- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Music
17 Tahun The Poison - Salah Satu Album Metal Terbaik di Awal 2000-an


TS
si.matamalaikat
17 Tahun The Poison - Salah Satu Album Metal Terbaik di Awal 2000-an
Quote:
Bagi Agan atau Sista yang kebetulan penyuka musik yang tidak ramah di kuping, semisal musik-musik seperti heavy metal; pasti tidak asing dengan album The Poison.Album ini dirilis oleh band asal Wales bernama Bullet for My Valentine (BFMV). Dan pada tahun ini rupanya adalah peringatan 17 tahun dari perilisan album tersebut. Album ini dirilis pada 3 Oktober 2005 di Inggris dan di AS dirilis pada 14 Februari 2006.
Bagi penulis album ini adalah salah satu album metal terbaik di awal 2000-an, selain tempo musik yang cepat serta permainan gitar yang ciamik dari Matt Tuck dan Michael Paget; kombinasi vokal scream dan clean di album ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan dua adopsi dua teknik vokal yang berbeda membuat album The Poison masih cukup ramah di kuping. Selain itu, di awal 2000-an sebenarnya juga banyak band yang mengadopsi teknik vokal scream dan clean. Di mana teknik vokal ini identik dengan genre musik metalcore.
Salah satu lagu yang jadi andalan di album pertama BFMV adalah "Tears Don't Fall", di mana mereka juga membuatkan klip video dari lagu ini. Lagu ini juga masih sering dimainkan saat mereka tampil live. Dan juga lagu ini jadi salah satu favorit penulis juga.
Selain "Tears Don't Fall", beberapa lagu yang bisa memompa semangat Agan dan Sista antara lain "4 Words (To Coke Upon), Her Voice Resides, Suffocating Under Words of Sorrow (What Can I Do)." Dan untuk sedikit menurunkan tempo lagu yang cepat, BFMV menyiapkan lagu berjudul "All These Things I Hate (Revolve Around Me)." Menjadi salah satu lagu dengan tempo yang tidak terlalu cepat dalam album The Poison.
The Poison bisa dibilang album yang sukses di pasaran, pada 30 Januari 2018, album ini telah terjual total 1.600.000 kopi di seluruh dunia dan sekitar 500.000 kopi di AS. BFMV juga merilis ulang The Poison yang mereka sebut sebagai album deluxe edition, dengan menampilkan beberapa lagu tambahan seperti Hand of Blood dan Spit You Out.
Yang membuat album The Poison istimewa karena memampilkan formasi asli dari personel band. Di mana Matt Tuck sebagai vokalis dan gitar, Michael Paget sebagai gitaris utama, Jason James sebagai basis dan Michael Thomas sebagai penabuh drum.
Formasi asli BFMV ini pun sukses membuat beberapa album lain yang tak kalah bagus, seperti album Scream Aim Fire (2008), Fever (2010), Temper Temper (2013), Venom (2015). Sayangnya setelah album Venom, Jason James dan Michael Thomas meninggalkan BFMV. Kini posisis mereka digantikan oleh Jamie Mathias (basis) dan Jason Bowld (drummer).
The Poison sendiri punya arti penting bagi perjalanan BFMV, karena pada album-album mereka berikutnya; ciri khas dari album The Poison masih terasa. Semisal tempo permainan gitar dan drum yang cepat serta kombinasi vokal scream dan clean. Dan pada 2018 lewat album Gravity, mereka mencoba berksperimen dengan menghilangkan beberapa ciri khas band yang terlanjur melekat.
Mulai dengan lebih banyak vokal clean dibandingkan Scream, serta mengurangi permainan gitar cepat mereka. Hal ini pun sempat mendapat kritik dari para fans, yang menyebut mereka berubah genre cenderung menjadi elektro rock. Sementara itu, melalui album self-tirledterbaru mereka yang dirilis pada 5 November 2021; band ini sudah kembali menemukan jati dirinya. Di mana album ini mendapat respon baik dari para fans.
Di sisi lain, album pertama dari sebuah band sebenarnya selalu punya makna penting. Karena album itu akan selalu diingat dan bakal banyak berpengaruh kepada album band itu sendiri kedepannya. Dan 17 tahun setelah perilisannya, terbukti The Poison masih punya pengaruh yang cukup besar pada perjalanan BFMV dalam membuat album baru. Di mana sebenarnya The Poison juga telah menjadi bagian dari identitas Bullet for My Valentine.
Referensi Tulisan: kerrang.com
Sumber Foto & Ilustrasi: sudah tertera di atas
Bagi penulis album ini adalah salah satu album metal terbaik di awal 2000-an, selain tempo musik yang cepat serta permainan gitar yang ciamik dari Matt Tuck dan Michael Paget; kombinasi vokal scream dan clean di album ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan dua adopsi dua teknik vokal yang berbeda membuat album The Poison masih cukup ramah di kuping. Selain itu, di awal 2000-an sebenarnya juga banyak band yang mengadopsi teknik vokal scream dan clean. Di mana teknik vokal ini identik dengan genre musik metalcore.
Salah satu lagu yang jadi andalan di album pertama BFMV adalah "Tears Don't Fall", di mana mereka juga membuatkan klip video dari lagu ini. Lagu ini juga masih sering dimainkan saat mereka tampil live. Dan juga lagu ini jadi salah satu favorit penulis juga.
Quote:
Selain "Tears Don't Fall", beberapa lagu yang bisa memompa semangat Agan dan Sista antara lain "4 Words (To Coke Upon), Her Voice Resides, Suffocating Under Words of Sorrow (What Can I Do)." Dan untuk sedikit menurunkan tempo lagu yang cepat, BFMV menyiapkan lagu berjudul "All These Things I Hate (Revolve Around Me)." Menjadi salah satu lagu dengan tempo yang tidak terlalu cepat dalam album The Poison.
The Poison bisa dibilang album yang sukses di pasaran, pada 30 Januari 2018, album ini telah terjual total 1.600.000 kopi di seluruh dunia dan sekitar 500.000 kopi di AS. BFMV juga merilis ulang The Poison yang mereka sebut sebagai album deluxe edition, dengan menampilkan beberapa lagu tambahan seperti Hand of Blood dan Spit You Out.
Yang membuat album The Poison istimewa karena memampilkan formasi asli dari personel band. Di mana Matt Tuck sebagai vokalis dan gitar, Michael Paget sebagai gitaris utama, Jason James sebagai basis dan Michael Thomas sebagai penabuh drum.
Formasi asli BFMV ini pun sukses membuat beberapa album lain yang tak kalah bagus, seperti album Scream Aim Fire (2008), Fever (2010), Temper Temper (2013), Venom (2015). Sayangnya setelah album Venom, Jason James dan Michael Thomas meninggalkan BFMV. Kini posisis mereka digantikan oleh Jamie Mathias (basis) dan Jason Bowld (drummer).
Quote:
The Poison sendiri punya arti penting bagi perjalanan BFMV, karena pada album-album mereka berikutnya; ciri khas dari album The Poison masih terasa. Semisal tempo permainan gitar dan drum yang cepat serta kombinasi vokal scream dan clean. Dan pada 2018 lewat album Gravity, mereka mencoba berksperimen dengan menghilangkan beberapa ciri khas band yang terlanjur melekat.
Mulai dengan lebih banyak vokal clean dibandingkan Scream, serta mengurangi permainan gitar cepat mereka. Hal ini pun sempat mendapat kritik dari para fans, yang menyebut mereka berubah genre cenderung menjadi elektro rock. Sementara itu, melalui album self-tirledterbaru mereka yang dirilis pada 5 November 2021; band ini sudah kembali menemukan jati dirinya. Di mana album ini mendapat respon baik dari para fans.
Di sisi lain, album pertama dari sebuah band sebenarnya selalu punya makna penting. Karena album itu akan selalu diingat dan bakal banyak berpengaruh kepada album band itu sendiri kedepannya. Dan 17 tahun setelah perilisannya, terbukti The Poison masih punya pengaruh yang cukup besar pada perjalanan BFMV dalam membuat album baru. Di mana sebenarnya The Poison juga telah menjadi bagian dari identitas Bullet for My Valentine.
----------
Referensi Tulisan: kerrang.com
Sumber Foto & Ilustrasi: sudah tertera di atas




69banditos dan azkancud memberi reputasi
2
1.4K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan