

TS
iblast867583
Muram
Hujan berguyuran di kala malam menemani Muram. Dalam tidur ia bermimpi tiap-tiap orang bergelaparan. Hal ini lantas membuat Muram heran. Muram kemudian berlari ke sana kemari untuk melihat raut wajah orang-orang tersebut. Sepintas mereka melihat ke Muram, tetapi langsung diabaikan begitu saja. Muram terpaksa berhenti demi menanyakan satu hal ke anak kecil.
"Aku baru melihat ini dan apa gejala yang menyertai?" tanya Muram
"Kami sudah biasa seperti ini. Ada yang mengatakan kami berupa manusia massa dan ada juga yang mengatakan kami semacam kerumunan," jawab Anak Kecil.
Setelah itu Muram melangkahkan kaki ke tempat suci. Dia bermaksud mengamati gerak gerik orang. Beberapa orang di sana senang dan lainnya tertekan. Didorong rasa penasaran Muram menemui orang tertekan supaya mendapat jawaban.
"Mengapa Bapak di tempat suci malah terlihat berat hati?" ujar Muram
"Saya tidak puas atas kehidupan ini dan setelah ke sini rasa itu masih bergelantung dengan nyaman," kata Orang Tertekan.
"Apa yang membuat Bapak tidak puas dalam hidup ini?"
"Keinginan"
"Bukankah keinginan adalah hal yang wajar?"
"Satu sisi memang wajar. Di sisi lain juga tidak wajar"
"Maksudnya?"
"Selama bisa terpenuhi dengan cara yang baik dan benar bisa dikatakan wajar. Namun, ketika berada di memaksa saat itu menjadi tidak wajar"
"Bapak, pertama atau kedua?"
"Saya yang kedua"
"Apa itu, Pak?"
"Saya mau ke tempat indah. Tempat ini banyak bedebah."
Sekonyong-konyong Muram bangun, karena haus di tenggorokan. Muram langsung minum dan melihat matahari tersenyum.
© MG - 2023
0
112
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan