- Beranda
- Komunitas
- News
- Dunia Kerja & Profesi
Alasan Resign Karyawan dan Bahaya Tingginya Turnover Karyawan


TS
santosobudik202
Alasan Resign Karyawan dan Bahaya Tingginya Turnover Karyawan
Coba ingat kembali, sudah berapa kali Anda mengajukan surat pengunduran diri selama bekerja? Lalu apa yang menjadi alasan resign Anda? Tentu saja setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda, namun kebanyakan yang menjadi alasan utama adalah gaji kecil dan perasaan tidak dihargai.
Setidaknya dua alasan itu adalah penyebab resign karyawan dari kantor, menurut studi Pew Research Center. Menurut studi tersebut, pandemi Covid-19 telah memicu gejolak di dunia kerja selama tahun 2021. Di Amerika Serikat (AS) sendiri, tingkat pengunduran diri pekerjanya pada 2021 mencapai level tertinggi selama 20 tahun terakhir.
Penelitian ini mendapati alasan resign karyawan terbanyak adalah karena gaji rendah, kurangnya kesempatan untuk maju, serta perasaan tidak dihargai. Ini pula yang menjadi alasan banyak pekerja di AS ramai-ramai mengajukan surat pengunduran diri sepanjang tahun lalu.
Mari simak alasan resign karyawan berdasarkan peneltian Pew Research tersebut. Selain itu, bagi Anda pemilik perusahaan, ketahui pula cara menjaga dan menghargai karyawan Anda. Apalagi turnover karyawan yang tinggi, justru menandakan kondisi perusahaan yang tidak sehat.
Penyebab Karyawan Resign
Mengacu Pew Research Center, berikut ini yang menjadi alasan pengunduran diri karyawan:
· Upah rendah: 63%
· Tidak ada peluang untuk maju: 63%
· Merasa tidak dihargai: 57%
· Memiliki anak: 48%
· Tidak ada bonus: 43%
· Jam kerja yang berlebihan: 39%
Responden survei, yang berlangsung pada 7-13 Februari 2022, ini merupakan pekerja di AS. Walau begitu, hasil penelitian ini rasanya bisa menggambarkan persoalan yang sama yang kita hadapi sebagai pekerja di Indonesia.
Harapannya juga, bagi Anda para atasan atau pemilik perusahaan, setidaknya hasil penelitian ini bisa menjadi cerminan bagi Anda untuk lebih menghargai upaya dan kerja keras karyawan. Turnover karyawan yang tinggi bisa menjadi indikasi ada yang salah dengan pengelolaan perusahaan Anda.
Menguatkan studi Pew Research, sebenarnya pada tahun 2019 survei Mercer mendapati alasan resign karyawan kurang lebih dengan alasan yang sama. Yakni persoalan gaji dan adanya isu dengan atasan. Bentuknya entah berupa perasaan tidak dihargai atau janji yang tidak ditepati.
Bahaya Turnover Tinggi
Turnover adalah pergantian karyawan dalam sebuah perusahaan yang terjadi karena sejumlah faktor. Pengunduran diri karyawan ini memang bisa terjadi secara sukarela, kebijakan perusahaan, serta alasan lainnya.
Smallbusiness.chron.com menjelaskan bahwa turnover karyawan yang tinggi bukan sesuatu yang baik bagi perusahaan. Setidaknya ada beberapa alasan turnover tinggi ternyata merugikan.
· Menambah pengeluaran perusahaan
Kehilangan karyawan berarti perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perekrutan, memberi pelatihan, termasuk investasi waktu untuk menyeleksi kandidat baru, melakukan wawancara, memberi pelatihan dan hal lainnya.
· Menandakan lingkungan kerja tidak sehat
Bisa jadi karyawan yang berkualitas Anda bebani dengan beban pekerjaan terlalu banyak, atau seringkali diberi pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Pilihannya, kalau tidak mengajukan pengunduran diri, dia akan bertahan namun dengan kelelahan dan kekesalan sehingga kualitas pekerjaannya menurun.
· Mengancam moral karyawan
Banyaknya karyawan yang resign bergantian membuat mereka yang masih bertahan akan merasa resah, tidak bersemangat, lalu mencari peluang baru supaya bisa ikut mengundurkan diri.
· Produktivitas turun
Seorang pakar bisnis pernah mengatakan bahwa seorang karyawan baru memerlukan waktu sampai dua tahun untuk mencapai tahap produktif layaknya karyawan lama. Artinya, turnover tinggi akan menurunkan produktivitas perusahaan Anda.
Cara Menjaga Loyalitas Karyawan
Dalam bisnis, bukan hanya konsumen yang harus Anda jaga kesetiannya, melainkan juga loyalitas karyawan perlu Anda perhatikan. Melansir Forbes, berikut ini cara membangun loyalitas karyawan.
· Tawarkan fleksibilitas
Fleksibilitas dalam hal jam kerja, lokasi, libur, dan lainnya. Apalagi pandemi membuat kita menyadari bahwa banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan darimana saja. Lingkungan kerja yang kaku secara tidak langsung memberi kesan pada karyawan bahwa Anda tidak mempercayai mereka.
· Dengarkan karyawan dan beri peluang bertumbuh
Untuk membangun loyalitas karyawan, maka Anda harus bersedia mendengarkan apa yang menjadi kekhawatiran sekaligus ide-ide mereka. Jangan pilih kasih hanya mendengar dan mengapresiasi orang-orang pilihan Anda. Perasaan dihargai, terlibat, dan aman sangat penting bagi karyawan, sehingga mereka bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Beri juga mereka kesempatan bertumbuh. Buka kesempatan agar mereka bisa mewujudkan ide-idenya, memimpin sebuah proyek, tentu sesuai bidang dan kemampuannya. Lalu beri kenaikan gaji secara teratur.
· Akui dan hargai
Perusahaan harus mengakui dan menghargai pencapaian dan kontribusi karyawan pada perusahaan. Perasaan tidak dihargai akan mempengaruhi motivasi dan produktivitasnya. Beri pujian, kalau perlu beri bonus tambahan.
· Bangun budaya kerja positif
Dorong budaya komunikasi dan relasi yang saling menghormati, sabar, dan toleran. Kalau Anda memperlakukan karyawan dengan komentar kasar, merendahkan harga diri, dan perlakuan negatif lainnya, Anda jelas sedang menciptakan lingkungan kerja yang toxic.
Karyawan dan atasan atau pemilik perusahaan memiliki peran yang sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Konflik pasti terjadi, yang penting bijak mengatasinya. Caranya, simak Tips Sikapi Konflik di Lingkungan Kerja secara Bijak di microlearning QuBisa. Mari mengambil peran, menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan positif.
***
0
247
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan