Black Friday atau Jum'at Hitam mungkin istilah ini kurang familiar di tengah telinga orang Indonesia. Tapi di negara lain Black Friday merupakan ajang yang sangat prestise untuk para shopaholic atau orang-orang yang suka berburu diskon. Black friday selalu di nantikan, bisa dikatakan Black Friday ini sama seperti Harbolnas yang ada di Indonesia, namun Black Friday ini memiliki skala yang lebih besar dan luas.

Sumber Gambar

Namun dibalik ajang diskon Black Friday ini ternyata ada kisah pilu dibalik terbentuknya Black Friday disamping saat ini Black Friday menjadi ajang belanja diskon besar-besaran di penghujung tahun. Pasti GanSis bertanya Memang Black Friday ini bagaimana sih, kok ada kesan mengerikan di balik Black Friday?. Jika dikatakan mengerikan, Ya! memang benar ajang diskon-diskonan terbesar di seluruh dunia ini memang bermula dari sejarah yang seram dan mengerikan. Tepat pada 24 September 1869, dua investor besar wall street yakni Jay Gould dan Jim Fisk bersekongkol untuk "membandari" harga mas. Akibat ulah mereka ini, banyak orang yang kehilangan uangnya, mulai dari investor besar hingga petani yang beli emas buat sekedar ikut-ikutan.

Kisah lain dari asal muasal Black Friday ini adalah kekacauan di Philadelphia di tahun 1950-an. Saat itu, banyaknya pengunjung dan turis mengunjungi kota selama liburan Thanksgiving untuk menonton pertandingan American Football antara angkatan laut Amerika dan Angkatan Darat Amerika. Setelah menonton pertandingan, ada banyak penonton yang pergi berbelanja sehingga membuat situasi kota tidak terkendali. Hal ini kemudian menyebabkan kemacetan luar biasa dan banyaknya perampokan toko pada hari itu. Ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa Black Friday ini mengacu pada diskon jual beli budak pada tahun 1800-an. Namun pernyataan ini dianggap mitos oleh sebagian kalangan.

Sumber Gambar

Baru di tahun 1980-an banyak toko ritel yang memanfaatkan momentum ini buat memberikan diskon besar-besaran sekaligus cuci gudang setelah perayaan Thanksgiving. Menurut Black Friday Global, walaupun mereka harus memberikan diskon yang gila-gilaan, momentum ini jadi berkah tersendiri bagi pemilik toko. Karena rata-rata aktivitas belanja naik menjadi 33.4% di seluruh dunia. Dengan rata-rata penjualan toko naik hingga 663% dibanding hari biasa. angka ini biasa digunakan oleh para ekonom untuk mengatur kekuatan ekonomi suatu negara.

Sumber Gambar

Terlepas dari sejarahnya Black Friday sendiri, bagi GanSis yang memiliki usaha baik online maupun offline dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan angka penjualan barang GanSis secara signifikan. Bagi para GanSis pemburu diskon Black Friday merupakan momentum yang ditunggu untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga yang relatif sedikit lebih murah dari harga normal sebelum blackfriday. Apapun event belanja yang ada diskon baik Harbolnas yang biasa ada di Indonesia maupun blackfriday ini, ingat , ajang seperti ini kadang membuat kita khilaf membeli barang yang belum tentu sesuai dengan yang kita butuhin. Intinya momentum Black Friday atau Harbolnas jika di Indonesia bisa menjadi ajang membeli barang yang dibutuhkan GanSis terlebih dahulu baru barang keinginan GanSis.

Itu dia GanSis sekilas mengenai Black Friday semoga memberikan manfaat buat GanSis sekalian, mohon maaf jika dalam penulisan TS ini ada yang kurang sependapat atau ada pendapat lain silahkan di komen. Akhir kata TS pamit dan mau ucapin terimakasih buat GanSis yang sudah baca.....