- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Alert! Tetangga RI Kamboja Turun ke Perang Ukraina, Ada Apa?


TS
4574587568
Alert! Tetangga RI Kamboja Turun ke Perang Ukraina, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tetangga dekat RI sesama negara ASEAN, Kamboja, akan turun ke medan pertempuran di Ukraina. Apa yang menjadi alasannya?
Ini terkait pengiriman penjinak ranjau di negara bekas Uni Soviet itu. Perdana Menteri Hun Sen telah setuju uituk melatih warga Ukraina membersihkan alat peledak yang ditanam oleh pasukan Rusia.
Hun Sen membuat komitmen selama percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Selasa. "Membersihkan ranjau darat yang ditanam oleh pasukan Rusia selama invasi mereka," tegas Kementerian Luar Negeri mengumumkan, dikutip CNBC International Kamis (3/11/2022).
Kamboja sendiri menjadi salah satu negara dengan ranjau darat paling banyak di dunia selama hampir tiga dekade perang yang berakhir pada tahun 1998. Ini menyebabkan risiko besar bagi warga sipil, terutama di daerah pedesaan.
Sejak itu, sejumlah besar ranjau dan persenjataan lain yang tidak meledak telah dipindahkan dan dihancurkan Oleh pemerintah, Ini guna mengurangi jumlah korban.
Penghapus ranjau Kamboja telah menjadi salah satu yang paling berpengalaman di dunia. Dalam dekade terakhir beberapa ribu ahli Kamboja telah dikirim di bawah naungan PBB untuk bekerja di Afrika dan Timur Tengah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pusat Pekerjaan Ranjau Kamboja, Heng Ratana, mengatakan pihaknya sebelumnya berkonsultasi dengan mitra Jepang, untuk mengambil keputusan itu. Tim pertama akan ke Ukraina pada awal Desember sementara tim kedua dikirim pada kuartal pertama tahun ini.
Pasukan AS Masuk Ukraina
Sementara itu, Pasukan Amerika Serikat (AS) dilaporkan resmi sudah berada di wilayah Ukraina. Mereka disebut akan membantu militer Kyiv melacak senjata dan peralatan bernilai miliaran dolar, yang sebelumnya dikirim Washington ke negeri itu.
Laporan pertama kali dimuat media NBC Rabu, mengutip seorang pejabat senior kementerian pertahanan dan militer. Atase pertahanan AS untuk Ukraina, Brigadir Jenderal Garrick Harmon, memimpin inspeksi dengan bantuan dengan bantuan kedutaan besar di sana.
Sebenarnya pemeriksaan serupa telah dilakukan AS terhadap bantuannya sebelum perang. Tetapi selama berbulan-bulan hal itu terhenti akibat serangan Rusia.
"Ada beberapa inspeksi," menurut pejabat senior pertahanan.
Meski demikian, belum diketahui berapa banyak anggota militer AS yang terjun ke Ukraina. Namun, mereka diyakini merupakan pasukan yang dikirim 14 Februari ke Ukraina, 10 hari sebelum invasi Rusia.
Media yang sama juga mengungkap kehadiran tentara AS tak lepas dari klaim partai oposisi pemerintah, Republik. Para senatornya menyebut ada laporan senjata AS berakhir di pasar gelap.
Hal ini kemudian dibalas Presiden AS Joe Biden dengan merilis sebuah rencana pekan lalu. Ia memerintahkan Pentagon untuk mengawasi lebih dekat bantuan yang telah dikirimnya.
"AS belum melihat bukti senjata dialihkan ke pasar gelap atau digunakan untuk apa pun selain tujuan aslinya," tambah pejabat pertahanan itu lagi.
"Tetapi Pentagon dan Departemen Luar Negeri tetap menyadari risiko tersebut dan mengambil upaya untuk mencegahnya," ujarnya.
Muncul pula beberapa kekhawatiran bahwa senjata itu akan jatuh ke tangan Rusia. Karenanya militer AS diharapkan bisa bertindak cepat.
"Rusia mungkin juga akan menggunakan senjata ini untuk mengembangkan tindakan balasan, propaganda, atau untuk melakukan operasi bendera palsu," katanya mengutip dokumen Departemen Luar Negeri.
sumber
Diubah oleh 4574587568 03-11-2022 13:59






pakisal212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
896
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan