Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

StyleviaAvatar border
TS
Stylevia
GAIER : Unfulfilled Desires
Eps 1: Keinginan Dari Seseorang

Matahari menyinari desa Pabitia yang terletak di perbatasan antara Wilayah kerajaan Veeguard dengan kerajaan Wolfsion. Tidak bisa terbantahkan wilayah Pabitia menjadi wilayah yang cukup indah diantara wilayah di kerajaan Veeguard lain.

"Inilah kenapa aku menginginkan untuk tinggal disini lebih lama." Ucap seseorang yang sedang bersantai diatas atap rumah sambil melihat kearah gunung yang dekat dengan desa. Orang tersebut bernama Deon Reinhard.

Deon Reinhard adalah anak dari keluarga bangsawan yang bernama Viscount Cyrille Reinhard, Deon memiliki sifat yang pemalas dan susah diatur, maka dari itu dia pergi dari rumahnya di ibukota kerajaan dan tinggal di desa Pabitia. Desa Pabitia adalah March--wilayah dari seorang Marquess yang tidak lain adalah pamannya sendiri yaitu Marquess Cinfael Reinhard. Desa Pabitia adalah daerah perbatasan yang dijaga ketat karena memiliki nilai ekonomi yang sangat besar, berbagai mineral untuk pembuatan pedang, armor magic, dan juga alat sihir lainnya.

Desa Pabitia juga memiliki beberapa tumbuhan langka untuk pembuatan Potion yang berguna untuk meningkatkan stamina, pengisian mana yang cepat, pemulihan cidera, dan lain sebagainya. Maka dari itu Desa Pabitia dijaga sangat ketat untuk meminimalisir ancaman serangan dari kerajaan musuh dan bandit.

"Hei Deonn!!" Teriak seseorang dari bawah. Dia adalah Rayin teman dan juga sahabat Deon semenjak Deon menginginkan untuk pergi dari Ibukota.
Deon melirik kebawah dan kembali ke posisi semula untuk melanjutkan kemalasannya.

"Deon cepat turun!! Kau ini, memang tidak pernah niat untuk hidup ya?" Teriak Rayin sekali lagi. namun sekarang Deon menghiraukannya. Terdengar suara dari warga sekitar yang berbicara secara pelan yang mengatakan bahwa tidakkah itu buruk untuk berteman dengan kaum bangsawan? Rayin mendengar dan mengerti, bahwa meskipun telah berteman lama dengan Deon, tapi Rayin tetaplah anak dari seorang budak dan tidak sepantasnya untuk dekat dengan kaum bangsawan seperti Deon. Setelah mendengar perkataan itu Rayin langsung membalikkan badannya dan kembali bekerja untuk mengangkat mineral yang akan segera dikirim ke Ibukota kerajaan untuk diolah.

"Apa kau bodoh? Aku sedang melakukan pekerjaan ku menatap gunung dan ternyata gunung itu tidak bergerak sedikitpun." Ucap Deon yang tiba-tiba berada di belakang Rayin dengan wajah yang nampak begitu kecewa.

"Apa?!! Kau ini benar benar pemalas ya?"

"Sudahlah hentikan, lagipula ada apa tiba tiba memanggil?" Tanya kembali Deon sembari memerhatikan wajah Rayin yang nampak sedih karena menyadari bahwa dia hanyalah anak dari seorang budak.

"Ada yang ingin kubicarakan." Tegas Rayin.

"Ah aku paham maksudmu." Deon lalu berbalik badan dan berjalan ke arah gunung yang selalu ia lihat. 

"H-hei! mau kemana!?" Tanya Rayin.

"Ikuti aku dasar bodoh." mereka lalu berjalan menyusuri rumah di desa Pabitia ke arah gunung Pabitia dan berhenti di sebuah tempat dataran tinggi yang dipenuhi oleh pohon dan beberapa buah yang menggantung di batangnya, dari tempat ini cukup terlihat rumah warga dan juga tempat tinggal seorang Marquess Cinfael.

"Kau tau alasan aku untuk tetap tinggal disini?" Tanya Deon secara mendadak.

"Karena kau pemalas?" Tanya Rayin kembali dengan polosnya.

"Itu benar, tapi alasan pentingnya adalah untuk dapat berbaur dan menghilangkan stigma buruk dari para kaum budak dan rakyat jelata, begitupun sebaliknya." Mereka terdiam dan Rayin berpikir apakah itu menjadi tujuan bagi seorang bangsawan yang sebenarnya? apakah itu mungkin? Rayin tetap berpikir bahwa hal tersebut adalah ketidak mungkinan yang sulit terjadi, karena sifat manusia yang selalu ingin dihargai dan lebih tinggi dari orang rendahan seperti rakyat jelata dan budak.

"Meskipun respon dari rakyat petinggi dan bangsawan tidak berubah, tapi hal itu tetap tidak dibenarkan."

"Lalu apa maksudmu berkata seperti itu?!" Tanya Rayin seperti kesal dengan pernyataan yang Deon buat.

"Artinya kita bisa mengubah hal itu bodoh, Kau dan aku memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, meski kelebihanmu itu tidak terlalu banyak." Ucap Deon.

"Dia ini mau menyemangati atau hanya ingin mengejek sih?" pikir Rayin seraya menajamkan matanya ke arah Deon.

"Rayin." Deon lalu melihat ke arah rayin yang masih terlihat menajamkan matanya.

"Kau memiliki tujuan di dalam dirimu, kau dan aku harus memiliki tujuan yang sama, memang terdengar egois, tapi kau bisa mengubah kerajaan ini atau bahkan benua ini ke arah yang lebih baik." Deon terlihat tersenyum, meski tidak terlihat Rayin selalu mengetahui gerak gerik dari temannya itu.

"Kau tau? Tujuanku adalah masuk ke akademi Veeguard, hal itu yang aku inginkan untuk membebaskan orangtuaku dari perbudakan ini..."

"Ya aku tau, tapi akademi itu tidak akan cocok untukmu." Potong Deon dengan nada yang serius.

"Aku selalu tidak mengerti dengan ucapanmu yang berkata seperti itu, bukankah itu hal yang lebih baik dari anak seorang budak?" Tanya Rayin dengan bersungguh-sungguh.

"Kau adalah anak seorang bangsawan, kenapa kau tidak kesana? Aku tau relasi dari seorang bangsawan mungkin bisa mendapatkan semua yang mereka mau tapi..."

"Diskriminasi.... yang akan kau dapatkan saat masuk ke akademi itu hanyalah diskriminasi." Deon kembali memotong perkataan Rayin sembari meletakkan jarinya di kepalanya dengan beranggapan bahwa Rayin tidak mengerti maksud dari kata-katanya. Namun, Rayin lalu mengganguk dan tersenyum seperti sudah mengetahui itu semua.

"Yah aku sudah mengetahui hal tersebut yang harus aku lakukan hanyalah terus maju demi tujuanku, bukankah kau dulu pernah mengatakan bahwa tujuan tidak akan pernah tercapai bila tidak ada rintangan yang terus menghadang?" Senyum Rayin.

"Tidak peduli sesulit apapun, aku harus melakukan itu dan tujuanku adalah masuk ke dalam Akademi Veeguard, Hal itu harus kulakukan untuk membebaskan orangtuaku dan yang terpenting menjadi kuat agar dapat membantu setiap orang yang lemah!" Lanjut Rayin. Deon hanya terdiam dan tersenyum, seperti mengerti tentang pikiran dan semangatnya.

"Lakukanlah, kau harus menjadi lebih kuat dari siapapun dan yang terpenting untuk masuk ke dalam Akademi tersebut, kau harus pintar." Ucap Deon seperti mengejek Rayin.

"Itu pasti, aku ini pintar loh!" Rayin terlihat tampak bersemangat.

"Itu sulit dipercaya, yang kau lakukan hanyalah mengangkat mineral itu secara terus menerus." Deon pun memalingkan wajahnya.

"Hahaha.. kau akan melihat bahwa orang terkuat sebentar lagi adalah aku, lebih baik kau selalu bertemu denganku mulai dari hari ini." ucap Rayin seraya mendekat ke arah Deon.

"Orang terkuat? untuk saat ini bahkan aku bisa membunuhmu dengan leluasa." Kata Deon sambil menjauh dari arah Rayin. Namun, Rayin tetap berusaha untuk memeluknya.

"Kau tau kapan ujian masuk Akademi Veeguard akan dimulai?" Tanya Deon

"Hmmm.. yang aku tau bulan depan." Jawab Rayin dengan serius seolah seperti berpikir dengan cukup cermat.

"Sudah kuduga kau itu memang bodoh." 

"Besok adalah ujian pertama masuk Akademi Veeguard, yang ku tau pada saat ini Akademi tersebut lebih sedikit menerima siswa baru dan memperbanyak rekomendasi dari para bangsawan, yang jelas informasi ini akurat karena aku adalah anak bangsawan." Ucap Deon sambil melipat tangan di atas perutnya.

"A..apa? apa kau serius?" Tanya Rayin.

"Kau pikir untuk apa aku berbohong?"

"Tidaaaakkk!!! Jarak dari desa ini ke ibukota membutuhkan waktu 3 hari, i..itu tidak mungkin." Rayin panik, dan berjalan kesana kemari karena kepanikannya tersebut dan berprilaku tidak karuan.

"Hentikanlah bodoh." Ucap Deon sambil memegang kepala Rayin yang lebih pendek darinya untuk menhentingkannya berjalan kesana kemari.

"Aku mengetahui seseorang dari prajurit sihir Pabitia, aku bisa meminta tolong padanya untuk mengantarkanmu kesana dengan sihir spatialnya." Lanjut Deon dengan tenang.

"Wahhhh!! apa kau serius?" Tanya Rayin untuk menyakinkan dengan sangat senangnya.

"Hah.. Aku akan kesana untuk meminta tolong padanya, kau bisa lanjut mengangkat mineral lagi, datanglah nanti malam, ke pos prajurit sihir, aku akan menunggumu disana, lebih baik untuk berangkat malam agar kau memiliki persiapan."

"Lalu aku akan menginap dimana?" Sedih Rayin bila harus berangkat nanti malam. Deon memberikan 20 Gold kepada Rayin dimana itu adalah uang yang cukup besar. Rayin bingung dan mencoba untuk mengembalikannya.

"Anggap saja itu sebagai bentuk investasiku kepada calon seorang ksatria sihir." Setelah mengatakan hal tersebut Deon pergi dari tempat itu dan menuju ke pos Prajurit sihir Pabitia. Sementara Rayin membulatkan tekad yang sangat kuat untuk terus berjuang dan membahagiakan keluarganya serta membantu setiap orang untuk mendapatkan keadilan di dunia ini.

"Aku tidak akan mengecewakanmu Deon." Ujar Rayin.


Support me on the Wattpad Guys
Wattpad On Going

0
659
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan