Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Xi Jinping Pening, 'Hantu' Pengangguran Serang Pemuda China
Xi Jinping Pening, 'Hantu' Pengangguran Serang Pemuda China

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali mengalami permasalahan baru. Setelah gelombang panas dan Covid-19, kali ini Negeri Tirai Bambu harus berurusan dengan angka pengangguran yang tinggi.
Dalam laporan CNN international, tingkat pengangguran kaum muda telah mencapai level tertinggi tahun ini. Pada Maret, angkanya mencapai 15,3% dan pada April berada di level 18,3%.
Angka ini pun terus naik untuk beberapa bulan hingga mencapai 19,9% pada bulan Juli.

"Tingkat turun sedikit menjadi 18,7% pada bulan Agustus, tetapi masih tetap di antara yang tertinggi," tutur Biro Statistik Nasional China, dikutip CNN International, Senin (19/9/2022).
Bila menggunakan data CNN yang menempatkan populasi pemuda perkotaan sebesar 107 juta, persentase ini sendiri berarti menunjukan ada 20 juta orang berusia 16 hingga 24 tahun yang tidak memiliki pekerjaan. Untuk pemuda pedesaan, belum ada angka resmi yang ditunjukan dan diukur.
"Ini tentu saja merupakan krisis pekerjaan terburuk bagi kaum muda di China dalam lebih dari empat dekade," ujar rekan senior Yayasan Jamestown di Washington D.C., Willy Lam.
"Pengangguran massal merupakan tantangan besar bagi Partai Komunis. Memberikan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pekerjaan adalah kunci legitimasi Partai."

Tingginya angka pengangguran ini sendiri terjadi tatkala beberapa perusahaan teknologi China mulai melakukan perampingan dalam organisasinya. Raksasa e-commerce Alibaba baru-baru ini mengurangi tenaga kerjanya lebih hingga dari 13.000 dalam enam bulan pertama tahun ini.
"Ini adalah pengurangan terbesar dalam jumlah karyawan sejak Alibaba terdaftar di New York pada 2014," menurut data yang yang dimiliki oleh CNN.
Tencent, raksasa media sosial dan game, melepas hampir 5.500 karyawan dalam tiga bulan hingga Juni. Ini adalah kontraksi tenaga kerja terbesar dalam lebih dari satu dekade terakhir.
"Pentingnya pemotongan industri teknologi terbaru ini tidak dapat diremehkan," kata analis senior China di Foundation for Defense of Democracies, Craig Singleton.
Singleton menyebut krisis pekerjaan ini dapat merusak ambisi Presiden Xi Jinping untuk mengubah negara itu menjadi pemimpin inovasi dan negara adidaya teknologi global dalam dua hingga tiga dekade mendatang.

"Pemotongan terbaru ini merupakan ancaman ganda bagi Beijing ke depan. Tidak hanya ribuan orang yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tetapi sekarang raksasa teknologi China ini akan memiliki lebih sedikit karyawan yang memenuhi syarat untuk membantu mereka berinovasi dan meningkatkan skala untuk menghadapi pesaing Barat mereka," tambahnya.

"Ada pepatah di kalangan bisnis bahwa 'jika Anda tidak tumbuh, Anda sekarat,' dan kebenaran sederhana itu mengancam untuk melemahkan ambisi teknologi China yang lebih luas."

sumber
0
223
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan