- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemakaman Langit, Proses Sadis Tanpa Tangis. Chograp Sang Penjagal Mayat.


TS
machin
Pemakaman Langit, Proses Sadis Tanpa Tangis. Chograp Sang Penjagal Mayat.

Pemakaman Langit - Sumber
Sudah sangat familiar bagi semua orang di seluruh dunia kalau proses pemakaman di dataran tinggi Tibet dilakukan dengan cara mencincang tubuh jenazah dan kemudian diberikan kepada burung Nasar di sana. Burung-burung Nasar yang mereka anggap sebagai Boddishatva, yang kemudian akan menjadi tolak ukur bagi para keluarga dan penduduk Tibet, apakah jenazah memiliki pertanda baik atau buruk dalam proses perjalanannya menuju dunia selanjutnya.

Orang yang bertugas melakukan pemakaman langitbukanlah sembarang orang, dia adalah Chograp, seorang ahli pemakaman langit. Chograp merupakan biksu yang dipilih oleh Rinpoche, biksu agung yang dihormati di Tibet dan juga dianggap sebagai Buddha yang hidup di dunia. Untuk menjadi Chograp pun perlu melalui proses yang panjang.

Mungkin agan aganwati ada yang belum tahu, biksu dan biksuni di kuil-kuil Tibet melakukan sujud penuh yang sampai ratusan ribu kali. Begitupun Chograp, dia telah melalui proses berdoa dan belajar asketisme sampai akhirnya dipilih oleh Rinpoche untuk menjadi ahli pemakaman langit.
Proses pemakaman langit pun memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui. Pertama jenazah akan melalui ritual Phowa, yaitu ritual pembacaan doa-doa atau mantra-mantra yang dilakukan oleh biksu. Proses ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit tanpa gangguan sama sekali dari luar. Phowa akan selesai saat lubang di atas kepala almarhum dibuat. Mereka percaya bahwa Amithaba akan mengambil nyawa manusia melalui kepala almarhum.
Setelah ritual ini selesai dilakukan, almarhum akan dibawa ke kuil tempat dilakukannya pemakaman langit. Namun, sebelum berlanjut ke pemakaman langit, tubuh [url=almarhum diikat dalam posisi seperti bayi dalam rahim][/url]almarhum diikat dalam posisi seperti bayi dalam rahim. Almarhum dan keluarga melakukan satu kali lagi proses berdoa dengan Biksu agung. Setelah ritual doa selesai, para lelaki dari pihak keluarga membawa almarhum ke area penjagalan. Tempat Chograp melakukan ritual tersebut.
Chograp yang sudah berdoa berjam-jam sebelum melakukan ritual ini, sudah menunggu di area pemakaman langit. Chograp bersiap dengan palu, pisau kecil dan parang, semua itu dia siapkan untuk memisahkan kulit dan daging dari tulang belulang almarhum. Namun sebelum itu, kuku dan rambut almarhum akan diberikan kepada keluarga almarhum terlebih dahulu. Dua bagian tubuh ini akan digunakan keluarga almarhum untuk ritual doa selama 49 hari.
Daging yang sudah dipisahkan aka dicincang-cincang dan kemudian ditaburi tepung. Saat sudah siap semuanya, Chograp membiarkan para burung Nasar yang sudah sabar mengantri di belakang Chograp langsung menyerbu tubuh almarhum yang siap disantap. Burung nasar saling tindih menindih untuk mendapatkan bagian dan memenuhi perut mereka hingga kenyang.

Keluarga almarhum yang datang ke pemakaman langit, pantang untuk meneteskan air mata. Mereka meyakini kalau mereka menangis, almarhum akan kesulitan dalam perjalanannya menuju dunia selanjutnya.

Chograp yang melakukan pemakaman langit - Sumber
Orang yang bertugas melakukan pemakaman langitbukanlah sembarang orang, dia adalah Chograp, seorang ahli pemakaman langit. Chograp merupakan biksu yang dipilih oleh Rinpoche, biksu agung yang dihormati di Tibet dan juga dianggap sebagai Buddha yang hidup di dunia. Untuk menjadi Chograp pun perlu melalui proses yang panjang.

Pemakaman langit - sumber
Mungkin agan aganwati ada yang belum tahu, biksu dan biksuni di kuil-kuil Tibet melakukan sujud penuh yang sampai ratusan ribu kali. Begitupun Chograp, dia telah melalui proses berdoa dan belajar asketisme sampai akhirnya dipilih oleh Rinpoche untuk menjadi ahli pemakaman langit.
Spoiler for Chograp dan palunya:
Proses pemakaman langit pun memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui. Pertama jenazah akan melalui ritual Phowa, yaitu ritual pembacaan doa-doa atau mantra-mantra yang dilakukan oleh biksu. Proses ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit tanpa gangguan sama sekali dari luar. Phowa akan selesai saat lubang di atas kepala almarhum dibuat. Mereka percaya bahwa Amithaba akan mengambil nyawa manusia melalui kepala almarhum.
Spoiler for Lubang di kepala:
Setelah ritual ini selesai dilakukan, almarhum akan dibawa ke kuil tempat dilakukannya pemakaman langit. Namun, sebelum berlanjut ke pemakaman langit, tubuh [url=almarhum diikat dalam posisi seperti bayi dalam rahim][/url]almarhum diikat dalam posisi seperti bayi dalam rahim. Almarhum dan keluarga melakukan satu kali lagi proses berdoa dengan Biksu agung. Setelah ritual doa selesai, para lelaki dari pihak keluarga membawa almarhum ke area penjagalan. Tempat Chograp melakukan ritual tersebut.

Chograp yang sudah berdoa berjam-jam sebelum melakukan ritual ini, sudah menunggu di area pemakaman langit. Chograp bersiap dengan palu, pisau kecil dan parang, semua itu dia siapkan untuk memisahkan kulit dan daging dari tulang belulang almarhum. Namun sebelum itu, kuku dan rambut almarhum akan diberikan kepada keluarga almarhum terlebih dahulu. Dua bagian tubuh ini akan digunakan keluarga almarhum untuk ritual doa selama 49 hari.
Daging yang sudah dipisahkan aka dicincang-cincang dan kemudian ditaburi tepung. Saat sudah siap semuanya, Chograp membiarkan para burung Nasar yang sudah sabar mengantri di belakang Chograp langsung menyerbu tubuh almarhum yang siap disantap. Burung nasar saling tindih menindih untuk mendapatkan bagian dan memenuhi perut mereka hingga kenyang.

Keluarga almarhum yang datang ke pemakaman langit, pantang untuk meneteskan air mata. Mereka meyakini kalau mereka menangis, almarhum akan kesulitan dalam perjalanannya menuju dunia selanjutnya.
Quote:
--
Terimakasih sudah membaca sampai selesai.
Sehat dan bahagia selalu.
Terimakasih sudah membaca sampai selesai.
Sehat dan bahagia selalu.







andreanadinata dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan