- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Siap Salip China! Negara Asia Ini Mau Jadi Raja Pabrik Dunia


TS
4574587568
Siap Salip China! Negara Asia Ini Mau Jadi Raja Pabrik Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - India tengah mencoba menjadi raksasa manufaktur baru dunia. Bahkan, Negeri Bollywood, mencoba menggeser posisi China selama 40 tahun terakhir.
Sebagai ekonomi besar dengan populasi muda, India memiliki potensi untuk menjadi raja baru. Belum lagi, situasi China yang sempat goyang akibat kebijakan nol-Covid-19 yang mempengaruhi sejumlah pabrik mulai dari Foxconn, Apple, Nike, Toyota, hingga Samsung.
Perdana Menteri (PM) India Nraendra Modi juga telah bekerja untuk menarik investasi langsung asing (FDI), sejak ia menjabat pada tahun 2014. Ia mengirimkan FDI ke rekor US$83,6 miliar pada tahun fiskal terakhir, menurut data pemerintah.
Meski begitu, para ahli menyebut New Delhi membutuhkan lebih dari sekadar pandemi Covid-19 global untuk menggeser takhta Beijing. Ini tak lain karena negara Asia Selatan itu memiliki sistem birokrasinya yang buruk dan terkesan sangat rumit.
"Ini jauh dari tempat di mana bisnis dapat dengan mudah masuk dan membuka toko tanpa terlalu banyak kepatuhan perusahaan," kata direktur riset di peneliti pasar Forrester yang berbasis di India, Ashutosh Sharma, mengutip Insider, Rabu (14/12/2022).
"Saya yakin China juga memiliki masalah tersebut, tetapi kemampuannya untuk bergerak cepat dalam persyaratan kepatuhan tersebut jauh lebih tinggi daripada di India, karena India jauh lebih demokratis dan terlalu banyak pemangku kepentingan yang harus dipenuhi di sini," tambahnya.
India berada di posisi ke-63 dalam daftar Bank Dunia dari 190 negara yang diperingkat berdasarkan kemudahan berbisnis pada tahun 2019. Ini merupakan peningkatan dari posisinya di posisi ke-142 pada tahun 2014, meski masih tertinggal dari China, yang berada di posisi ke-31 pada 2019.
"China memproduksi dalam skala besar, sementara sebagian besar pabrik di India berukuran kecil dan menengah karena peraturan dan perlindungan federal yang dirancang khusus untuk UKM," kata CEO risiko rantai pasokan platform manajemen Everstream, Julie Gerdeman.
Rantai Hulu ke Hilir
Meski memiliki investasi dan beberapa keunggulan dari segi demografis, geografi, dan infrastruktur, India disebut tidak memiliki rantai nilai dari hulu ke hilir. Ini padahal dimiliki China selama 4 dekade terakhir.
China berhasil membangun rantai nilai yang begitu luas sehingga hampir semua yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk dapat bersumber dan diperoleh di negara tersebut. Sehingga memungkinkan manufaktur berbiaya rendah dalam skala besar.
Sebaliknya, India belum memiliki kemampuan ini. Mungkin, tambahnya, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangunnya.
Sharma mengatakan ini akibat pabrikan selalu memulai operasi pabrik dengan jalur perakitan sebelum mulai mengembangkan jalur pasokan lokal untuk produk jadi dalam proses integrasi ke belakang.
"Rantai pasokan itu membutuhkan waktu untuk membangunnya karena bahkan ketika Anda mengambilnya dari dalam, kualitas awalnya tidak begitu baik, skala Anda tidak setinggi itu, dan Anda mengalami masalah itu. Jadi ya, itu bisa dilakukan, tapi butuh waktu," jelasnya.
sumber
0
435
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan