Di mata orang yang tak pandai bersyukur, rumput tetangga memang tampak lebih indah. Padahal kalau didekati, si rumput belum tentu benar-benar hijau. Bisa jadi malah kering kerontang atau busuk.

Wartawan Radar Surabaya

AWALNYA Radar Surabaya mengira bahwa Karin punya nasib yang sama dengan perempuan lain. Yang terpaksa menggugat suami gara-gara teraniaya lahir maupun batin. Namun ternyata semua itu salah.

Alasan perempuan 37 tahun menggugat cerai Donwori, 40, suaminya, gara-gara ia kecantol brondong. Yang usianya delapan tahun lebih muda darinya. Pantas saja, saat berada di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya, Karin terlihat begitu santai.

Sebut saja, brondongnya Karin ini bernama Donjuan, 29. Donjuan merupakan tetangganya di daerah Dukuh Pakis Surabaya. Bisa dibilang, Karin sudah lama tak bersua dengan Donjuan. Karena setelah menikah, Karin diboyong Donwori ke Lamongan. Nah setelah belasan tahun berlalu, Karin bertemu lagi dengan Donjuan. Saat ia mudik ke Dukuh Pakis. “Dia (Donjuan, Red) sekarang jadi pemilik kos-kosan Mbak. Padahal masih bujangan lho,” pamer Karin bangga.

Karin sendiri mengaku masih heran. Dari mana asalnya ia bisa jatuh cinta dengan Donjuan. Wong sejak bertetangga dulu, ia juga jarang berkomunikasi. Hanya saja, ketika ia pulang kampung, Donjuan mulai menggoda iman. Apalagi, ia tak menyangka kalau servis Donjuan, jauh lebih memuaskan dibandingkan dengan Donwori. “Kalau Mas Wori, itu cara mainnya monoton. Kurang variasi kalau kataku,” akunya, tanpa beban.

Mendengar pengakuan Karin, mata Radar Surabaya langsung mendelik. Bingung. “Ha…ha…ha….bingung ya,” komentar Karin seolah sudah tahu apa yang ada di pikiran Radar Surabaya. “Aku wis bercinta ambek Donjuan. Wis beberapa kali sih. He…he…he,” bisik Karin ke telinga Radar Surabaya, nyaris tak terdengar.

Kalau Donjuan, jangan ditanya, Karin mengaku sampai ampun-ampun. Karin menduga, hal ini karena Donjuan adalah anak muda, makanya banyak referensinya. Apalagi tinggalnya di kota. Berbeda dengan Donwori yang hanya pria sederhana dari desa. Mainnya juga sekadarnya saja. Ditambah, dari segi fisik, Donwori kalah telak.

Pertanyaannya, apakah Karin dapat restu dari orang tua? Ternyata jawabannya tidak. Boro-boro direstui, Karin malah diamuk. Namun sepertinya, semakin dewasa, orang lebih berani menantang bahaya. Karena tak direstui, ia nekat kabur bareng Donjuan ini. Meninggalkan suami dan anaknya di kampung.

Radar Surabaya sendiri serba salah mau tanya bagaimana nasib anak dan suami yang ditinggal. Takut Karin tersinggung. Wong dari gelagatnya saja, Karin ini tak menampakkan beban sama sekali sudah meninggalkan anak suami.

https://radarsurabaya.jawapos.com/su...g-banyak-gaya/

Donwori kalah ganas dari don juan...