Kaskus

News

noviyaniputri18Avatar border
TS
noviyaniputri18
JURNAL PTK



MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 SURANENGGALA LOR MELALUI PENGGUNAAN
MODEL PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN TEMATIK


Noviyani Putri
SDN 2 Suranenggala Lor


ABSTRAK



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model Problem Solving melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN 2 Suranenggala Lor Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini  terdiri dari 2 siklus, siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 1 kali petemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Suranenggala Lor berjumlah 13 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembelajaran mengacu pada langkah-langkah model Problem  Solving yang terdiri atas lima tahapan yaitu mengidentifikasi permasalahan, membatasi permasalahan, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, dan menguji hipotesis dengan membuat simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar pada kondisi awal nilai rata-rata siswa yaitu 58 dengan persentase ketuntasan 31%. Pada pembelajaran Siklus I dengan menerapkan model Problem Solving, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 66 dengan persentase ketuntasan 54%. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata siswa 78 dengan persentase ketuntasan 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar Tema 2, Sub tema
1, Pembelajaran 1 siswa kelas V SDN 2 Suranenggala Lor.



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendekatan saintifik sebagai  proses kegiatan pembelajaran belum berfungsi dengan maksimal,  sehingga  menyebabkan  rendahnya  ketuntasan  yang  belum mencapai  persentase  minimal  KKM  yang  ditentukan  oleh  sekolah.  Diperlukan model  pembelajaran  yang  berpotensi  untuk  menerapkan  pendekatan  saintifik dalam meningkatkan kompetensi hasil belajar. Model pembelajaran yang akan diterapkan dipilih  model  Problem  Solving.  Setelah  tindakan  pembelajaran dilakukan, diharapkan rata-rata tingkat keterampilan saintifik siswa pada kegiatan pembelajaran dapat mencapai  kompetensi  yang  lebih  baik,  dengan  jumlah  siswa yang  sudah  mencapai  ketuntasan  belajar  minimal  meningkat.  Namun  saat  ini masih menjadi masalah bagi  siswa, khususnya  siswa  kelas  V  SDN 2 Suranenggala Lor. Hal ini dapat dilihat dari nilai  yang  diperoleh  siswa  yaitu  dari  13  orang hanya 4 orang siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM atau  hanya  31%  dari jumlah siswa  dalam  kelas,  nilai  rata-rata  hanya  58.  Hasil  belajar  untuk  Tema  2, Sub tema 1, Pembelajaran 1 masih belum  dipahami  siswa  ketika  sekali  dilakukan tatap muka dengan metode Ceramah dan hanya menggunakan media pembelajaran gambar. Untuk  itu  saya  selaku  guru  kelas  melakukan  Penelitian  untuk memperbaiki pembelajaran. Saya merancang pembelajaran  dengan  melakukan Penelitian  Tindakan Kelas  dengan  menggunakan  metode  Pembelajaran  yang sesuai untuk menambah minat belajar anak kelas rendah. Metode yang  saya  coba adalah Model Problem Solving.
Di  sekolah,  terkadang  siswa  hanya  diajarkan  menggunakan  metode sederhana yaitu ceramah, kemudian diberikan  contoh-contoh,  dan  selanjutnya diberikan  soal  latihan,  sehingga  pemahaman  siswa  tentang  konsep  sangat  lemah dan seringkali siswa mengalami kesulitan di kelas. Selain itu,  urutan  pembelajaran seperti diatas dirasa kurang sesuai dengan perkembangan intelektual  siswa,  karena pada umumnya siswa kelas rendah harus menggunakan benda konkret.
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah  kemampuan  yang  dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendah hasil belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika. yang mempengaruhi  hasil  belajar  (Rusman,  2012:124)  antara  lain  meliputi  faktor internal dan faktor eksternal, salah  satunya  adalah  pemilihan  media  yang  sesuai. Untuk materi  penjumlahan  dan  pengurangan  bilangan  pada  siswa  kelas  1  media yang  sesuai  adalah  media  benda kongkrit. Pembelajaran  menggunakan  media benda konkrit lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada siswa  karena  siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang digunakan guru. Pengalaman belajar yang  lebih  konkrit akan  lebih  tepat  bagi  anak  usia  sekolah dasar kelas rendah.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di  atas,  maka  rumusan  masalah  dalam  penelitian ini  adalah  bagaimana  upaya  Meningkatkan  Hasil  Belajar  Peserta  Didik  Kelas  V SDN 2 Suranenggala Lor Melalui Penggunaan Metode Problem Solving Pada Pelajaran Tema 2, Sub Tema 1, Pembelajaran 1?”




Tujuan Penelitian
Tujuan  penelitian  ini  adalah  menerapkan  Problem  Solving  melalui pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil  belajar  pada  siswa  kelas  V  SDN 2 Suranenggala Lor Tahun Pelajaran 2020/2021 pada Tema 2-Sub Tema 1- Pembelajaran 1.

Manfaat Penelitian
Manfaat perbaikan pembelajaran yang telah peneliti lakukan adalah :
1. Mempertinggi keyakinan diri terhadap apa yang dilakukan dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan kewaspadaan diri seorang guru untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
• Bagi peserta didik :
1) Dapat meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Dapat  meningkatkan  hasil  belajar  peserta  didik  dalam  proses kegiatan belajar mengajar.
3) Dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar.
• Bagi guru :
1) Dapat meningkatkan kinerja guru dalam tugas mengajar di sekolah.
2) Dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
• Bagi sekolah :
1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Problem Solving
Menurut Evans dalam Suharman (2005) Problem Solving atau Pemecahan Masalah  adalah  aktivitas  yang  berhubungan  dengan  pemilihan  jalan  keluar  atau cara yang pas untuk tindakan dan perubahan kondisi sekarang menuju situasi yang diharapkan. Menurut Chauhan dalam Satria  (2009)  Problem  Solving  atau pemecahan masalah adalah tingkat tertinggi dari  proses  belajar  karena  adanya prediksi, analisis dari faktor-faktor dan prinsip untuk mengembangkan hubungan sebab akibat.
Pemecahan masalahnya dilakukan dengan cara mencoba berbagai alternatif penyelesaian yang dihasilkan dari terbentuknya  berbagai  kemungkian  baru dikarenakan tidak mengindahkan penyebab timbulnya masalah itu sendiri.
Dari hal-hal tersebut, Chauhan pun menyimpulkan bahwa Problem Solving adalah usaha agar dapat menemukan  jawaban  atau  penyelesaian  dari  suatu persoalan  dengan  mengetahui  gambarannya  secara  umum  dan  karakteristik masalah yang dihadapi.
Menurut Rakhmat (2005) Problem Solving merupakan proses berpikir yang dilakukan untuk memahami realitas  dalam  rangka  pengambilan  keputusan, memecahkan masalah, dan menghasilkan hal yang baru (creativity).
Sedangkan, pengertian Problem Solving secara umum  adalah  kemampuan dalam  memecahkan  masalah  diantaranya  adalah  usaja  menemukan  urutan  yang benar dari jawaban-jawaban yang ada. Hingga bisa menggerakan kita agar lebih dekat dengan tujuan yang dituju.




Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah kegiatan mengumpulkan data menggunakan asas keilmuan  yang  terstruktur dengan  cara  mengamati,  bertanya,  menalar, mengumpulkan data, dan mengkomunikasikan data, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan saintifik ialah salah satu metode dalam pengembangan karakter, pengetahuan dan kapabilitas/keterampilan siswa. Dalam aktivitas  prakteknya pendekatan saintifik berjalan sesuai dengan  kaidah  ilmiah  dengan  dua  alat  berpikir dan para ahli cenderung lebih  memilih  penalaran  induktif  daripada  penalaran deduktif.

Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang  guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa  dan  guru  terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi  interaksi  dengan  guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan  hasil  bisa juga  melalui  kreatifitas  seseorang  itu  tanpa  adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa Menurut Para Ahli. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan  yang  dimiliki  seorang  siswa  setelah  ia  menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa  setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,  2004  :  22).  Sedangkan  menurut Horwart Kingsley dalam bukunya  Sudjana  membagi  tiga  macam  hasil  belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas  dapat  disimpulkan  bahwa hasil  belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Belajar
Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan  belajar.  Dikatakan  demikian karena  untuk  menuju  ke  arah  pemahaman  perlu  diikuti  dengan  belajar  dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Dalam Taksonomi Bloom,  pemahaman  adalah  kesanggupan  memahami  setingkat  lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan  tidak dipertanyakan  sebab  untuk  dapat  memahami,  perlu  terlebih  dahulu  mengetahui atau mengenal.
Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat  kemampuan  yang  mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep,  situasi serta  fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara  verbalitas,  tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan,  menyajikan, mengatur,




menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan siklus  penelitian  meliputi  tahap  perencanaan,  pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Tempat, Waktu dan subyek Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan di ruang kelas V SDN 2 Suranenggala Lor. Penelitian dilakukan dalam waktu satu bulan yaitu pada bulan Oktober 2018 untuk Tema 2 - Sub Tema 1 -  Pembelajaran 1,  dilaksanakan pada waktu pagi hari saat jam pelajaran di sekolah berlangsung. Subjek penelitian yang menjadi sampel diambil dari kelas V SDN 2 Suranenggala Lor  Kecamatan  SDN 2 Suranenggala, Kabupaten Cirebon Selatan sebanyak 13 orang terdiri atas 7 orang  siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes.

Teknik Analisis Data
Data  yang  terkumpul  dianalisis  dengan  menggunakan  teknik  analisis kuantitatif dan kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Perbaikan pembelajaran dalam 2 siklus  menghasilkan  nilai  Pengetahuan sebagai hasil evaluasi yang menjadi tolak ukur keberhasilan  perbaikan pembelajaran. Sedangkan presentase tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran dapat digambarkan pada grafik dan  tabel  hasil  nilai  evaluasi  di bawah berikut :
Gambar 1. Prosentase Nilai Evaluasi Pelaksanaan dan Perbaikan Pembelajaran Kelas V SD Negeri 12 Buntok
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2020)




Dilihat dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa penguasaan siswa  terhadap pelajaran menunjukkan peningkatan, seperti terlihat pada grafik  1  di atas, pada Pra Siklus penguasaan siswa hanya mencapai 31%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 54%. Pada tahap selanjutnya yakni siklus II peningkatan pemahaman  siswa  meningkat  menjadi  85%.  Hal  ini  menunjukkan  peningkatan yang cukup baik.
Tabel 1. Data Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus hingga Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
1. Tuntas 4 31% 7 54% 11 85%
2. Tidak Tuntas 9 69% 6 46% 2 15%
Jumlah 13 100% 13 100% 13 100%
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2020)
Pada tabel di atas, terlihat perubahan peningkatan penguasaan peserta didik terhadap pelajaran. Tidak  kalah  pentingnya  guru  memberikan  motivasi  kepada peserta didik dan juga memberikan umpan balik (feedback) terhadap sikap peserta didik.

Pembahasan Pra Siklus
Pemberian motivasi pada pembelajaran sudah dilakukan  oleh  guru,  tetapi masih harus ditingkatkan lagi karena peserta  didik  yang  berani  bertanya  dan menjawab pertanyaan masih belum optimal.
Peserta didik yang mendapat nilai 65 ke atas ada 9 peserta didik (43%). Berdasarkan kriteria keberhasilan yang berdasarkan PAK (minimal 70%), maka pada siklus ini  diproses  pembelajaran  dinyatakan  belum  berhasil  dan  harus diperbaiki atau diulang pada siklus I.
Perolehan nilai rata-rata pada pembelajaran 58. Bila diukur dengan menggunakan PAN (minimal 65,0), maka proses pembelajaran pada siklus ini dinyatakan belum berhasil.

Siklus I
Pemberian motivasi pada pembelajaran sudah  dilakukan  oleh  guru,  dan peserta didik yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan sudah meningkat.
Nilai rata-rata peserta didik pada siklus ini sebesar 66 Berdasarkan kriteria keberhasilan yang berdasarkan PAK (minimal 70%), maka pada Siklus I ini proses pembelajaran dinyatakan hampir berhasil.

Siklus II
Pemberian motivasi pada pembelajaran sudah  dilakukan  oleh  guru,  dan peserta didik  yang  berani  bertanya  dan  menjawab  pertanyaan  dalam  kegiatan diskusi sudah meningkat.
Nilai rata-rata peserta didik pada siklus ini sebesar 78. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang  berdasarkan  PAK  (minimal  70%),  maka  pada  siklus  II  ini proses pembelajaran dinyatakan sudah berhasil.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penerapan problem solving dengan  langkah-langkah  mengidentifikasi masalah,  memperjelas  dan  membatasi  masalah,  menyusun  hipotesis, mengumpulkan data  dan  informasi, menguji hipotesis dan  membuat  simpulan dengan pendekatan  saintifik, antusias siswa di dalam proses  pembelajaran meningkat.
Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas, baik  aktivitas  guru maupun aktivitas  siswa  dalam  tiap  siklusnya.  Rata-rata  hasil  observasi  aktivitas siswa  siklus  I  mencapai  54%,  untuk  siklus  II  besarnya  rata-rata  hasil  aktivitas siswa mencapai 85%.
Setelah melihat hasil perbaikan  pembelajaran mata pelajaran yang telah dilaksanakan, juga dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemahaman peserta didik pada Tema 2 Sub Tema  1  Pembelajaran 1  meningkat dari siklus I sampai II.
2. Kegiatan belajar menggunakan metode Problem Solving dengan menerapkan Pendekatan Saintifik  berlangsung  aktif  sehingga berpengaruh terhadap peningkatkan hasil belajar siswa.

Saran
Dari kesimpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan hasil dan minat belajar, khususnya meningkatkan penguasaan materi dan keaktifan peserta didik diantaranya adalah :
1. Guru sebaiknya menuntun peserta didik  dalam  kegiatan  pembelajaran  dan kemudian peserta didik berusaha menjawab permasalahan yang diberikan guru.
2. Sebaiknya menggunakan media pembelajaran secara berulang-ulang untuk membuktikan keefektifannya.

DAFTAR PUSTAKA
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.
0
124
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan