Ledakan itu menghancurkan ingatanku. Peperangan besar dari tiap-tiap sang penguasa dunia memporak-porandakan tempat tinggalku. Semua terjadi begitu saja tanpaku ketahui maksud di baliknya.

Cahaya hijau dari ledakan maha dahsyat itu merupakan momen terakhir yang masih membekas dihatiku. Bahkan aku tidak tahu siapa diriku sebenarnya. Mengapa aku bisa berada di pusat kota Negara Fyrdor dan aku sungguh berbeda dengan manusia lainnya.

Aku tidak bisa makan, aku tidak bisa minum, yang bisa kulakukan hanya mengigiti manusia. Namun anehnya akulah yang bekerja menjadi pemburu vampir untuk menyelesaikan laporan-laporan warga atas kejadian pengigitan yang dilakukan vampir. Negara ini benar-benar memfasilitasi aku karena aku adalah specimen langka di negeri ini.

Awal Kehidupan
Namaku adalah Nuunratjine Dynaras. Nama itu adalah nama yang tertera pada buku diary peninggalan ayahku yang ditemukan oleh pengasuhku ketika aku masih kecil. Namun orang-orang lebih mengenal nama panggilanku Lexia yang diberikan oleh Ibu pengasuhku. Ketika masih berumur belia aku ditemukan oleh pengasuhku yang merupakan komandan perang dari negara Fyrdor. Ibu pengasuhku ini bernama Ciara Iraiola yang lebih dikenal dengan nama panggilan Miss Cheryl karena kesukaannya pada produk-produk berbahan dasar Chery.



Namun sebelum diriku ditemukan oleh Cheryl aku merupakan tawanan yang ditangkap oleh Ras beruang. Salah satu ras yang memperebutkan wilayah tempat tinggalku. Ada 3 ras minoritas yang berperang pada lokasi tempat tinggalku, memanfaatkan momen disaat negara-negara besar sedang berperang. Sungguh mencari kesempatan di antara kesempitan. Ada ras beruang, ras tengkorak, dan ras zombie yang berperang hanya untuk memperebutkan suatu wilayah kecil yang aku pun telah lupa namanya. Padahal tempat tinggalku begitu porak-poranda dan tidak ada yang bisa dimanfaatkan lagi selain mayat-mayat manusia yang berserakan di sana.



Mungkin ras beruang ingin mendapatkan daging manusia baik yang masih hidup ataupun sudah mati dengan menyisir area tempat tinggalku untuk mencari manusia sebagai santapan. Akupun tertangkap sebagai salah satu di antara manusia lain yang masih survive. Beberapa manusia dari kampung halamanku yang masih selamat itu digiring sampai ke kerajaan mereka.

Didepan pintu gerbang kerajaan beruang ternyata tiba-tiba ada serangan balik oleh 2 ras lainnya yaitu ras tengkorak sekaligus ras zombie membuat para tawanan langsung diarak ke penjara bawah tanah. Disitulah kejadian-kejadian mengerikan terjadi. Tiap-tiap manusia tawanan dipenggal di depan mataku tanpa proses panjang. Akupun menangis menjerit-jerit karena tak kuasa melihat kejadian pahit tersebut. Hingga tiba giliranku, mereka kaget pada aroma tubuhku yang begitu berbeda dan tak membuat rasa nafsu sama sekali. Aku dipindahkan ke ruang khusus lainnya dan diberikan fasilitas layak untuk istirahat namun tetap dalam pengawasan ketat. Apa mungkin aku masih terlalu belia untuk konsumsi mereka, aku pun tak tahu.

Keesokan harinya aku dilihat oleh anak-anak ras beruang dan mereka berteriak-teriak bahasa yang tidakku mengerti. Sepertinya anak-anak itu tertarik untuk bermain denganku. Sekumpulan anak-anak beruang tersebut menatapi diriku dengan rasa penuh penasaran. Tanpa berpikir panjang akupun dibawa kabur oleh sekumpulan anak-anak beruang tersebut membuat para penjaga menjadi marah besar. Penjaga segera mengejarku kemudian memukuli anak-anak nakal tersebut.

Si penjaga nampaknya gelap mata dan tak menyadari bahwa anak-anak tersebut bukanlah anak-anak beruang biasa melainkan anak petinggi-petinggi di kerajaan. Akupun dikembalikan ke ruanganku. Namun tak butuh waktu lama anak-anak itu melapor kepada ayahnya yang merupakan petinggi kerajaan. Si penjaga dimarahi habis-habisan oleh ayah dari anak-anak tersebut dan dibuat malu di depan umum.

Akhirnya sekawanan anak-anak beruang tersebut membawaku untuk bertamasya di dalam kota. Mereka terdiri dari 5 orang. Akupun jadi tontonan banyak orang mungkin karena diriku merupakan orang pertama yang secara leluasa bisa berjalan di pemukiman tersebut. Sayangnya aku tak mengerti komunikasi mereka sama sekali. Namun melihat dari ekspresi para anak-anak tersebut rasanya mereka nyaman dengan kehadiran diriku.

Ledakan Cahaya Hijau
Saat sedang asyik-asyiknya bertamasya di kota, ledakan cahaya hijau yang menghembuskan angin sangat kencang terjadi dan menjebol dinding pertahanan kerajaan ras beruang. Semua orang kaget dan malah berkumpul ke lokasi kejadian. Kami tetap berjalan berlima dengan super hati-hati mendekati lokasi kejadian. Dari tempat yang sangat tinggi kami melihat ada 1 orang manusia berjubah yang berdiri dengan tatapan kosong di tengah-tengah lokasi ledakan tersebut. Seluruh kawanan ras beruang malah memadati area tersebut dan ingin menyaksikan apa yang sedang terjadi. Kami berlima dari tempat yang jauh masih menatap dan tak berani mengambil keputusan. Ternyata manusia berjubah tersebut meledakan dirinya kedua kalinya membuat kami terlempar dari ketinggian. Akupun tak sadarkan diri seketika. Namun aku masih ingat bahwa diriku terasa seperti digotong oleh teman-teman beruangku menjauhi lokasi.



Malam hari kemudian Cheryl menemukanku di bawah tumpukan para mayat anak beruang. Nampaknya anak-anak tersebut malah melindungi diriku agar tak terkena gelombang dahsyat. Namun kondisi kerajaan ras beruang benar-benar hancur seperti peninggalan bersejarah. Ini kedua kalinya aku selamat dari pemukiman yang hancur. Siapakah orang berjubah yang meledakan cahaya hijau itu masih menjadi misteri apakah mereka ras manusia juga belum terjawab.