wawanadalah21Avatar border
TS
wawanadalah21
Food Estate Hadapi Krisis Pangan dan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Negara

Food estate atau lumbung pangan yang diimplementasikan Pemerintah kita dinilai mampu memajukan perekonomian. Langkah Pak Presiden Joko Widodo dan pelaksanaan oleh Pak Menteri Pertahanan (Menhan) luar biasa.

Ini patut didukung oleh semua masyarakat Indonesia. Kenapa ? Selain mampu menjaga kestabilan ekonomi. Food Estate bagi orang awam ini mampu menjaga ketersediaan pangan nasional.

Sehingga jauh dari krisis pangan yang sekarang ini sedang melanda di berbagai negara. Orang tua kita dulu yang nama ya singkong sudah jadi makanan sehari-hari, cukup direbus dan dikukus bisa disantap.

Apa lagi sekarang ini sudah bisa dijadikan berbagai bahan makanan. Ya singkong ini adalah tanaman yang ditanam di program food estate. Jadi singkong mampu menjaga pangan nasional utuh dan kuat. Kita hidup dapat makanan dari hasil bumi kan .. toh kenapa ada oknum yang tidak mendukung program ini.

Aneh, memang mereka makan dari hasil apa kalau bukan dari hasil bumi. So program ini juga kan program yang menjaga kelestarian alam. Masa iya merusak alam. Coba berpikir jernih, kalau berpikir tidak baik ya begitu.

Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mohamad Yadi Sofyan Noor mengatakan program food estate di Kabupaten Pulang Pisau (Pupis) dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), sangat layak di tengah maraknya alih fungsi lahan di Pulau Jawa.

KTNA terlibat dalam proses budidaya tanaman pangan di dua kawasan food estate di Kalteng tersebut.

“Saat meninjau ke lapangan, saya menyaksikan sendiri bahwa perkembangan food estate di Pulang Pisau dan Kapuas bagus sekali. Para petani di sana senang karena ada peningkatan produksi. Jaringan irigasi memadai dan akses jalan ke kawasan juga bagus,” ungkap Yadi dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).

Dari sisi produksi, tokoh pertanian asal Kaltim ini melihat sudah dilakukan kegiatan intensifikasi di lahan seluas 30.000 hektare dan telah berhasil meningkatkan produksi sebanyak 49,8% dari tahun 2019.

Artinya, dari 2019 hingga 2020 ada peningkatan produksi. Pada tahun 2021, intensifikasi pada lahan seluas 14.135 hektare berhasil meningkatkan produksi padi sampai 11,7%.

Jadi secara agregat, tata produksi padi pada tahun 2020 dari tahun 2021 terjadi peningkatan 120.460 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 163.728 ton GKG.

“Kalau peningkatan produksi GKG itu dikonversi dalam bentuk uang maka ada peningkatan sebesar Rp818 miliar. Ini data berbicara yang memang kita ambil dari sana. Bukan data yang dibikin-bikin atau mengada-ada,” tegasnya.

Dari data yang dikumpulkan KTNA, kawasan food estate Kalteng yang sudah didukung jaringan irigasi mencapai 164.598 hektare. Jaringan irigasi fungsional seluas 85.456 hektare, dan nonfungsional seluas 79.142 hektare yang digarap dalam kurun waktu 2021-2022.

Rehabilitasi irigasi untuk yang fungsional kurang lebih seluas 57.141 hektare. Sedangkan untuk lahan dengan kondisi irigasi agak bagus ada sekitar 28.315 hektare.

“Kita lihat kemarin di lapangan, lebih banyak kegiatan intensifikasinya. Sedangkan yang non-fungsional banyak dilakukan perbaikan irigasi, jalan usaha tani, dan lain-lain," tandasnya.

Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan bertanya langsung kepada para petani di sana, KTNA menyimpulkan bahwa pengembangan food estate di Kalteng telah mampu meningkatkan efisiensi usaha tani serta mendorong intensifikasi dari perluasan usaha tani pangan, sehingga berdampak positif untuk peningkatan kapasitas produksi pangan dan pendapatan petani. 



Sumber : Sindonews.com
Diubah oleh wawanadalah21 28-11-2022 23:01
0
215
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan