Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Hindari penculikan, para gadis Katolik dilarang berbagi foto di media sosial
Hindari penculikan, para gadis Katolik dilarang berbagi foto di media sosial
Oktober 10, 2022
Hindari penculikan, para gadis Katolik dilarang berbagi foto di media sosial
Minsa yang berusia dua belas tahun bertindak sebagai ratu pada penobatan Maria di Gereja Santa Teresa di Desa Tera, dekat Lahore, pada 1 Oktober. (Foto: Jasber Ashiq)

Poster-poster berwarna-warni yang mengiklankan ziarah tahunan Bunda Maria terlihat di Desa Tera, Pakistan, tetapi mereka dilarang untuk mengambil foto atau video.
“Memotret atau merekam video di ponsel dilarang. Kita semua wajib menghormati tempat suci. Tamu yang datang ke tempat peziarah ini diminta  mematuhi SOP (prosedur operasi standar),” kata sebuah pengumuman negara.
Larangan ponsel bertujuan menjauhkan orang dari gangguan. Ia juga ingin menghindari foto-foto kepada para gadis yang kemudian beredar sembarangan di media sosial di negara mayoritas Muslim itu di mana para gadis Katolik sering diculik, dan dipaksa masuk Islam untuk menikah.
Pemahkotaan sebuah patung Bunda Maria oleh gadis-gadis muda adalah daya tarik utama festival Bunda Maria, seperti yang diadakan pada 1 Oktober di Gereja Santa Teresa, di Desa Tera, Provinsi Punjab.
Ratusan paroki di seluruh Pakistan mengadakan festival seperti itu selama Oktober, Bulan Rosario, dalam kalender Gereja.
Umat Katolik pra-remaja, yang berpakaian seperti pengantin, berjalan dengan anggun menuju gua atau panggung sambil memegang mahkota emas atau perak dan meletakkannya di atas kepala patung Bunda Maria diiringi tepukan tangan dan sorak-sorai.
Para gadis ini, yang disebut sebagai ratu, biasanya dipilih dari kelompok rosario atau sekolah minggu melalui undian. Dua anak, berpakaian seperti malaikat, membantu mereka memegang dulang dengan mahkota.
Keuskupan Lahore, Keuskupan Faisalabad dan Keuskupan Multan di Provinsi Punjab, rumah bagi lebih dari dua juta orang Kristen, telah menetapkan batas usia untuk ratu-ratu ini setelah kedatangan internet dan telepon seluler tahun 1990-an.
Umat Katolik konservatif melabeli telepon sebagai pistol di tangan para pemuda di Republik Islam di mana orang tua menjaga orang-orang muda dengan ketat.
Karena aplikasi kencan populer seperti Tinder dilarang di Pakistan, kaum muda menggunakan media sosial untuk tujuan tersebut.
Menurut Uskup Hyderabad, Mgr. Samson Shukardin, pembatasan berbeda-beda di berbagai keuskupan. Tidak ada penghalangan seperti itu di wilayah selatan di mana ada lebih sedikit orang Kristen.
“Pemotretan peristiwa penuh warna oleh orang biasa meningkatkan risiko penyalahgunaan foto dan membagikannya di media sosial tanpa sepengetahuan para remaja putri ini. Fotografer resmi keuskupan atau paroki membantu melindungi martabat mereka dan menghindari masalah seperti itu,” katanya kepada UCA News.
Jasber Ashiq, sekretaris panggung ziarah Tera, juga mendesak para relawan dan keamanan untuk melarang para peziarah orang muda mengambil foto ratu berusia 12 tahun dan kelompoknya.
“Latihan tahunan ini bertujuan menjauhkan gadis-gadis muda yang berdandan dan mengenakan gaun yang bagus. Beberapa orang membagikan foto mereka di internet yang menimbulkan kemarahan dari keluarga dari para gadis yang bersangkutan,” kata Ashiq, direktur TV Katolik Keuskupan Agung Lahore.
Dia mengatakan para uskup melarang para gadis remaja Katolik menjadi ratu selama upacara semacam itu. Para mahasiswa biasa berpartisipasi dalam pemahkotaan Maria lebih dari dua dekade lalu di paroki-paroki di Lahore, yang selalu menjadi pusat budaya.
Maleha Shehzad, siswa kelas sembilan, yang berpartisipasi dalam upacara pemahkotaan Tera, mengatakan kepada UCA News bahwa dia dan teman-temannya bersemangat untuk mengenakan gaun ratu berwarna-warni dan malaikat di sekelilingnya.
“Tapi, kami tidak mengambil foto sesuai instruksi para imam,” katanya.
Shehzad termasuk lebih dari 60 juta pengguna media sosial aktif di Pakistan, kebanyakan dari mereka di Facebook. Negara ini memiliki populasi kaum muda yang besar yang terpikat pada aplikasi media sosial dan platform game, yang telah meningkatkan permintaan akan ponsel pintar.
Catatan Otoritas Telekomunikasi Pakistan tahun 2021 menunjukkan bahwa negara itu memiliki 188 juta pelanggan telepon seluler, dengan sekitar 49 persen terdiri dari koneksi melalui seluler.
Namun, perangkat tersebut umumnya dibenci oleh Gereja lokal. Misalnya, Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Pakistan hanya merestui radio pada program tahunan Hari Komunikasi Sedunia di tujuh katedral Katolik di Pakistan.
Tahun 2019, Uskup Agung Lahore, Mgr. Sebastian Shaw mengatakan ponsel itu “seperti memiliki Setan yang disembunyikan di saku Anda ketika Anda datang ke gereja.”
Prelatus itu meminta umat Katolik untuk menjalankan puasa satu jam dari ponsel pintar untuk menghindari gangguan selama kegiatan spiritual seperti Misa Minggu.
Gereja Nasional Pakistan (NCP), yang mengoperasikan 11 WA grup, juga melarang penggunaan ponsel  pintar selama kebaktian mereka di delapan keuskupan Anglikan di  negera itu.
Pendeta Shahzad Gill, dari Gereja Presbiterian, mengatakan menggunakan teknologi “sangat penting untuk komunikasi.”
“Tetapi informasi Gereja hanya boleh dibagikan kepada media yang bersangkutan. Orang biasa mungkin menyalahgunakan informasi ini dengan keterangan atau deskripsi yang salah,” katanya.
Tapi, tidak semua setuju dengan larangan fotografi di pesta Bunda Maria.
Emmanuel Neno, sekretaris eksekutif Komisi Kateketik Uskup Katolik, mengingat bahwa larangan semacam itu tidak diberlakukan selama ziarah nasional populer pada 9-11 September di desa Katolik Mariamabad, Provinsi Punjab.
“Tidak ada kondisi seperti itu ketika lebih dari setengah juta peziarah berkumpul dari seluruh negeri. Saya hanya tidak mengerti larangan ini,” katanya kepada UCA News.
“Peziarah, terutama dari luar, membutuhkan alat komunikasi untuk tetap berhubungan dan merekam pengalaman spiritual. Mungkin TV Katolik hanya menginginkan hak eksklusif untuk liputan ziarah tingkat desa. Perangkat seluler hanya boleh dimatikan selama Misa,” kata Neno.
Di tengah meningkatnya jumlah penyiar dan aktivis Kristen yang menggunakan Facebook Live dan YouTube, TV Katolik yang berbasis di Lahore berfungsi sebagai satu-satunya saluran TV yang dikelola Gereja di Pakistan.
Neno juga menjelaskan batas usia untuk ratu dan malaikat pra-remaja selama pemahkotaan Bunda Maria sebagai masalah budaya.
“Ini seperti pejabat dan orang tua yang menerima karangan bunga dari anak-anak. Penduduk setempat yang sudah tua terutama tidak menyukai gadis-gadis muda dengan gaun mewah,” katanya.

https://indonesia.ucanews.com/2022/1...-media-sosial/
0
388
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan