Ts merupakan pemain kasual yang tak begitu mengerti mekanik game. Beberapa game kompetitif seperti ML, PUBG, PES/FIFA. Semuanya ts mainkan dengan busuk sehingga sering dibully kawan-kawan. Jangankan dibully kawan sendiri, dibully random pun paling sering.

Hal ini membuat Ts berkecil hati dan mulai meninggalkan dunia game. Satu persatu keinginan untuk bermain game sudah mulai hilang baik itu pc maupun mobile. Ts juga hampir lupa bagaimana ts bisa menemui Genshin sebagai game penghilang stress.

Awal mula menemui Genshin yaitu karena grand launching yang memukau ane sebagai penggemar game open world. Berbagai macam informasi terkait peluncuran game ini sampai menyebar ke rekan-rekan ane. Sehingga ane tertarik menginstalnya. Point pertama yang menarik perhatian ane yaitu Tidak adanya PvP(Player vs Player). Karena Ts busuk ketika bermain game PvP, Genshin akhirnya ts jadikan pelarian.

Ts lelah bermain game PvP karena momen bermain game yang harusnya jadi tempat menghilangkan stress malah membuat hati menjadi kacau balau. Apalagi tuntutan dari rekan-rekan yang membuat ane harus dapat mengimbangi skill mereka seperti misalnya pada game ML dan PUBG. Padahal ts hanya pemain kasual saja yg tak berniat untuk mengembangkan skill.



Impresi Awal
Impresi awal ketika bermain game ini yaitu Mata Ts menjadi seperti karakter wanita yang ditandai di atas. Pertama kali bermain ts dibuat ketagihan sampai rela tak tidur karena interaktif yang mudah, mekanik skill yang mudah dipahami dan alur cerita yang sungguh tak dapat ditebak membuat ts selalu dibuat penasaran. Hampir setiap prediksi cerita yang ts tebak semuanya salah. Membuat alur cerita pada game ini sangat tidak terduga.



Tidak ada yang dikejar
Karena genshin bukan game PvP, game ini cocok sekali dengan gaya bermain ane sebagai gamer casual yang tidak mengejar sesuatu tapi hanya kesenangan semata. Hari demi hari ane nikmati dengan eksplor world dan menikmati cerita yang setiap hari membuat penasaran. Tingkatan musuh yang semakin sulit juga semakin menantang ane untuk mempelajari sedikit mekanik agar tidak bermain asal gebuk. Skill-skillnya relatif mudah dihapal karena hanya ada 2 untuk tiap-tiap karakter.



Matchmaking yang Positif
Tentu di semua game pasti ada pemain yang toxic. Namun dari pengalaman ane bermain genshin tak satupun ada seseorang yang menghina ane di server. Sepertinya orang-orang malas berkata toxic karena yang dilawan lagi pula Bot (PvE - Player vs Environment). Itu dia salah satu faktor yang membuat ane percaya diri bermain genshin. Sedangkan pemandangan sehari-hari pada game PvP yang kompetitif, tidak jago = bully. (yang terparah bila y-word keluar)



Ramah Pemain Gratisan
Karena tidak ada yang dikejar selain menyelesaikan story dan membuild karakter, genshin rupanya sangat cocok buat pemain gratisan seperti ane yg tak punya duit sedikitpun untuk top-up ~untuk makan aj kadang susah. Bermodal menyelesaikan story dan event yang selalu ada tiap bulannya ane berhasil koleksi banyak hero dalam satu tahun seperti di bawah:



Kekurangan Genshin
Menurut Ts kekurangan dari Genshin ialah membutuhkan device yang kuat untuk bermain. Sehingga rekan-rekan ts tak ada yang ikut bermain. Alhasil ts jadi pemain solo player tanpa rekan-rekan di sekitar. Beruntungnya device yang ts beli 3 tahun lalu masih sangat kuat dan smooth untuk menjalankan genshin hingga next 1 tahun kedepan.

Kekurangan lainnya adalah ukuran file yang begitu besar membuat beberapa orang tak bisa memainkannya. Di device ane sendiri membutuhkan storage 23 gb untuk game genshin. Waduh!

itu dia pengalaman ane selama bermain Genshin. Kalau ditanya apakah masih pengen terus main. Jawabannya iya sampai gamenya tamat. Game story seperti ini berbeda sekali dengan game PvP sehingga rasa penasaran yang dibuatnya selalu menggebu-gebu.