luar rumah Ami.
Ia melakukan pengukuran di beberapa titik rumah Ami. Mulai dari samping kiri, kanan, dan depan rumah Ami.
Setelah itu, Rudy langsung masuk ke dalam pokok perkara. Ia mengukur dan menganalisa lubang yang dibuat Ami di tembok belakang rumahnya.
Rudy ingin membuktikan apakah terdapat fondasi dari dua lubang yang menembus ke lahan tetangga Ami itu.
"Kami coba ukur dulu ya berapa kedalaman lubang ini satu per satu. Nanti kita lihat, apakah ditemukan fondasi atau hanya puing bangunan," kata Rudy sembari melakukan pekerjaannya.
Ditemani oleh beberapa orang, Rudy begitu sibuk selama beberapa menit untuk menganalisa kedua lubang tersebut.
Pada lubang pertama dengan ketinggian sekitar 80 cm dari tanah, Rudy mengaku melihat adanya batu kali.
"Ada batu kali nih. Coba senterin, foto dulu supaya jelas," sahut Rudy seraya meminta tolong temannya untuk membantu menyinari lubang tersebut.
"Wah, benar nih, batu kali. Ini fondasi sepertinya. Tapi saya tidak mau berasumsi. Saya catat dulu temuan ini," lanjutnya.
Kemudian, saat mengecek lubang kedua, dengan ketinggian yang lebih rendah, Rudy mengungkap tak menemukan hal serupa. Ketika meraba ujung lubang kedua, ia tidak merasakan adanya batu kali seperti lubang sebelumnya.
"Kalau ini sepertinya tidak ada (batu kali). Soalnya tidak kerasa. Boleh saya pinjam sesuatu, seperti obeng. Saya mau menusuk lubang ini," kata Rudy.
"Kesimpulannya saat ini tidak ditemukan batu kali. Tapi saya menemukan semacam bata yang hancur di ujung lubang. Namun hal ini akan kita kaji lagi. Karena akan dibandingkan dengan lahan di sebelah (belakang rumah Ami)," sambung Rudy.
Sementara itu, Mariana yang ikut memantau aktivitas Rudy, menutup kunjungan ini dengan berbincang sepatah dua patah kata dengan Ami.
Mariana yang sebelumnya kerap berselisih paham dengan Ami memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki hubungan.
Selayaknya lurah dan warga, Mariana mencoba membangun ulang hubungan dengan Ami demi menciptakan suasana yang harmonis.
"Mari kita sama-sama berprasangka baik mulai sekarang. Pemerintah yang diwakili oleh Dinas Citata akan menganalisa semua hal ini secara teknis. Jadi mohon kerja samanya dan semoga hasilnya dapat diterima seluruh pihak," pungkas Mariana.
Dalam kunjungan ini, turut hadir perwakilan kecamatan, kepolisian, TNI, hingga Satpol PP.
Pertemuan yang berakhir sekira pukul 17.00 WIB tersebut akan berlanjut ke proses berikutnya, yakni mengunjungi lahan tetangga Ami guna melihat adanya fondasi atau tidak di lahan uruk setinggi tiga meter tersebut.
Sebagai informasi, tembok rumah Ami nyaris roboh lantaran ada proyek pembangunan di belakang rumahnya.
Tembok rumah Ami retak-retak diduga karena tetangganya menguruk tanah tanpa membangun fondasi lebih dulu.
Ami mengaku saat ini pihaknya hanya meminta keadilan. Ami ingin pemilik lahan membangun fondasi tepat di belakang rumahnya.
Tujuannya agar rumahnya tak semakin rapuh. Sebab, tembok belakang rumahnya berulang kali retak dalam beberapa bulan terakhir, meski sudah ditambal.
Pihak Kelurahan Kebon Baru saat ini sedang berupaya memediasi Ami dengan pemilik lahan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/...periksa?page=3
Silahkan analisanya agan dan sista

Kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini rumah Ami. Pihak kelurahan ingin melihat secara langsung dan mencari tahu seberapa parah retakan tembok yang ada di rumah Ami yang diduga dapat roboh sewaktu-waktu.
Pertemuan ini dilakukan berdasarkan hasil mediasi yang dilakukan pihak kelurahan pada 10 Februari lalu.
Mediasi tersebut berujung buntu hingga diputuskan untuk diadakan peninjauan secara langsung ke rumah pelapor dan terlapor.
Khusus hari ini, pihak kelurahan lebih dulu mengecek kondisi rumah pelapor yang lahannya lebih rendah sekitar tiga meter dari sang tetangga.
Pantauan Kompas.com di lokasi, sederet pejabat Kelurahan Kebon Baru mulai menyambangi rumah Ami sekitar pukul 14.10 WIB.
Tampak Lurah Kebon Baru, Mariana dan Kepala Sektor Citata Kecamatan Tebet, Rudy Mulyadi yang cukup sibuk sejak awal.
Rudy yang datang lebih dulu ketimbang beberapa pejabat memulai beberapa pekerjaan dari luar rumah Ami.
Ia melakukan pengukuran di beberapa titik rumah Ami. Mulai dari samping kiri, kanan, dan depan rumah Ami.
Setelah itu, Rudy langsung masuk ke dalam pokok perkara. Ia mengukur dan menganalisa lubang yang dibuat Ami di tembok belakang rumahnya.
Rudy ingin membuktikan apakah terdapat fondasi dari dua lubang yang menembus ke lahan tetangga Ami itu.
"Kami coba ukur dulu ya berapa kedalaman lubang ini satu per satu. Nanti kita lihat, apakah ditemukan fondasi atau hanya puing bangunan," kata Rudy sembari melakukan pekerjaannya.
Ditemani oleh beberapa orang, Rudy begitu sibuk selama beberapa menit untuk menganalisa kedua lubang tersebut.
Pada lubang pertama dengan ketinggian sekitar 80 cm dari tanah, Rudy mengaku melihat adanya batu kali.
"Ada batu kali nih. Coba senterin, foto dulu supaya jelas," sahut Rudy seraya meminta tolong temannya untuk membantu menyinari lubang tersebut.
"Wah, benar nih, batu kali. Ini fondasi sepertinya. Tapi saya tidak mau berasumsi. Saya catat dulu temuan ini," lanjutnya.
Kemudian, saat mengecek lubang kedua, dengan ketinggian yang lebih rendah, Rudy mengungkap tak menemukan hal serupa. Ketika meraba ujung lubang kedua, ia tidak merasakan adanya batu kali seperti lubang sebelumnya.
"Kalau ini sepertinya tidak ada (batu kali). Soalnya tidak kerasa. Boleh saya pinjam sesuatu, seperti obeng. Saya mau menusuk lubang ini," kata Rudy.
"Kesimpulannya saat ini tidak ditemukan batu kali. Tapi saya menemukan semacam bata yang hancur di ujung lubang. Namun hal ini akan kita kaji lagi. Karena akan dibandingkan dengan lahan di sebelah (belakang rumah Ami)," sambung Rudy.
Sementara itu, Mariana yang ikut memantau aktivitas Rudy, menutup kunjungan ini dengan berbincang sepatah dua patah kata dengan Ami.
Mariana yang sebelumnya kerap berselisih paham dengan Ami memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki hubungan.
Selayaknya lurah dan warga, Mariana mencoba membangun ulang hubungan dengan Ami demi menciptakan suasana yang harmonis.
"Mari kita sama-sama berprasangka baik mulai sekarang. Pemerintah yang diwakili oleh Dinas Citata akan menganalisa semua hal ini secara teknis. Jadi mohon kerja samanya dan semoga hasilnya dapat diterima seluruh pihak," pungkas Mariana.
Dalam kunjungan ini, turut hadir perwakilan kecamatan, kepolisian, TNI, hingga Satpol PP.
Pertemuan yang berakhir sekira pukul 17.00 WIB tersebut akan berlanjut ke proses berikutnya, yakni mengunjungi lahan tetangga Ami guna melihat adanya fondasi atau tidak di lahan uruk setinggi tiga meter tersebut.
Sebagai informasi, tembok rumah Ami nyaris roboh lantaran ada proyek pembangunan di belakang rumahnya.
Tembok rumah Ami retak-retak diduga karena tetangganya menguruk tanah tanpa membangun fondasi lebih dulu.
Ami mengaku saat ini pihaknya hanya meminta keadilan. Ami ingin pemilik lahan membangun fondasi tepat di belakang rumahnya.
Tujuannya agar rumahnya tak semakin rapuh. Sebab, tembok belakang rumahnya berulang kali retak dalam beberapa bulan terakhir, meski sudah ditambal.
Pihak Kelurahan Kebon Baru saat ini sedang berupaya memediasi Ami dengan pemilik lahan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/...periksa?page=3
Silahkan analisanya agan dan sista







nomorelies dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan