Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Warga Rusia Ramai-ramai Kabur: Untuk Apa Kami Pergi ke Ukraina?
 Warga Rusia Ramai-ramai Kabur: Untuk Apa Kami Pergi ke Ukraina?

Jakarta -
Mongolia termasuk di antara negara-negara yang dituju warga Rusia yang melarikan diri untuk menghindari wajib militer ke Ukraina. Sejauh ini, ribuan warga Rusia telah kabur ke Mongolia melintasi perbatasan utara.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Rabu (28/9/2022), untuk masuk ke Mongolia, warga Rusia terpaksa mengantri berjam-jam di perbatasan di Kyakhta di provinsi Buryatia. Namun, mereka mengatakan tidak punya banyak pilihan setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan "mobilisasi parsial" sebanyak 300.000 tentara yang bertujuan untuk memukul mundur serangan balasan di wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
"Negara saya telah memulai mobilisasi parsial dan saya pikir itu berdampak negatif pada masyarakat," kata seorang warga Rusia yang tak mau disebutkan namanya. "Kami menunggu sangat lama di sisi perbatasan Rusia - sekitar 16 jam," ujarnya.

Warga Rusia lainnya yang baru tiba di Mongolia, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Aleksey, mengatakan dia menyeberang ke Mongolia akhir pekan lalu, meninggalkan istri dan tiga anaknya. Dia tiba di perbatasan larut malam dengan bus wisata yang penuh dengan para pemuda Rusia lainnya.



"Ada banyak anak muda, banyak orang yang mencoba menjauh dari Putin," katanya.
Aleksey, seorang pekerja konstruksi, berencana untuk tinggal di Mongolia sampai situasi di Rusia membaik. Pria berumur 40 tahun itu mengatakan dia akan melakukan apa pun untuk menghindari perang.
"Kami tidak takut, tetapi mengapa kami harus bertarung di Ukraina, mengapa?" dia bertanya. "Jika negara lain akan menyerang Rusia, kami akan berjuang untuk negara kami. Tapi mengapa kami pergi ke Ukraina? Untuk apa?" cetusnya.
Meskipun warga Mongolia telah berdemonstrasi menentang invasi Rusia ke Ukraina, pemerintahnya sendiri tetap bersikap netral. 


Hampir seluruhnya bergantung pada minyak dan gas Rusia, Mongolia yang terkurung daratan juga akan memperoleh keuntungan dari pipa gas yang direncanakan Rusia untuk dibangun di seluruh wilayahnya guna memasok China.
Bulan lalu, Presiden Mongolia Ukhnaa Khurelsukh bertemu dengan Putin dan Presiden China Xi Jinping di Samarkand untuk membahas rencana pembangunan pipa, yang diharapkan akan mulai dibangun dalam waktu dua tahun.

Pekan lalu, mantan presiden Mongolia, Tsakhia Elbegdorj mendesak Putin untuk mengakhiri perang.
"Sejak Anda (Putin) memulai perang ini, Rusia telah tenggelam dalam ketakutan, penuh air mata. Mobilisasi Anda membawa lautan penderitaan. Tuan Presiden, hentikan pembunuhan dan penghancuran Anda yang tidak masuk akal," katanya dalam pidato yang dibagikan di media sosial. 


sumber
0
208
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan