Hai agan
Kitak lanjot ke serial tragis berikut nya, jangan kemana2 tetep on your seat, kencangken celana dan kutang. Dan selamat membaca...

Monggo dimarih, gan

Daerah terpelosok nan terpencil, terdapat sebuah perkampungan besar kuno, yg hidup nya tidak terjangkau listrik. Sir jon kotelawala adalah seorang pembantu biasa di rumah pangkas rambut.
Tempat itu cukup lebar, 4x7 meter persegi, entah itu segi tiga ato segi lima.. kurang jelas.
Si pemilik a.k. tukang pangkas seorang kakek tua jaman jepang-belanda, yg mewarisken segala peralatan kerja nya ke anak muda. Anak gundul berumur 20th yg bernama mas pitak, a.k. juragan sir jon yg sekarang.
Dgn baju ketat lengan panjang warna putih dan celana cutbrei krem yg melambai2, mas pitak bekerja dgn tangkas. Kursi kayu khas jaman belande, budlet, kliper manual, sikat kayu, semprotan tanaman dan silet big ben dipersiapken di meja kecil sebelah kaca pelanggan.
Bila ada pelanggan datang, sir jon memakaiken handuk dileher lalu sarung untuk menutupi badan klien. Kemudian membasahi rambut mereka dengan spray untuk disisir rapih.
Dan mas pitak pun segera beraksi, 10 menit berlalu, seperti biasa potongan mas pitak tidak selalu mulus, kadang ada yg kependekan dan kepanjangan. Itu sebab nya karena mas pitak mengidap penyakit jari kiting sejak kecil yg kadang kumat.
Namun apa bole dikata itulah satu2 nya tempat pangkas rambut yg ada di daerah itu.
Dan lagih2 seperti biasa, pangkasan mas pitak selalu style standar, elvis.
Jadih sekampung model rambut nya kek elpis, tak ada pengecualian, bahken nyonya kepala desa pun elpis.
Akibat dari kesamaan style rambut, perselingkuhan di desa itu aman. Karena sering terjadih salah orang.
Sir jon yg kala itu tertangkap basah selingkuh dgn nyonya kades pun langsung diadili, untuk membayar hukuman dya wajib menyelesaikan perkara style rambut elpis. Karena tidak berbekal ilmu, dan mas pitak yg gundul tidak mahir bentuk laen maka sir jon terpaksa menyusul sang empu nya pangkas rambut ke kota. Agar masalah nya cepat teratasi.
Ribuan kilo jarak sir jon tempuh, lewati hutan demi mencari pak tua. Delman demi delman, helicak demi helicak andongan dan karapan sapik dijajaki hingga sampai ke alamat yg dituju. Ternyata pak tua rehat di tempat saudara tua nya menyongsong senja.
Sir jon langsung mengenali siapa pak tua dari beberapa sepuh tua, karema elpis rambut nya terlihat dari jauh.
Berbincang lama sir jon mengajak pak tua pulang untuk mengajari style rambut, namun pak tua sudah tak sanggup beranjak dari tempat itu. Pak tua pun menyuruh sir jon membeli budlet dan memotong rambut sir jon jadih cepmek.
Sangat riang hari sir jon, dengan bangga dya buru2 pulang kampung. Namun di perjalanan, naas sir jon tewas karena karapan sapik nya tertabrak kereta api. Dan perkampungan, terus berlanjut berrambut elpis.
The end.



Begitulah cerita singkat nasib petualang idiot kitak