- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Rusia akan Evakuasi 60 Ribu Warga Sipil di Kherson


TS
4574587568
Rusia akan Evakuasi 60 Ribu Warga Sipil di Kherson

Rusia berencana mengevakuasi sekitar 50 ribu hingga 60 ribu warga sipil di Kherson
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pihak berwenang Rusia berencana mengevakuasi sekitar 50 ribu hingga 60 ribu warga sipil di Kherson selama enam hari ke depan. Evakuasi berlangsung di tengah meningkatnya tekanan terhadap serangan balasan Ukraina.
Gubernur yang diangkat Rusia, Vladimir Saldo mengatakan, pihak berwenang memindahkan warga sipil ke sisi kiri Dnipro untum agar tetap aman. Evakuasi dilakukan untuk memungkinkan militer Rusia bertindak tegas terhadap serangan pasukan Rusia.
"Saya berkendara melalui pusat regional pagi ini. Di luar, tidak ada yang menunjukkan ada banyak tekanan. Tetapi ketika saya tiba di pelabuhan, saya melihat perahu-perahu sudah menunggu dan sudah penuh dengan orang-orang yang siap untuk pergi ke sisi kiri Dnipro," kata Saldo.
Saldo menambahkan, situasi di Kherson semakin tegang. Dia mengatakan sekitar 10.000 orang per hari akan dipindahkan selama enam hari ke depan. Menurutnya, beberapa daerah di Rusia telah bersiap untuk menerima pengungsi dari wilayah Kherson.
"Lebih dari 5.000 orang telah meninggalkan Kherson dalam dua hari terakhir," kata Saldo kepada televisi pemerintah.
Komandan baru pasukan Rusia di Ukraina membuat pengakuan langka atas tekanan yang mereka alami dari serangan Ukraina, untuk merebut kembali wilayah selatan dan timur yang telah dianeksasi Moskow beberapa minggu lalu. Pemimpin baru wilayah Kherson, Sergei Surovikin yang dilantik Kremlin pada Selasa (18/10/2022), mengumumkan pemindahan warga sipil secara bertahap dari empat kota di wilayah sekitar Sungai Dnipro.
"Situasi di daerah 'Operasi Militer Khusus' dapat digambarkan cukup tegang," ujar Surovikin, seorang jenderal angkatan udara Rusia yang sekarang memimpin pasukan Rusia, kepada televiai milik negara Rossiya 24.
Pasukan Rusia di wilayah Kherson telah mundur sejauh 20-30 kilometer dalam beberapa minggu terakhir. Mereka berisiko terjebak di tepi barat Sungai Dnipro sepanjang 2.200 kilometer yang membelah Ukraina. Surovikin mengatakan, situasi di Kherson sangat sulit.
"Situasi di daerah ini sulit. Musuh sengaja menyerang infrastruktur dan bangunan tempat tinggal," ujar Surovikin.
Anggota dewan yang didirikan Rusia untuk mengatur Zaporizhzhia, Vladimir Rogov, menyatakan, pasukan Ukraina telah mengintensifkan penembakan terharap Kota Enerhodar yang dikuasai Rusia. Kita ini adalah tempat tinggal bagi sebagian besar karyawan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
"Tembakan artileri telah menghantam pinggiran kota dan ada 10 serangan terjadi di sekitar pembangkit listrik termal," kata Rogov di aplikasi pesan Telegram pada Rabu (19/10/2022).
Sementara Dmytro Orlov, yang diakui Ukraina sebagai walikota Enerhodar, menyalahkan Rusia atas penembakan itu. "Penembakan pertama dari zona industri, dan Kemudian dari kota itu sendiri yang dimulai sekitar tengah malam dan tidak berhenti hingga pagi hari," katanya dalam sebuah unggahan di Telegram.
Pembangkit Zaporizhzhia berada di salah satu dari empat wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia. Tiga wilayah lain yang dianeksasi adalah Kherson, Donetsk, dan Luhansk.
Militer Ukraina pada Rabu mengatakan, pasukan Rusia telah melakukan serangan dengan rudal jelajah, penerbangan dan anti-pesawat di beberapa wilayah, termasuk Kiev dan Zaporizhzhia dalam 24 jam terakhir. "Selain itu, penjajah menggunakan 14 kendaraan udara tak berawak Shahed-136 buatan Iran, 10 di antaranya ditembak jatuh," kata pernyataan militer Ukraina.
sumber


batigols memberi reputasi
1
209
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan