Setelah hampir tujuh tahun memimpin Liverpool Football Club, masa jabatan Jürgen Klopp mulai ane ragukan buat nerusin latih Pool menyusul kekalahan 3-0 dari Wolves. Meskipun memenangkan banyak gelar dan membawa Liverpool kembali ke puncak sepak bola Inggris, tim tersebut telah berjuang dalam beberapa bulan terakhir karena kombinasi kelelahan pemain dan performa yang menurun. Makin lawak juga
Pemain kunci seperti James Milner, Jordan Henderson, Joel Matip, Virgil van Dijk, Trent Alexander-Arnold, Andy Robertson, Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, Fabinho, Roberto Firmino, Luis Diaz, dan Diogo Jota semuanya berjuang dengan cedera dan performanya declining karena menua dan jenuh, mempengaruhi kinerja tim di lapangan. Taktik highpress yang digunakan Klopp mulai keliatan dampak negatifnya setelah bertahun-tahun menggunakan system yang sama para pemain yang jarang dirotasi burnout, baik secara mental maupun fisik. Hal ini, dikombinasikan dengan kurangnya kedalaman skuat, transfer flopp dari Nunez, Carvalho, sampai Gakpo membuat Liverpool gagaluntuk mempertahankan level performa yang sama seperti musim-musim sebelumnya.
Kesuksesan musim lalu harus dibayar mahal, karena gaya permainan tim yang intens telah menghasilkan sejumlah operan yang sloppy banyak blunder sendiri terutama di mid dan bek dan kecenderungan pertahanan garis tinggi untuk dieksploitasi oleh tim lawan. Kekalahan 3-0 dari Wolves adalah contoh utama dari kesulitan ini, dengan tim berjuang untuk mengimbangi lawan mereka dan sebagai hasilnya kebobolan banyak gol.
Saat para fans Pool melihat kembali era Klopp dengan campuran rasa cinta terlalu bucin karena dapat gelar anomali di EPL saat pandemic
,Kandidat manajer yang kira-kira bakal jadi pengganti Klopp untuk memimpin tim. Beberapa nama ane perkirakan sebagai kandidat potensial, antara lain Pepijn Ljinders, Steven Gerrard, Frank Lampard, Zinedine Zidane, Mauricio Pochettino, Jose Mourinho, dan Kenny Dalglish. Setiap kandidat membawa kualitas dan pengalaman unik mereka masing-masing, dan terserah dewan Liverpool untuk memutuskan siapa yang paling cocok untuk membawa tim maju.
Selain nama-nama papan atas tersebut, ada juga beberapa manajer Jerman yang cocok dengan gaya permainan Liverpool. Julian Nagelsmann, manajer Muenchen saat ini, dipuji karena kecerdasan taktisnya dan kemampuannya menerapkan gaya permainan menekan tinggi yang mirip dengan filosofi Klopp. Ia juga sukses di Liga Champions dengan mengantarkan RB Leipzig ke babak semifinal pada musim 2019-2020. Manajer Jerman lain yang cocok dengan gaya permainan Liverpool adalah Thomas Tuchel,. Tuchel memiliki reputasi untuk sepak bola menyerang dan kemampuan untuk mendapatkan yang terbaik dari para pemainnya.
Berakhirnya era Klopp menandai berakhirnya periode sukses dalam sejarah Liverpool, dan dimulainya babak baru. Kepemimpinan dan hasrat manajer Jerman untuk permainan akan diingat oleh para penggemar selama bertahun-tahun yang akan datang, tetapi tim sekarang harus bergerak maju dan fokus untuk merebut kembali tempatnya di puncak dunia sepakbola. Dewan Liverpool memiliki keputusan besar di depan mereka, karena mereka menimbang kandidat potensial dan memilih siapa yang paling cocok untuk memimpin tim ke masa depan.
Buat Klopp, satu-satunya harapan untuk mempertahankan pekerjaannya adalah jika Liverpool mampu naik kembali peringkat Liga Champions dan mendapatkan kembali tempatnya sebagai salah satu tim top Eropa. Dengan kombinasi yang tepat dari pemain baru, penyesuaian taktis, dan manajer yang kuat di pucuk pimpinan, para fans Pool berharap tim tersebut dapat kembali ke puncak dunia sepak bola. Apakah Klopp akan memimpin tim menuju tujuan ini masih harus dilihat, tetapi terlepas dari siapa yang bertanggung jawab, tim dan pendukungnya akan mendukung menuju masa depan yang lebih cerah untuk Liverpool Football Club.
Kalau ane pribadi sih mending Klopp out aja udah bosen juga gaya maennya
Thank you Klopp klo sampe gagal UCL tiada toleransi enough is enough
