Hi sobat sundul,
Sebenarnya perbandingan ini ga Apple to Apple atau Head to Head, karena secara kelas dan kualitas antara Piala Dunia yang durasinya sebulan dengan Liga Indonesia bak bumi dan langit. Tapi atas usulan gan @drainama akan kita bahas hal ini.
Tapi setidaknya dengan berkantornya FIFA di Indonesia, terlebih tahun 2023 juga akan dilangsungkan Piala Dunia u20 di Indonesia, jelas berbagai macam peraturan juga harus di upgrade dalam sepakbola di Indonesia.
Ketika kualitas sudah di upgrade, pertandingan berjalan lancar maka penonton juga harus di upgrade otaknya dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Agar tak berbuat onar dan memancing kerusuhan, mirip dengan hooligans Inggris di zaman dulu.
Nah, hal apa saja sih yang membuat Liga Indonesia dapat mengadopsi peraturan dari Piala Dunia 2022?
VAR
Wasit, sebagai pengadil di lapangan agak susah memberikan keadilan ketika kedua tim bermain dengan intesitas yang tinggi. Maka, video pembantu wasit (video assistant referee) biasa disingkat VAR sangat penting kehadirannya.
Banyak yang bisa dilakukan oleh VAR dalam menentukan keputusan seperti sebuah goal, pelanggaran, hingga hal krusial lainnya yang tak bisa ditentukan oleh wasit utama secara langsung.
Hal ini bukan teknologi baru, namun di liga Indonesia belum ada dan dipakai. Maka, tak heran kalau para pengadil sering menjadi incaran protes para pemain.
Game On Ketika Terjatuh
Di pertandingan antara Portugal dan Uruguay, terlihat banyak pemain terjatuh. Entah karena cidera, diving, atau apapun yang mereka lakukan. Tapi disini wasit tetap melakukan game on, dan tidak menghentikan permainan.
Kenapa? Karena wasit dilapangan lebih berhak mengatur mana yang terjatuh ringan dan cidera berat, terlebih di area kepala. Maka seperti pertandingan Iran melawan Inggris, kita bisa lihat pertandingan terhenti lama akibat kiper Iran cidera di kepala.
Dan kalau hanya terjatuh ringan, wasit biasanya akan tetap melanjutkan pertandingan. Tapi, di Liga Indonesia bila ada kejadian seperti itu, para pemain langsung protes keras sampai dorong-dorong si wasit minta pertandingan dihentikan.
Pemain Provokasi Keluar Lapangan
Nah, bila ada pemain yang seperti ini akan ada hukuman pelanggaran di area tendangan bebas. Jadi tidak harus di titik sang pemain keluar lapangan, tapi sayang di liga Indonesia pemain yang keluar lapangan sering tidak di hukum.
Mungkin takut kalau dihukum jurus kungfu, dan gaya UFC akan menimpa wasit. Jadi diam itu katanya sih emas.
Injury Time Lebih Lama
Di Piala Dunia 2022, semakin banyak pelanggaran dan killing time hingga selebrasi gol dari para pemain maka wasit akan memberikan kompensasi yang sama. Jadi hitungan di jam wasit seperti di hentikan, bahkan durasi Injury time bisa sampai 8-10 menit.
Jadi jangan heran kalau injury time bisa sangat lama, nah di Liga Indonesia injury time yang lama sudah pasti akan di protes keras kalau bisa hantaman dan gaya tinju bebas dikeluarkan kepada sang wasit.
Belum lagi suporter yang ikut-ikutan turun ke lapangan ingin menggantikan si wasit, efeknya bisa saja timbul kerusuhan.
****
Mungkin kalian ada yang ingin menambahkan, monggo dipersilahkan. Dan apakah dengan adanya FIFA berkantor disini, akankah dapat mengupgrade kualitas sepakbola nasional?
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3,4
Pic : google
