

TS
indahambarwa204
Kenali Gejala dan Pencegahan Diare Pada Anak

Diare merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Lingkungan yang tidak sehat dan perilaku yang tidak hygienis sehingga sangat erat kaitannya dengan penyakit diare. Diare adalah Buang Air Besar (BAB) yang lebih cair dari biasanya atau bahkan dapat berupa air saja (mencret) biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari. Selain itu, feses pada pasien yang menderita diare lebih encer dari biasanya. Hal yang perlu diwaspadai, meskipun diare dapat berlangsung singkat, namun dapat berlangsung selama beberapa hari. Dalam beberapa kasus bahkan bisa berlangsung selama berminggu-minggu.(Qisti, Dewi Anissa et al 2021)
Penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak dibawah usia lima tahun dengan jumlah 525.000 (0,030%) anak setiap tahunnya. Secara global, terdapat hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare anak-anak setiap tahunnya. Diare dapat berlangsung selama beberapa hari dan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah penyebab utama kematian akibat diare, dan penyebab diare yang lainnya yaitu infeksi bakteri septik. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki gangguan kekebalan serta orang pengindap HIV paling berisiko mengalami diare yang mengancam jiwa (Organization,2017).
Prevalensi diare di Indonesia menurut karakteristik berdasarkan Riskesdas 2018 tercatat sebanyak 18.225(9%) anak dengan diare pada kelompok umur <1 tahun, 73.188(11,5%) anak dengan diare pada kelompok umur 1-4 tahun, 182.338(6,2%) anak yang mengalami diare pada kelompok umur 5-14 tahun, dan sebanyak 165.644 (6,7 %) anak dengan diare golongan umur 15-24tahun (Kemenkes,2019)
Faktor-faktor kejadian diare dipengaruhi oleh: Kurang memadainya penyediaan air bersih, Air yang terkontaminasi oleh tinja, sarana kebersihan yang kurang memadai, tempat pembuangan tinja yang tidak hygienis kebersihan lingkungan dan perorangan yang kurang dan kebersihan makanan yang kurang memadai.
Secara klinis, penyebab diare dapat di kelompokkan menjadi enam kelompok yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefinisit, dan penyebab lain.(Hijriani et al., 2020)
Jenis-jenis diare pada anak, berdasarkan lama berlangsungnya, jenis diare pada anak dibedakan menjadi dua. Yaitu diare akut dan diare kronis, Diare akut berlangsung selama 1-2 hari, kemudian akan hilang dengan sendirinya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, atau bisa jadi terjadi jika anak sakit karena virus, sedangkan Diare kronis berlangsung selama beberapa minggu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah kesehatan, seperti sindrom iritasi usus besar, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, penyakit celiac, atau penyakit usus lainnya.(dinkes.kalbarprov.go.id, 2021)(dinkes.kalbarprov.go.id, 2021)
Cara mencegah diare pada anak
1. Pemberian vaksin rotavirus kepada anak.
2. Mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB).
3. Menjaga kebersihkan lingkungan rumah, terutama kamar mandi.
4. Cuci sayur dan buah dengan baik sebelum memberikannya pada anak.
5. Cuci peralatan masak dengan baik, terutama setelah digunakan untuk memotong daging atau ayam mentah.
6. Langsung masukkan daging mentah ke kulkas setelah dibeli.
7. Tidak memberikan susu yang belum melewati proses pembunuhan bakteri.
8. Tidak memberikan daging, ikan dan bahan makanan lain yang masih mentah atau belum dimasak.
9. Konsumsilah makanan yang sehat dan bersih.
10. Batasi anak untuk mengonsumsi makanan yang dibeli di luar rumah karena tidak terjamin kebersihannya.(Buletin-Diare, n.d.)
Tanda dan gejala saat terjadi diare yaitu anak menjadi gelisah dan rewel, suhu tubuh meningkat, muntah sesudah atau sebelum terjadi diare, nafsu makan berkurang, feses aka menjadi cair dan disertai dengan lender ataupun darah, warna feses berubah lama kelamaan menjadi warna kehijau hijauan karena tercampur dengan cairan empedu (Ari, 2021)
Penyakit diare masalah kesehatan dengan angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare biasanya frekuensi BAB 3kali atau lebih dengan konsistensi feses cair. Untuk pencegahan terkena diare pada anak bisa melakukan mencuci makanan setiap mau makan, mencuci tangan setelah BAB, BAK, dan sebelum makan, memakan makanan yang sudah matang, jangan jajan sembarangan
Daftar Pustaka
Ari. (2021). Upaya Pencegahan Diare pada Anak. In Pustaka Taman Ilmu.
buletin-diare. (n.d.).
dinkes.kalbarprov.go.id. (2021, December 29). Hal-Hal yang Harus Diketahui Para Orang Tua Seputar Diare Pada Anak.
Hijriani, H., Agustini, A., Karnila, A., Tinggi, S., Kesehatan, I., Majalengka, J., & Barat, I. (2020). PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PADA ANAK DENGAN DIARE DI RUMAH SAKIT UMUM KELAS B KABUPATEN SUBANG. In Jurnal Health Sains (Vol. 1, Issue 5).
Qisti, Dewi Anissa;Putri, Elwan Nanda Eka;Fitriana, Hafifah; Irayani, Salsa Putri ;Pitaloka, S. A. Z. (2021). ANALISISIS ASPEK LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI TANAH SAREAL. Jurnal Inovasi Penelitian, 2. https://doi.org/2722-9475
0
653
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan