Kapal Tampomas II & Pelabuhan Masalembu
Thread ini terinspirasi oleh pengalaman penulis pada tahun 1995, suatu perjalanan dari Surabaya ke Ujung Pandang yang memakan waktu sekitar 2 hari 1 malam. Dan untuk pertama kalinya penulis menyeberang lautan dengan kapal.
Sesaat saya akan menaiki KM Tidar di dermaga Tanjung Perak, penumpang lain yang juga saudara saya bilang "Banyaklah berdoa dan hati-hati kita nanti akan melewati Pulau Angker!". Dia juga sepintas bercerita tentang kapal yang tenggelam dengan banyaknya jumlah penumpang yang tewas dekat dengan pulau itu.
Yah saudara saya ini memang suka bercanda, begitu pula sikap angin berlalu saya menanggapi ceritanya. Tapi ternyata ceritanya bukan omong kosong belaka.
Ketika saya sedang asyik memandang lautan di atas kapal, saya mendengar percakapan dari penumpang lain. Mereka bercerita tentang kapal Tampomas yang terbakar dan tenggelam dekat perairan pulau Masalembu.
Tampomas dan Masalembu, dua kata kunci inilah yang terngiang-ngiang saya rasakan selama perjalanan. Namun saat itu tak mudah untuk menggali info musibah kapal tersebut.
Barulah ketika teknologi semakin berkembang, terutama adanya internet memudahkan untuk mencari info apa yang terjadi dengan kapal Tampomas dan pulau Masalembu.
Cover majalah Tempo (1981), terlihat KM Tampomas II sedang terbakar yang akhirnya tenggelam
Diketahui KMP Tampomas II bertolak dari Tanjung Priok Jakarta pada tanggal 24 Januari 1981 menuju Ujung Pandang. Namun naas di sekitar perairan Masalembu pada tanggal 27 Januari 1981 pukul 12:45 WIB, kapal ini terbakar dan tenggelam. Untuk jumlah korbannya infonya masih simpang siur, namun menurut wikipedia ada sekitar 1217 orang tewas, 703 orang berhasil diselamatkan.
Ditambah isu yang bertebaran dengan adanya Segitiga Bermuda Indonesia, menambah stigma negatif akan sisi angker perairan di sekitar pulau Masalembu dari masa ke masa.
Namun dibalik kisah kelam tentang Masalembu, tersimpan keindahan alam yang memesona. Dan pada kesempatan ini, saya akan membahas keunikan atau potensi wisata apa yang berada di Masalembu. Cocok buat kalian yang berjiwa adventure travel. Cekidoot!
Sesaat saya akan menaiki KM Tidar di dermaga Tanjung Perak, penumpang lain yang juga saudara saya bilang "Banyaklah berdoa dan hati-hati kita nanti akan melewati Pulau Angker!". Dia juga sepintas bercerita tentang kapal yang tenggelam dengan banyaknya jumlah penumpang yang tewas dekat dengan pulau itu.
Yah saudara saya ini memang suka bercanda, begitu pula sikap angin berlalu saya menanggapi ceritanya. Tapi ternyata ceritanya bukan omong kosong belaka.
Ketika saya sedang asyik memandang lautan di atas kapal, saya mendengar percakapan dari penumpang lain. Mereka bercerita tentang kapal Tampomas yang terbakar dan tenggelam dekat perairan pulau Masalembu.
Tampomas dan Masalembu, dua kata kunci inilah yang terngiang-ngiang saya rasakan selama perjalanan. Namun saat itu tak mudah untuk menggali info musibah kapal tersebut.
Barulah ketika teknologi semakin berkembang, terutama adanya internet memudahkan untuk mencari info apa yang terjadi dengan kapal Tampomas dan pulau Masalembu.
Cover majalah Tempo (1981), terlihat KM Tampomas II sedang terbakar yang akhirnya tenggelam
Diketahui KMP Tampomas II bertolak dari Tanjung Priok Jakarta pada tanggal 24 Januari 1981 menuju Ujung Pandang. Namun naas di sekitar perairan Masalembu pada tanggal 27 Januari 1981 pukul 12:45 WIB, kapal ini terbakar dan tenggelam. Untuk jumlah korbannya infonya masih simpang siur, namun menurut wikipedia ada sekitar 1217 orang tewas, 703 orang berhasil diselamatkan.
Ditambah isu yang bertebaran dengan adanya Segitiga Bermuda Indonesia, menambah stigma negatif akan sisi angker perairan di sekitar pulau Masalembu dari masa ke masa.
Namun dibalik kisah kelam tentang Masalembu, tersimpan keindahan alam yang memesona. Dan pada kesempatan ini, saya akan membahas keunikan atau potensi wisata apa yang berada di Masalembu. Cocok buat kalian yang berjiwa adventure travel. Cekidoot!
Quote:
Quote:
Secara administrasi, Masalembu merupakan suatu kecamatan, bagian dari kabupaten Sumenep (Pulau Madura) yang terpisah jauh oleh Laut Jawa. Masalembu juga merupakan batas paling utara dari provinsi Jawa Timur. Kecamatan Masalembu terdiri dari 3 pulau utama, yaitu: Masalembu, Masakambing, dan Karamian. Luas keseluruhan Kepulauan Masalembu adalah 41,79 Km persegi.
Keanekaragaman budaya tercermin dari penduduk yang multietnis yaitu suku Madura, Bugis, dan Mandar. Menurut data BPS (2019) jumlah penduduk dari kepulauan ini adalah 26.676 jiwa dan 80% nya tersebar di pulau Masalembu.
Quote:
Quote:
Pulau yang awalnya tak bernama ini mulai disinggahi oleh pedagang Bugis dan Mandar sekitar abad 17, para pedagang seharusnya bertolak ke Jawa tetapi terkendala cuaca sehingga kapalnya terpaksa berlabuh di Masalembu. Penamaan Masalembu ini karena dahulu terdapat banyak hewan sapi. Masa (banyak) dan Lembu (sapi).
Rumah Panggung di Masalembu. Ciri khas rumah dari suku Bugis dan Mandar.
Tokoh legendaris di Masalembu adalah Toan Karaeng yang berasal dari Mandar. Beliau datang ke Masalembu sekitar abad 19 untuk mencari daerah baru yang bebas dari intervensi Belanda. Disamping itu Toan Karaeng juga mendirikan pemukiman dan menyiarkan agama Islam di Masalembu.
Rumah Panggung di Masalembu. Ciri khas rumah dari suku Bugis dan Mandar.
Tokoh legendaris di Masalembu adalah Toan Karaeng yang berasal dari Mandar. Beliau datang ke Masalembu sekitar abad 19 untuk mencari daerah baru yang bebas dari intervensi Belanda. Disamping itu Toan Karaeng juga mendirikan pemukiman dan menyiarkan agama Islam di Masalembu.
Quote:
Quote:
Sebenarnya Masalembu memiliki potensi wisata yang memesona dengan keindahan alamnya terutama pantai. Terdapat keanekaragaman budaya atau tradisi dari 3 suku yang menarik untuk dilihat. Serta berbagai macam kuliner khas bisa menjadi daya tarik wisatawan yang akan berkunjung ke Masalembu.
Dalam hal ini penulis sudah merangkum beberapa tempat wisata yang berada di tiga pulau utama Kepualauan Masalembu. So.. buat kalian yang udah nanggung jauh-jauh datang ke Masalembu, jangan sampai terlewatkan spot-spotnya berfoto ya! Hehe
Dalam hal ini penulis sudah merangkum beberapa tempat wisata yang berada di tiga pulau utama Kepualauan Masalembu. So.. buat kalian yang udah nanggung jauh-jauh datang ke Masalembu, jangan sampai terlewatkan spot-spotnya berfoto ya! Hehe
Masalembu terkenal dengan lautnya, begitu pula dengan pantainya. Banyak wisata pantai yang menjadi pilihan wisatawan terutama di Pulau Masalembu. Di Pulau Masakambing merupakan kawasan lindung untuk habitat burung langka. Sementara di Pulau Karamian terdapat keindahan bawah laut tak kalah menariknya.
Quote:
Quote:
Pantai paling ramai dikunjungi wisatawan di pulau Masalembu. Buat kalian yang datang ke sini akan disuguhi pemandangan air laut berwarna biru dan jernih. Hamparan pasirnya yang luas cocok untuk sekadar jalan-jalan di bibir pantai. Ombak yang tidak terlalu tinggi juga aman untuk bermain air. Terdapat juga beberapa gazebo untuk bersantai. Mau camping juga boleh di sini.
Ada cerita unik dan bisa dijadikan inspirasi dari penamaan pantai ini. Adalah Pak Darsono, kecintaannya terhadap pantai membuatnya membangun kawasan wisata untuk masyarakat yang ingin menikmati keindahan pantai secara gratis. Dengan dana tabungannya sendiri dan butuh waktu 10 tahun beliau mengubah lahan kosong menjadi wisata pantai.
Quote:
Quote:
Pantai ini tidak terlalu jauh dari Pantai Sono, bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar beberapa menit. Sekilas mata memandang pantai ini juga memiliki pemandangan yang sama dengan Pantai Sono.
Bisa dikatakan ikonik, dari penelusuran penulis terdapat banyak foto dari wisatawan yaitu berfoto di bibir pantai di bawah pohon kelapa dan di belakangnya terdapat semacam bukit yang bagi masyarakat Masalembu disebut dengan Gunong. Wah menarik sekali bukan, hehe…
Quote:
Quote:
Berbeda dengan 2 pantai di atas, Pantai Masna bisa dibilang tidak terlalu ramai akan pengunjung. Namun keindahan pemandangan di pantai ini tidak kalah ciamik. Terdapat hamparan pasir yang menjorok ke laut, bahkan kaki pun bisa melangkah seolah-olah berjalan di tengah lautan. Banyak orang menyamakan keunikan pantai ini dengan pantai yang ada di Maldives.
Namun ada kejadian tragis sehingga pantai ini dinamakan Pantai Masna. Dulu tahun 2006 terdapat seorang wanita yang ditemukan tewas di bawah pohon dekat pantai. Masyarakat mengenal wanita itu bernama Masna yang depresi ditinggal lama suaminya pergi merantau dan tidak pernah kembali.
Quote:
Quote:
Pulau Masakambing menjadi fokus utama pada pelestarian burung endemik Kakatua Kecil Jambul Kuning (Caccatua Sulphurea Abbotti).
Tentu saja wisatawan yang ingin melihat langsung burung langka di alam bebas bisa berkunjung di pulau ini dengan ijin dari pengelola terkait, gratis gaes! Hehe
Quote:
Quote:
Pulau kecil nan eksotis ini merupakan bagian dari Pulau Karamian yang berjarak 2km. Nuansa alami sangat terlihat jelas karena pulau yang dikenal juga sebagai Pulau Pulaue ini memang tidak berpenghuni. Jika berdiri di atas pulau maka akan disuguhkan sekeliling lautan berwarna biru cerah.
Wisatawan juga bisa berenang di tepian pulau untuk melihat keindahan bawah laut di sekitar Pulau Kambing.
Quote:
Quote:
Umumnya mata pencaharian warga Masalembu lebih banyak sebagai nelayan. Atas ungkapan rasa syukur atas rejeki yang didapat dari laut maka diadakan kegiatan yang dikenal sebagai Rokat Tase’ atau Petik Laut. Kegiatan tahunan ini hampir dilakukan oleh nelayan di kabupaten Sumenep, tak terkecuali di Masalembu.
Bagi wisatwan yang melihatnya pasti akan menjadi momen yang tidak boleh terlewatkan untuk menyaksikan wisata budaya Rokat Tase’.
Quote:
Quote:
Pulau Maselembu sangat identik dengan fauna sapi. Menurut data BPS (2019) ada setidaknya 6500 ekor sapi yang dikelola masyarakat. Pada musim kemarau, sapi-sapi jantan tidak memiliki kegiatan untuk mengolah ladang, maka masyarakat di Masalembu mengadakan acara adu sapi atau lebih dikenal sebagai Tok-Tok.
Tradisi yang sudah berlangsung lama ini menjadi hiburan tersendiri untuk warga Masalembu. Seperti halnya Karapan Sapi, Tok-Tok juga dipandang sebagai cara untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan warga.
Tradisi yang sudah berlangsung lama ini menjadi hiburan tersendiri untuk warga Masalembu. Seperti halnya Karapan Sapi, Tok-Tok juga dipandang sebagai cara untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan warga.
Quote:
Quote:
Spoiler for yang kagetan gak usah buka, hehe:
Sudah menjadi tradisi turun-temurun acara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan di Pulau Masalembu. Penggambaran Butha ini sebagai sosok setan raksasa yang akan dibelenggu saat bulan puasa. Dalam penampilannya, tari-tarian yang disuguhkan diiringi oleh musik tradisional khas Madura yaitu Saronen.
Cita rasa makanan khas masih mengadaptasi dari 3 suku yang mendominasi wilayah Masalembu. Ada Nasi Jagung Ikan Tongkol yang merupakan ciri khasnya Madura. Ada juga Barangko sejenis kudapan khas masyarakat Sulawesi Selatan. Hhmm asik juga ya jika masing-masing suku yang tinggal berdekatan saling bertukar makanan khas, hehe…
*****
Gimana Gaes setelah melihat beberapa spot wisata di Kepulauan Masalembu, apakah kalian tertarik datang ke sana?
Quote:
Quote:
Terus bagaimana dengan sarana transportasi untuk singgah ke Masalembu?
Oke tenang Gaes, kalian bisa menggunakan moda transportasi kapal laut yang bisa ditempuh selama 16 jam dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau 14 jam dari Pelabuhan Kalianget Sumenep. Lamanya perjalanan tentu saja buat kalian yang berjiwa adventure travel pasti akan terobati jika sudah sampai di pulau yang indah ini.
Kapal milik pemerintah: Kapal Sabuk Nusantara 99
Kapal milik swasta: KM Dharma Kartika III
Oke tenang Gaes, kalian bisa menggunakan moda transportasi kapal laut yang bisa ditempuh selama 16 jam dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau 14 jam dari Pelabuhan Kalianget Sumenep. Lamanya perjalanan tentu saja buat kalian yang berjiwa adventure travel pasti akan terobati jika sudah sampai di pulau yang indah ini.
Kapal milik pemerintah: Kapal Sabuk Nusantara 99
Kapal milik swasta: KM Dharma Kartika III
Oh ya jangan berharap ada hotel di Masalembu ya gaes, karena memang belum ada. Biasanya wisatawan mendirikan camping di alam terbuka atau bisa menyewa kamar di rumah penduduk.
Ini juga bisa menjadi saran atau masukan untuk pemerintah terkait, mungkin bisa bekerja sama dengan pihak swasta dalam mendirikan penginapan sekaligus pengembangan potensi wisata di Kepulauan Masalembu, syukur kalau ada tour travelnya, hehe…
Ini juga bisa menjadi saran atau masukan untuk pemerintah terkait, mungkin bisa bekerja sama dengan pihak swasta dalam mendirikan penginapan sekaligus pengembangan potensi wisata di Kepulauan Masalembu, syukur kalau ada tour travelnya, hehe…
Quote:
Dan untuk para wisatawan khususnya, tetaplah jaga keindahan alam di manapun berada.
