- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ramai Warga China Jual Barang Mewah yang Dimiliki, Ada Apa?


TS
4574587568
Ramai Warga China Jual Barang Mewah yang Dimiliki, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda perlambatan ekonomi mulai terlihat di China. Orang kaya di negara itu dilaporkan mulai menjual barang-barang mahal yang dimiliki.
Pendiri pasar barang mewah bekas ZZER yang berbasis di Shanghai, Zhu Tainiqi, mengaku melihat lonjakan orang yang ingin menjual tas Hermes Birkin atau jam tangan Rolex mereka untuk mengumpulkan uang. Akibat lonjakan ini, ia pun berniat untuk memperluas bisnisnya.
"Semakin banyak orang sekarang sadar bahwa mereka dapat menjual barang-barang mewah untuk sejumlah uang dan pihak pembeli memperhatikan bahwa mereka bisa mendapatkan banyak," kata Zhu kepada Reuters, Kamis (29/9/2022).
"Mereka berpikir, 'Mengapa tidak mencobanya?" tambahnya.
Zhu mengatakan jumlah pengirim ZZER, atau orang yang memasang barang mereka untuk dijual, telah melonjak 40% sejauh ini pada tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Platform itu sekarang memiliki 12 juta anggota dan mengharapkan untuk menjual 5 juta barang mewah tahun ini.
Dari segi barang, penjualan tas tangan tetap menjadi kategori terlaris di platform mewah. Selain itu, Zhu juga menyoroti penjualan jam tangan dan perhiasan juga berkembang pesat.
Tren tersebut menunjukkan perubahan signifikan di pasar barang mewah China yang bernilai US$ 74 miliar. Bahkan, perkembangan pasar di negara itu lebih lambat dibanding Jepang atau Amerika Serikat (AS) akibat preferensi untuk hal baru dan ketakutan akan pembelian yang tidak terduga.
"Saya pikir karena minat China ... itu benar-benar dapat menggerakkan jarum untuk beberapa merek untuk berpikir tentang bagaimana mereka akan menangani pasar (penjualan kembali) ini, dan peran apa yang akan mereka mainkan dalam keseluruhan proses," kata Iris Chan, partner dan kepala pengembangan klien di konsultan Digital Luxury Group.
Sementara itu, dari segi pemilik barang mewah, mereka mengaku akan mengurangi pembelian barunya pada tahun ini. Meski begitu, hasrat untuk pembelian masih akan tetap mendorong pembelian.
"Konsumsi saya pasti akan diturunkan (tahun ini), tapi saya tetap menyukai apa yang saya suka, dan saya tidak bisa mengendalikan keinginan untuk membelinya," kata salah satu pemilik barang mewah, Wang Jianing.
Sebelumnya Bank Dunia (World Bank) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China 5% menjadi 2,8% di 2022. Ekonomi China melemah dalam beberapa bulan terakhir menyusul kebijakan lockdown yang diberlakukan, ini mempengaruhi sektor industri, penjualan domestik serta ekspor dan impor.
"Saat mereka (China) bersiap untuk memperlambat pertumbuhan global, negara-negara harus mengatasi distorsi kebijakan domestik yang merupakan hambatan bagi pembangunan jangka panjang," kata Wakil Presiden Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Manuela Ferro, dikutip dari laman yang sama.
sumber
0
314
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan