- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KESAKTIAN PANCASILA


TS
kasihudin
KESAKTIAN PANCASILA


Apalagi saat ditemukannya jenazah para Jenderal di lubang buaya. Laiknya merupakan tanggal bersejarah bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

Persiapan perayaan yang megah dan meriah sebenarnya telah lama dipersiapkan, namun rencana indah harus hancur berantakkan, berganti menjadi duka dan derai air mata.
Hari itu, Selasa 5 Oktober 1965, berubah menjadi hari yang sendu dan pilu, terutama bagi Angkatan Darat.

Tragedi di malam Jum’at pekan sebelumnya di tanggal 30 September 1965, telah merenggut paksa nyawa mereka. Aksi gerombolan G30S yang disponsori oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), telah hilangkan jiwa patriot-patriot terbaik TNI-AD dengan cara amat keji.



Titik terang didapat baru pada 3 Oktober sore hari, berkat petunjuk dari seorang agen polisi Sukitman, yang secara tak sengaja ikut di bawa oleh regu penculik ke tempat “pembantaian”, menjadi saksi mata dan kemudian ditinggal begitu saja di Lubang Buaya.


Dengan suara berat menahan tangis, inilah petikan pidato AH Nasution, melepas tujuh peti berisi jenazah perwira AD, sebelum diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Hari Ini, hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, dan yang kali Ini, hari yang dihinakan oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.
Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap merayakan dalam hati sanubari kita dengan tekat kita, dengan nama Allah Yang Maha Kuasa
Bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan
Jenderal Yani, Jenderal Soeprapto, Jenderal Harjono, Jenderal Parman, Jenderal Pandjaitan, Jenderal Soetojo, Letnan Tendean, kamu semua telah mendahului kami.
Kami yang telah kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua tidak ada yang lebih tahu daripada kami yang ada disini, dari pada saya yang sejak duapuluh tahun selalu bersama-sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela rakyat kita..
Karena itu, biarpun kamu dicemarkan, difitnah bahwa kamu pengkhianat, justru disini kami semua merupakan saksi hidup, bahwa kamu telah berjuang sesuai kewajiban kita, untuk selalu menegakkan keadilan, menegakkan kemerdekaan, tidak ada yang pernah ragu-ragu.
Kami semua bersedia mengikuti jalanmu, jika memang fitnah mereka benar, kami yang akan membuktikan.
Kawan-kawan, adik-adik saya sekalian, sekarang saya sebagai yang tertua diantara TNI yang tinggal bersama lainnya akan tetap meneruskan perjuangan kamu sekalian. Membela kehormatan kamu.
Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena akhirnya Dialah panglima kita yang paling tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu. Juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin bahwa yang benar akan tetap menang. Dan yang tidak benar akan tetap hancur
Fitnah. Fitnah berkali-kali. Fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua telah difitnah dan saudara-saudara telah dibunuh.
Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, tapi jangan kita dendam hati. Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, iman kepada-Nya, meneguhkan kita. Karena Dia perintahkan. Kita semua berkewajiban untuk menegakkan keadilan dan kebenaran,”
Selamat jalan adik-adikku sekalian. Selamat Jalan, terima kasih atas segala pengabdianmu.
Selamat Jalan, sampai kita bertemu. Ya Allah, terimalah mereka...”
Sehari kemudian, giliran AH Nasution harus mengantar jenazah putri bungsu tercintanya ke tanah pemakaman yang sama, Ade Irma Suryani, yang telah gugur menjadi tameng bagi keselamatan ayahnya




SEKIAN

Diubah oleh kasihudin 30-09-2022 18:00






fachri15 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.7K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan