Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jerman meminta China harus bertanggungjawab lebih besar atas situasi dunia saat ini. Khususnya dalam persoalan perubahan iklim.

Menteri Pembangunan Jerman, Svenja Schulze mengatakan tanggung jawab yang dimaksud seperti berkontribusi lebih banyak untuk pembayaran kompensasi bagi sejumlah negara yang dilanda bencana akibat perubahan iklim.

"Saat ini, China menghasilkan 28 persen emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, mereka harus berkontribusi untuk mengatasi kerusakan yang ada," pungkas Schulze kepada Bayerischer Rundfunk, Jumat (18/11/2022).

"Mereka selalu bersembunyi di balik fakta bahwa mereka adalah negara berkembang, padahal secara de facto mereka bukan lagi negara berkembang," lanjutnya.

[table][tr][td]Dilansir dari Reuters, pada Jumat ini negosiator iklim sedang mempertimbangkan usulan proposal Uni Eropa (UE) untuk menyelesaikan kebuntuan atas pembiayaan negara-negara yang terkena bencana akibat perubahan iklim. Selain itu, mendorong pencapaian kesepakatan akhir pada KTT iklim PBB tahun ini di Mesir.

Usulan dalam Proposal UE adalah menyiapkan dana khusus untuk menutupi kerugian dan kerusakan yang terjadi di negara-negara rentan, tetapi didanai dari "basis donor yang luas".

Tawaran UE bertentangan dengan proposal negara berkembang dan China yang meminta semua negara berkembang untuk memiliki akses ke dana tersebut. Proposal tersebut menggunakan definisi PBB yang memungkinkan China untuk menerima uang, bukan memberikan kontribusi.

Negosiasi tentang pembayaran kompensasi wajib di Sharm el-Sheikh sedang berlangsung saat ini. "Saya juga tidak yakin bahwa ini dapat diselesaikan hari ini, tetapi kami masih membutuhkan perpanjangan (waktu)," kata Schulze.

sumber[/td]
[/tr]
[/table]