Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

penajuteksAvatar border
TS
penajuteks
Gaun Pengantin Untuk Maduku
KETIKA SUAMI PUBER KE DUA PADA TEMAN KERJANYA.


Bab. 3.

Bagiku, jika satu pengkhianatan sudah terjadi, maka selanjutnya itu akan terulang kembali suatu saat nanti. Jadi, tak ada istilahnya akan mendapat kesempatan kedua dikemudian hari.

Mas Arman, boleh saja kau tersenyum puas untuk hari ini. Esok hari siapa yang sangka akan ada kejadian buruk yang bisa terjadi kepadamu.

Langkahku yang masih tertatih-tatih terhenti seketika diambang pintu rumah. Indra penciumanku mengendus bau sesuatu yang tak enak dirasa.

"Astagfirulloh ikanku gosong," pekikku kesal saat teringat masakan yang kutinggal. Aku mempercepat langkah dengan menahan sakit yang tak kunjung hilang.

Ikan patin pindang yang seharusnya menjadi makan siangku telah gosong tak terbentuk. Nyala api di kompor segera aku matikan. Kepulan asapnya telah memenuhi ruangan dapur.

"Argh! Sialan! Ini semua gara-gara lelaki pengkhianat itu! Awas kau, Mas! Aku tak terima diperlakukan seperti ini! Takkan kubiarkan kalian hidup bahagia diatas penderitaanku!" teriakku dengan emosi yang mendidih.

Aku terus berteriak histeris di dapur dengan kepulan asap yang mulai menghilang. Dalam keadaan perut kosong emosiku semakin menjadi. Kubanting beberapa piring kaca yang ada di wastafel yang belum tercuci. Keadaan dapur semakin kacau setelah piring itu bertebaran di lantai.

Setelah puas memporak-porandakan isi dapur, aku menangis sesenggukan di bawah meja. Nasib yang berubah tragis sangat membuat hatiku nelangsa.

Aku pikir akhir kebahagiaan dalam hidupku itu sebuah pernikahan.

Namun nyatanya aku salah. Penderitaan yang sebenarnya baru aku terima setelah pernikahan ini terjadi.

♤♤♤♤

Waktu siang yang telah terlewati, aku masih ada di bawah guyuran air kran di kamar mandi. Tak puas menangis di dapur, aku tumpahkan kembali tangis itu di kamar mandi yang ada di kamar pribadiku.

Harapku hanya satu, setelah tangisan hari ini takkan ada lagi tangisan berikutnya karena lelaki itu. Sebisa mungkin akan aku cegah kesedihanku keluar. Lelaki itu akan semakin congkak jika aku meratapinya.

Setelah kejadian ini, aku harus kembali pada tanggung jawabku sebagai Ibu, dan juga karyawan di suatu butik.

Kembali aku beriap diri. Jam di dinding telah berdentang dua kali. Itu pertanda bahwa aku harus segera berangkat ke rumah orang tuaku di perumahan Griya Angkasa, yang letaknya bersebelahan dengan komplek rumahku di Griya Andara.

Keadaan dapur yang masih berantakan aku tinggalkan begitu saja. Rencananya setelah pulang dari Griya Angkasa, aku akan memanggil layanan servis kebersihan yang tersedia di kompleks perumahanku.

Kutinggalkan pintu rumah yang sudah terkunci rapat. Aku mulai mengeluarkan motor dari garasi, memutar kunci, dan menyalakan mesinnya. Motor matic yang aku kendarai mulai melaju dengan kecepatan di bawah rata-rata.

Lampu lalu lintas yang sudah berganti warna telah menghentikan laju motorku. Aku berhenti tepat di samping sebuah mobil fortuner yang sangat aku kenali bentuknya. Keberadaan beberapa sticker kartun dan tulisan yang menempel pada bodi sampingnya, yang membuatku bisa mengenali, bahwa itu mobilku.

Untuk memastikannya, aku memundurkan motor ke belakang untuk memastikan plat nomor itu agar tak salah sasaran. Benar itu mobilku yang dipakai oleh Mas Arman untuk bekerja.

Dengan raut wajah penasaran, aku menyipitkan mata untuk melihat ke dalam mobil berwarna putih dari kaca samping. Seketika ekspresi wajahku semakin kusut. Pemandangan di dalam mobil membuat amarahku semakin murka.

Lelaki itu ... lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku telah berciuman dengan seorang wanita yang ada di dalam mobil itu. Bola mataku melotot sempurna. Tanpa tahu malu mereka melakukan itu semua di tempat umum.

Dasar binatang!

Kelakuan Mas Arman kali ini semakin membuat amarahku naik pitam. Lelaki itu semakin tak tahu arah. Semakin dibiarkan, ia semakin menjadi.

Tanpa pikir panjang aku segera turun dari motor. Aku tinggalkan motor itu di tengah jalan setelah menurunkan standarnya. Kuabaikan tatapan aneh dari beberapa orang yang ikut berhenti di lampu merah.

"Woy, keluar kalian! Jangan maksiat kau di dalam mobilku! Keluar! Dasar tak tahu malu kalian, ya! Keluar sekarang!"

Dengan keras, aku menggedor-gedor pintu mobil itu berkali-kali. Deru napasku semakin tak karuan. Mereka malah berpelukan di dalam sana.

Manusia dewasa berjenis kelamin berbeda itu tampak gelagapan. Keduanya menoleh ke arahku.

Bisa kulihat ekspresi terkejut dari wajahnya Mas Arman. Ia tampak pias. Ia pasti malu sekali karena digrebek di tempat umum.

"Tolong Bapak dan Ibu ada yang selingkuh dalam mobil ini! Saya istri sahnya! Tolong bantu saya menggrebek mereka! Akan saya bawa mereka ke kantor polisi! Tolong! Tolong!"

"Mana yang selingkuh, Mbak! Mana! Ayo grebek mereka rame-rame!!"

"Ayo bantu Mbak itu memberantas perzinahan!"

"Ayo kita gerebek mereka! Seenaknya saja mereka main di tempat umum!"

"Buka pintunya! Buka cepat! Jangan kabur kalian! Mereka harus diarak keliling kampung!"

Aku tersenyum puas. Terikan-teriakan itu yang kuharapkan untuk menghentikan perselingkuhan itu. Ada beberapa warga sekitar yang turut membantuku mempermalukan Mas Arman di jalanan. Bahkan ada beberapa ibu-ibu yang ikut menggedor mobil itu.

Sayangnya alam semesta tak berpihak kepadaku. Seolah-olah ia senang mempermainkanku yang jadi korban pengkhianatan. Mas Arman malah menginjak gas mobilnya dengan cepat. Aku tak memperhitungkan dengan lampu merah yang sudah berganti dengan warna hijau. Lelaki itu berhasil kabur dari sergapanku di tempat umum.

Sungguh sial sekali. Aku kecolongan lagi. Lelaki itu pasti tersenyum puas karena bisa menggagalkan rencanaku.

Tunggu saja atas perhitunganku, Mas! Kita lihat siapa yang akan menang dengan pengkhianatanmu itu.

"Bunga yang layu memang tak bisa mekar kembali. Tapi apakah kau lupa, akan ada bunga-bunga yang baru yang siap bermekaran di kemudian hari. Jika saat itu datang, sudah aku pastikan kau tak akan ada lagi dalam hidupku, Mas. Camkan perkataanku ini."

Sederet kalimat itu aku ucapkan dengan nada lirih menyayat hati. Takkan ada lagi untuk kau kembali padaku.


Bersambung....

♡♡♡♡♡♡♡


Link kbm

Gaun Pengantin Untuk Maduku - Dwiratna4005
Bagaimana rasanya berjuang sendirian dengan kaki pincang sebelah. Saat kau berusaha sekuat tenaga, d...

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link dibawah:
https://read.kbm.id/book/detail/b5d0...6-5bb380276c72
bukhoriganAvatar border
Bgssusanto88Avatar border
Bgssusanto88 dan bukhorigan memberi reputasi
2
308
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan