- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ada Apa China? Usai Lockdown, Warga Takut ke Luar Rumah


TS
4574587568
Ada Apa China? Usai Lockdown, Warga Takut ke Luar Rumah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar kesehatan top China kini memperingatkan lonjakan kasus Covid-19. Ini terjadi pasca pemerintah Presiden Xi Jinping membuat keputusan baru, melonggarkan pembatasan, dari sebelumnya pembatasan ketat.
Ahli epidemiologi terkemuka China, Zhong Nanshan, mengatakan ini ke media pemerintah dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Minggu. Omicron bakal sangat mudah menular dan dapat menyebabkan lonjakan kasus.
"Mutasi Omicron (saat ini) ... sangat menular ... satu orang dapat menularkan ke 22 orang," kata penasihat utama pemerintah selama pandemi itu, dikutip AFP, Senin (12/12/2022).
"Saat ini, epidemi di China ... menyebar dengan cepat, dan dalam keadaan seperti itu, sekuat apa pun pencegahan dan pengendaliannya, akan sulit untuk sepenuhnya memutus rantai penularan," tambahnya.
Meski China menghasilkan vaksin Covid-19, namun jutaan lansia masih belum divaksinasi sepenuhnya. Rumah sakit juga kekurangan dana dan tidak memiliki kapasitas untuk menangani pasien dalam jumlah besar.
Sementara itu, antrean panjang bermunculan di luar apotek di Beijing pada Minggu. Dalam laporan yang sama, banyak penduduk bergegas untuk menimbun obat flu dan demam serta alat tes antigen.
"Saya telah meminta keluarga saya di Shijiazhuang untuk mengirimkan obat demam karena apotek terdekat tidak memiliki stok," kata Julie Jiang, seorang warga Beijing.
Lusinan restoran dan usaha kecil di Beijing memasang tanda yang mengatakan bahwa mereka "ditutup sementara", tanpa memberikan rincian. Beberapa platform pengiriman bahan makanan dan makanan online utama termasuk Meituan, Fresh Hippo, dan Ding Dong berjuang untuk beroperasi di Beijing karena minimnya pengemudi.
"Saya takut keluar," kata Liu Cheng, seorang ibu dari dua anak kecil yang tinggal di daerah Jianguomen, Beijing tengah.
"Banyak teman saya dengan gejala Covid dinyatakan positif saat melakukan tes mandiri, tetapi mereka belum melaporkannya ke pihak berwenang atau pergi ke rumah sakit," tambahnya.
Perlu diketahui, beban kasus resmi di China telah menurun tajam setelah keputusan pemerintah melonggarkan aturan covid-19. Warga tijdvak wajib melakukan pengujian massal rutin.
sumber
0
351
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan