- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Malapetaka Baru Ancam Eropa: Panas Sabotase, Rusia Pelakunya?


TS
4574587568
Malapetaka Baru Ancam Eropa: Panas Sabotase, Rusia Pelakunya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Malapetaka baru diyakini akan mengancam Eropa. Ini terkait gas di tengah ancaman krisis energi yang memang tengah melanda benua itu.
Dua pipa gas Rusia, Nord Stream 1 dan 2, yang mengalir di bawah Laut Baltik dekat Swedia dan Denmark dilaporkan bocor. Eropa sendiri menerima cukup banyak volume gas Rusia yang melalui pipa gas Nord Stream 1 sementara Nord Stream 2, operasionalnya masih terhambat akibat keengganan Eropa mengaktifkannya karena serangan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Mengutip Reuters, hal ini berawal saat Denmark melaporkan kebocoran pada pipa terdekatnya, Nord Stream 2, di wilayah perairannya. Ini kemudian disusul Otoritas Maritim Swedia, yang mengeluarkan peringatan tentang dua kebocoran di pipa Nord Stream 1.
Otoritas Denmark dan Swedia kemudian mengumumkan zona larangan pengiriman di sekitar lokasi kebocoran. Denmark pun meningkatkan tingkat peringatan keamanan listrik dan gasnya setelah itu.
"Ada beberapa indikasi bahwa itu adalah kerusakan yang disengaja," kata seorang sumber keamanan Eropa, dikutip Kamis (29/9/2022).
"Anda harus bertanya: Siapa yang akan untung?" tambahnya.
Perlu diketahui, kedua jaringan pipa tersebut kini telah menjadi titik nyala dalam ketegangan energi yang meningkat antara ibu kota Eropa dan Moskow. Ini setelah boikot dan sabotase Eropa ke Rusia karena perang terhadap Kyiv.
Para ahli Eropa mengatakan kemungkinan sabotase tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti masih jauh dari jelas siapa yang mungkin berada di balik permainan curang.
Operator Nord Stream mengaku hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Perusahaan itu juga masih belum mengetahui kapan pipa itu dapat diaktifkan kembali.
"Kehancuran yang terjadi pada hari yang sama secara bersamaan pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai dari sistem Nord Stream belum pernah terjadi sebelumnya," kata operator jaringan Nord Stream AG.
"Belum bisa memperkirakan waktu pemulihan infrastruktur transportasi gas," tambahnya.
Sebenarnya Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) telah beberapa minggu lalu memperingatkan Jerman tentang kemungkinan serangan terhadap jaringan pipa gas di Laut Baltik. Ini dimuat majalah Jerman, Spiegel.
Pemerintah Jerman menerima note CIA itu di musim panas lalu. Spiegel lalu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, menambahkan bahwa Berlin mengasumsikan serangan yang ditargetkan pada jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.
Pengamat mengomentari laporan ini. Kebocoran itu disebut bisa membahayakan Eropa. Kebocoran dianggap bisa jadi malapetaka baru yang membuat tamat gas Rusia ke negara itu.
"Tergantung pada skala kerusakan, kebocoran bahkan bisa berarti penutupan permanen kedua jalur," kata Eurasia Group.
Bukan hanya kekurangan energi, ini bisa membuat musibah baru, terutama pada habitat setempat. Masing-masing pipa memiliki kapasitas untuk menyalurkan sekitar 165 juta meter kubik gas per hari.
"Kebocoran ini adalah ukuran bahaya keamanan dan lingkungan yang parah, terutama jika Rusia tidak berhenti memompa gas ke dalam sistem," tambah kelompok itu dikutip Reuters.
Harga gas sendiri diyakini akan semakin melonjak. Hal itu memperburuk krisis energi di Eropa karena berada di ambang musim dingin juga mengipasi ketegangan geopolitik.
Rusia
Rusia sendiri mengatakan kebocoran di jaringannya telah menjadi perhatian. Moskow mengatakan juga akan melakukan penyelidikan, termasuk kemungkinan sabotase.
"Tidak ada pilihan yang bisa dikesampingkan saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan mengutip CNBC International.
Layanan keamanan FSB Rusia mengatakan telah meluncurkan penyelidikan "terorisme internasional". Kantor kejaksaan Rusia menyebut "ada tindakan yang disengaja" untuk "merusak jaringan pipa".
Dalam update terbaru kemarin, Moskow juga sempat melempar tudingan ke Amerika Serikat (AS). Paman Sam dituding terlibat dalam sabotase.
"Presiden Joe Biden berkewajiban menjawab pertanyaan apakah AS melakukan ancamannya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova di media sosial.
Washington menolak hal itu. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menyebut justru Rusialah yang memiliki sejarah panjang menyebarkan disinformasi dan kerap melakukan langkah-langkah seperti itu.
Sementara itu, seorang pejabat senior Ukraina dalam komentar terbaru menyebut ini sebagai serangan Rusia untuk mengacaukan Eropa. Brussel sendiri memang berulang kali menuduh Rusia atas aliran gas yang sering terganggu akhir-akhir ini melalui Nord Stream 1.
Benua Biru berdalih Moskow telah menggunakan energi sebagai senjata untuk menentang sikap Uni Eropa (UE) yang menyokong Ukraina dan menjatuhkan sanksi untuk Negeri Beruang Putih.
Rusia menolak tuduhan ini. Kremlin mengatakan hal ini terjadi lantaran adanya kerusakan turbin pada pipa itu.
"Mereka bukanlah suatu kebetulan", kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell.
"Semua informasi yang tersedia menunjukkan kebocoran itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja," tambahnya.
sumber
Diubah oleh 4574587568 28-09-2022 23:58
0
403
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan