Sebagaimana ditulis dalam sejarah, bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Sebelum kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa komunikasi dan bahasa perdagangan antar daerah.

Setelah kedatangannya ke Indonesia, bangsa Belanda menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ke-2dalam korespondensi dengan orang lokal.

Salah satu Gubernur Belanda, yaitu Gubernur Jenderal Roshussen menunjukkan ketertarikannya kepada Bahasa Melayu dan mengusulkan Bahasa Melayu dimasukkan sebagai bahasa kegiatan di sekolah-sekolah, namun beberapa pihak Belanda merasa keberatan, justru mereka ingin menjadikan Bahasa Belanda sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.

Pada masa kedudukan Bangsa Belanda, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa lingua franca di nusantara. Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa perhubungan dan juga bahasa perdagangan. Bahasa Melayu sendiri sebenarnya termasuk bahasa Austronesia yang merupakan cabang dari bahasa-bahasa suku Sunda dan suku Sulawesi.

Keberadaan bahasa Melayu sendiri sudah menyebar mulai dari pesisir tenggara pulau Sumatera sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya yang menguasai perdagangan waktu itu, hingga di kerajaan Melayu yang berada di wilayah Propinsi Jambi. Bahasa Melayu mulai terpecah sekitar abad 19, menjadi bahasa Indonesia yang waktu itu sebagai Bangsa Hindia Belanda dan Persekutuan Tanah Melayu yang sekarang menjadi Malaysia.

Bahasa Melayu dinilai sebagai bahasa yang sedehana dan fleksibel, serta bisa diterima masyarakat sekitar, yaitu suku Jawa dan Sunda. Hal itu yang menjadi alasan bahasa Melayu merupakan asal usul bahasa Indonesia. Sehingga pada tahun 1927, untuk pertama kalinya bahasa Indonesia digunakan dalam pidato oleh Jahja Datoek Rajo.

Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928 (dikenal juga sebagai peristiwa Sumpah Pemuda) yang memilih Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia. Pemilihan tersebut merupakan awal mula Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa kesatuan. Kemudian upaya untuk mewujudkan eksistensi bahasa nasional diwujudkan melalui agenda-agenda kongres/forum Bahasa Indonesia.





Pada tanggal 25-28 Juni tahun 1938 di Surakarta, diadakanlah kongres bahasa pertama yang menghasilkan beberapa kesepakatan mengenai pentingnya upaya pemeliharaan serta mengembangkan Bahasa Indonesia. Kemudian yang kedua dilakasanakan pada tanggal 28 Oktober - 1 November di Sumatra Utara, tepatnya Medan. Kongres kali ini bentuk dari tekad yang kokoh agar selalu mengutuhkan Bahasa Indonesia yang dijadikan bahasa persatuan.

Pada tanggal 16 Agustus 1972, pemerintah melakukan penetapan pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan(EYD). Untuk kongres ketiga sendiri dilaksanakan tanggal 28 Oktober- 2 November 1978 di Ibukota Jakarta. Pada saat itu memperlihatkan pertumbuhan dan rangkaian bahasa Indonesia sejak tahun 1928.

Kongres selanjutnya yakni kongres keempat diselenggarakan tanggal 21-26 November 1983 berlangsung sama pada kongres sebelumnya, yakni Jakarta. Pada kongres ini disepakati jika upaya pengembangan bahasa indonesia patut  dioptimalkan lagi. Sesuai yang ada dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan berdasar.

Kongres Bahasa kelima terselenggara  28 Oktober-3 November 1988 di Ibukota Jakarta. Dalam  kongres ini melahirkan KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) dan Tata Baku Bahasa Indonesia.

Hingga kini, sudah ada sepuluh kongres yang diadakan, yang secara garis besar isinya bertujuan untuk memperkuat dan melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan persatuan, disamping berdirinya bahasa-bahasa daerah lainnya.

Ternyata Bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup panjang ya. Jadi tetap cintai Bahasa nasional kita ya kawan, yaitu salah satunya dengan menggunakannya dengan baik dan benar. Jangan sampai Bahasa Indonesia menjadi asing di kalangan generasi mudanya. Setelah mengetahui sejarah dan latar belakangnya, tentu kita akan makin cinta dengan bahasa yang lahir dari berbagai kekayaan suku dan bahasa yang beragam ini.

Sumber 1
Sumber 2