- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Rok Mas Joko


TS
robbola
Rok Mas Joko
Rok mini itu melambai lambai seperti memanggilku pas aku lagi lewat jemuran tetanggaku, sehabis pulang beli rokok dari warung Mbak Mona.
Jiwa jombloku seketika berontak meronta ronta, memaksa aku untuk cari tahu, rok siapakah ini gerangan?
"Apa mungkin, Bu Nani diam diam sering pakai rok mini kalau di dalam rumah ya. Kan umurnya dah enam puluh tahun. Atau mungkin anaknya yang cewek, yang kerja di Malaisia baru pulang ya. Wah,..bikin penasaran saja ini." Batinku.
"Woii... mau nyolong rok ya, Le." Suara simbok tiba tiba mengagetkanku sampai membuat aku terjengkang.
Aku menahan malu, lalu buru buru berdiri. Kemudian mendekati simbokku.
"Jangan keras keras mbok, coba nanti kalau Bu Nani dengar, aku bisa malu mbok."
"Makanya cepet nikah, Le, Jadi kalau ada yang aneh aneh dijemuran kamu gak penasaran."suara simbok malah makin kencang.
Akupun segera menyeret simbok menjauh dari jemuran tetanggaku itu. Takut Bu Nina dengar malah berabe. Bisa bisa aku dihajar sama pak Yanto, suaminya Bu Nina yang seorang penjual cilok keliling. Bahunya kekar karena sering memikul dagangannya. Sekali kepret aku bisa masuk neraka nanti.
"Ada apalagi kok malah nyeret simbok kesini, Le?"
"Simbok berisik tadi didekat jemuran, nanti malah dikira mau nyolong roknya, bisa berabe."
"Lah kamu sih, celingak celinguk disamping jemuran Bu Nani. Sepertinya kamu mulai terserang efek jomblo menahun, Le."
"Busyet dah! Simbok kalau ngomong sok benar." Sahutku sambil tertawa.
"Simbok mau masak dulu,Le, ngurusin
kamu simbok bisa ketularan stres." Ucapnya sambil meninggalkan aku seorang diri diteras rumah. Aku lalu duduk di kursi teras sambil mataku mengawasi kearah jemuran tetangga sebelah rumahku.
"Mbok!"
Aku berteriak memanggil simbok yang lagi masak didapur. Sengaja kupanggil buat bikinkan aku kopi. Dari dalam terdengar langkah kaki mendekat, di iringi oleh suara ngedumel dari simbok.
"Anak gak ada ahlak. Baru juga simboknya masuk sudah teriak teriak memanggil. Ada apa , Le, Joko, anakku sing jomblo dewe." Katanya kesal.
Aku selalu tersenyum kalau melihat simboku ngedumel. Mulutnya sampai monyong-monyong. Walau begitu aku sayang banget sama simbokku. Walau aku bandel sering bikin ulah karena sifatku yang konyol, tapi simbok selalu menanggapinya dengan senyum dan candaan .
"Kopi mbok, satu! Yang pahit, sepahit nasibku, jiahaha..."
"Hadeh, biasa juga bikin sendiri."
"Lagi mengintai mbok, biar gak lepas nanti." Sahutku lagi.
"Jemuran rok lu tungguin, Le, le.." simbok lalu masuk lagi kedapur membikinkan aku kopi.
Aku cuma tersenyum melihat simbokku masih ngedumel.
Tak lama kemudian simbok muncul dengan segelas cangkir kopi panasku.
"Nih kopinya, Le. Buat nemenin jagain rok tetangga." Ujarnya, lalu masuk lagi kedalam tanpa menunggu jawabanku.
************
Hari menjelang siang, suasana juga mulai mendung. Aku masih standby dikursi teras. Aku sudah menghabiskan sebungkus rokok . Dari pagi sampai siang ini. Kopi digelasku sudah tinggal ampasnya. Tapi orang yang mau mengangkat jemuran rok mini belum juga keluar.
"Sudah mau hujan tapi belum ada yang ngangkat."
Gerimis semakin deras. Tampak dari dalam rumah, bu Nani keluar sambil membawa payung. Buru buru ia mengangkat rok yang dijemurnya. Setelah mengambilnya, bu Nani segera masuk rumahnya sambil berlari.
"Kok bukan anaknya yang keluar, malah emaknya," batinku kesal.
Anak Bu Nani namanya Ella. Anaknya cantik. Mirip ibunya. Tapi dah lama jadi tkw di Malaisia. Aku dengar dengar katanya mau pulang. Mungkin dia sudah dirumah sekarang . Tapi aku belum melihatnya.
"Aku penasaran, pasti sekarang makin cantik. Sapa tahu dia nanti naksir aku dan jatuh cinta sama aku." Harapku.
"Le, dari pagi sampe siang kamu nongkrong saja diteras. Apa gak lapar." Tanya simbok dari dalam rumah.
"Kenyang mbok."
"Makan apa, Le?"
"Rok di jemuran, haha..."
"Kumat ya, Le."
Aku diam tak menyahut. Karena dari dalam rumah, keluar seseorang sambil membawa payung. Seseorang yang memakai rok mini.
"Busyet..pahanya. " mataku sampai melotot. Kulihat dia berjalan dengan lemah gemulai.
"Ella memang bohai. Apalagi pakai kaos ketat begitu. Tapi aku tak bisa melihat wajahnya karena terhalang payungnya. Dia berjalan lewat depan rumahku. Akupun segera pasang senyum semanis manisnya. Wajahnya masih terhalang payung, sehingga akupun berinisiatip menyuiti ella yang lewat depan rumahku.
"Suit...suit..cethak!"
Suara suitanku nyaring seperti biasa kalau aku lagi manggil ayam. Dan perlahan wanita berok mini itu berhenti. Ia memgangkat payungnya, sehingga wajahnya nampak jelas. Dan dia tersenyum padaku.
"Apa mas Joko , kok suat suit." Tanyanya.
"Glodaak...!"
Aku terjengkang. Bagaimana tidak, karena yang aku suitin ternyata Bu Nani ibunya Ella. Mau taruh dimana mukaku ini. Segera aku pura pura lagi memanggil ayam, sambil berdiri kemudian aku ngeloyor masuk malu.
"Sialan...apess aku.." gumamku.
"Mas joko, kok malah kabur loh..." teriak Bu Nina dari luar sambil tertawa.
Seketika aku ngumpet dari pandangan , kemudian diam diam mengintip Bu Nina yang berlalu dengan rok mininya.
"Oh rok mini.."
Mungkin ini efek jomblo menahunku. Tapi aku tak akan menyerah untuk mendapatkan mantu buat simbokku.
******


bukhorigan memberi reputasi
1
446
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan