

TS
si.matamalaikat
Jepang Ketar-Ketir, Paman Sam Akan Memulangkan 48 Unit F-15 dari Kadena
Quote:
Di saat Jepang sedang terlibat gesekan dengan China serta menghadapi kegilaan Korea Utara yang terus menerus melakukan uji coba penembakan rudal balistik melintasi wilayah udaranya, kini ada kabar mengejutkan jika F-15C/D yang berpangkalan di Pangkalan Udara Kadena di Pulau Okinawa akan dipulangkan ke Amerika Serikat.
Sementara itu, juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek mengkonfirmasi kepada The War Zonebahwa, sebagai bagian dari rencana modernisasi, Angkatan Udara Amerika Serikat akan mempensiunkan armada pesawat F-15C/D yang sudah tua dan telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Mulai 1 November, Departemen Pertahanan akan memulai penarikan bertahap pesawat F-15C/D yang dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena selama dua tahun ke depan.
Sebagai tambahan informasi, F-15C/D yang beroperasi di Jepang adalah satu-satunya skadron Eagle yang berdinas di luar Amerika. F-15C/D bertugas bersama 44th Fighter Squadron “Vampires” dan 67th Fighter Squadron “Fighting Cocks.” Total keseluruhan ada 48 pesawat yang bertugas di dua skadron ini.
Sementara itu, ketika F-15 mulai ditarik secara permanen dari Kadena, USAF akan menempatkan detasemen pesawat tempur sementara. Kemungkinan pesawat yang akan dikirim ke Jepang adalah jet tempur generasi kelima, pilihannya adalah antara F-22 atau F-35.
"Departemen Pertahanan AS akan terus mempertahankan kehadiran di Kadena dengan secara bergilir mengerahkan pesawat generasi ke-4 dan ke-5 yang lebih baru dan lebih maju untuk menggantikan F-15 saat mereka pensiun,” ujar Ann Stefanek menjelaskan kepada The War Zone.
F-22 dinilai USAF sangat cocok untuk misi di Kadena, telah diusulkan sebagai kandidat yang mungkin untuk rotasi enam bulan pertama, meskipun itu masih belum dikonfirmasi. Pesawat-pesawat itu kemungkinan akan datang dari Pangkalan Angkatan Udara Elmendorf di Alaska. Tetapi, keunggulan Raptor juga perlu dipertimbangkan; dengan kenyataan armadanya yang kecil dengan ketersediaan yang umumnya terbatas.
Saat ini, F-22 Alaska untuk sementara ditugaskan ke Polandia, di tengah ketegangan dengan Rusia terkait Ukraina. Di sisi lain, sebenarnya F-22 juga memiliki tingkat kesiapan yang relatif buruk; umumnya pesawat memiliki tingkat kesiapan tempur sekitar 50 persen pada waktu tertentu.
Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa hanya ada sekitar 125 F-22 berkode tempur yang digunakan, dengan sekitar 55 lainnya tidak sepenuhnya memiliki kesiapan tempur dan hanya digunakan untuk pelatihan dan uji coba. Angkatan Udara AS pun ingin mempensiunkan semua F-22 yang tidak ditingkatkan, sementara beberapa di Kongres ingin meningkatkan pesawat dengan biaya yang relatif besar.
Selain F-22, Pangkalan Udara Kadena juga telah ditetapkan sebagai penerima F-15EX (Eagle II) oleh kepala Angkatan Udara Pasifik, Jenderal Kenneth Wilsbach. Wilsbach mengatakan dia ingin melihat Eagle II menggantikan dua skadron F-15C/D yang saat ini dioperasikan dari pangkalan tersebut.
Akan tetapi dari pesanan awal 144 unit, kini USAF hanya boleh membeli sekitar 80 unit F-15EX. Hal ini kelak akan mempengaruhi rencana penempatan F-15EX di Kadena. Pasalnya pesanan F-15EX oleh USAF juga akan digunakan untuk menggantikan F-15C/D yang beroperasi di lima skadron Air National Guard. Dan dengan hanya pembelian 80 pesawat yang disetujui, jumlah itu tentu masih kurang.
Sebenarnya ada jet tempur Angkatan Udara AS lainnya yang berbasis di Jepang, yakni ada dua skadron F-16 di Pangkalan Udara Misawa di pulau utama Honshu. Namun, F-15 menawarkan spesialisasi superioritas udara jarak jauh yang tidak dimiliki oleh F-16. Dan dengan semakin aktifnya pesawat militer China di wilayah udara sekitar Taiwan, serta menjelajah lebih jauh di atas Laut China Selatan dan Laut China Timur, kemampuan semacam ini menjadi sangat penting.
Faktor utama lainnya dalam konteks ini adalah relevansi khusus F-15 dalam pertahanan rudal jelajah, yang merupakan masalah besar dan berkembang di wilayah tersebut; terutama oleh Korea Utara. Sementara itu, F-15C/D sendiri pertama kali tiba di Kadena pada 1979, dan sejak saat itu Si Elang terus berada di sana.
Sementara menurut laporan Financial Times, beberapa pejabat di pemerintah Jepang dan Pentagon telah menyuarakan kekhawatiran bahwa langkah penarikan F-15 secara permanen akan meningkatkan aktivitas militer China di sekitar wilayah Jepang. Di sisi lain, saat ini USAF memang sedang dipusingkan mengatur armada pesawat tempurnya. Ketika F-22 tak sepenuhnya siap bertempur, pesanan F-15EX pun telah dipotong hampir separuhnya. Selain itu, F-35 pun masih terus mengalami masalah. Di mana yang terbaru, F-35 jatuh di Hill Air Force Base pada 19 Oktober 2022.
Referensi Tulisan: The War Zone& Financial Times
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Sementara itu, juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek mengkonfirmasi kepada The War Zonebahwa, sebagai bagian dari rencana modernisasi, Angkatan Udara Amerika Serikat akan mempensiunkan armada pesawat F-15C/D yang sudah tua dan telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Mulai 1 November, Departemen Pertahanan akan memulai penarikan bertahap pesawat F-15C/D yang dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena selama dua tahun ke depan.
Sebagai tambahan informasi, F-15C/D yang beroperasi di Jepang adalah satu-satunya skadron Eagle yang berdinas di luar Amerika. F-15C/D bertugas bersama 44th Fighter Squadron “Vampires” dan 67th Fighter Squadron “Fighting Cocks.” Total keseluruhan ada 48 pesawat yang bertugas di dua skadron ini.
Sementara itu, ketika F-15 mulai ditarik secara permanen dari Kadena, USAF akan menempatkan detasemen pesawat tempur sementara. Kemungkinan pesawat yang akan dikirim ke Jepang adalah jet tempur generasi kelima, pilihannya adalah antara F-22 atau F-35.
"Departemen Pertahanan AS akan terus mempertahankan kehadiran di Kadena dengan secara bergilir mengerahkan pesawat generasi ke-4 dan ke-5 yang lebih baru dan lebih maju untuk menggantikan F-15 saat mereka pensiun,” ujar Ann Stefanek menjelaskan kepada The War Zone.
Quote:
F-22 dinilai USAF sangat cocok untuk misi di Kadena, telah diusulkan sebagai kandidat yang mungkin untuk rotasi enam bulan pertama, meskipun itu masih belum dikonfirmasi. Pesawat-pesawat itu kemungkinan akan datang dari Pangkalan Angkatan Udara Elmendorf di Alaska. Tetapi, keunggulan Raptor juga perlu dipertimbangkan; dengan kenyataan armadanya yang kecil dengan ketersediaan yang umumnya terbatas.
Saat ini, F-22 Alaska untuk sementara ditugaskan ke Polandia, di tengah ketegangan dengan Rusia terkait Ukraina. Di sisi lain, sebenarnya F-22 juga memiliki tingkat kesiapan yang relatif buruk; umumnya pesawat memiliki tingkat kesiapan tempur sekitar 50 persen pada waktu tertentu.
Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa hanya ada sekitar 125 F-22 berkode tempur yang digunakan, dengan sekitar 55 lainnya tidak sepenuhnya memiliki kesiapan tempur dan hanya digunakan untuk pelatihan dan uji coba. Angkatan Udara AS pun ingin mempensiunkan semua F-22 yang tidak ditingkatkan, sementara beberapa di Kongres ingin meningkatkan pesawat dengan biaya yang relatif besar.
Quote:
Selain F-22, Pangkalan Udara Kadena juga telah ditetapkan sebagai penerima F-15EX (Eagle II) oleh kepala Angkatan Udara Pasifik, Jenderal Kenneth Wilsbach. Wilsbach mengatakan dia ingin melihat Eagle II menggantikan dua skadron F-15C/D yang saat ini dioperasikan dari pangkalan tersebut.
Akan tetapi dari pesanan awal 144 unit, kini USAF hanya boleh membeli sekitar 80 unit F-15EX. Hal ini kelak akan mempengaruhi rencana penempatan F-15EX di Kadena. Pasalnya pesanan F-15EX oleh USAF juga akan digunakan untuk menggantikan F-15C/D yang beroperasi di lima skadron Air National Guard. Dan dengan hanya pembelian 80 pesawat yang disetujui, jumlah itu tentu masih kurang.
Sebenarnya ada jet tempur Angkatan Udara AS lainnya yang berbasis di Jepang, yakni ada dua skadron F-16 di Pangkalan Udara Misawa di pulau utama Honshu. Namun, F-15 menawarkan spesialisasi superioritas udara jarak jauh yang tidak dimiliki oleh F-16. Dan dengan semakin aktifnya pesawat militer China di wilayah udara sekitar Taiwan, serta menjelajah lebih jauh di atas Laut China Selatan dan Laut China Timur, kemampuan semacam ini menjadi sangat penting.
Faktor utama lainnya dalam konteks ini adalah relevansi khusus F-15 dalam pertahanan rudal jelajah, yang merupakan masalah besar dan berkembang di wilayah tersebut; terutama oleh Korea Utara. Sementara itu, F-15C/D sendiri pertama kali tiba di Kadena pada 1979, dan sejak saat itu Si Elang terus berada di sana.
Sementara menurut laporan Financial Times, beberapa pejabat di pemerintah Jepang dan Pentagon telah menyuarakan kekhawatiran bahwa langkah penarikan F-15 secara permanen akan meningkatkan aktivitas militer China di sekitar wilayah Jepang. Di sisi lain, saat ini USAF memang sedang dipusingkan mengatur armada pesawat tempurnya. Ketika F-22 tak sepenuhnya siap bertempur, pesanan F-15EX pun telah dipotong hampir separuhnya. Selain itu, F-35 pun masih terus mengalami masalah. Di mana yang terbaru, F-35 jatuh di Hill Air Force Base pada 19 Oktober 2022.
---------------
Referensi Tulisan: The War Zone& Financial Times
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 30-10-2022 13:49






69banditos dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.7K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan