- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Heboh! Tiba-Tiba 'Dewi Yangtze' Hilang di China, Kenapa?


TS
4574587568
Heboh! Tiba-Tiba 'Dewi Yangtze' Hilang di China, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - China kini kehilangan lumba-lumba Sungai Yangtze. "Dewi Yangtze" itu hilang akibat pemburuan secara membabi-buta dan hilangnya habitat akibat perubahan iklim (climate change).
Lumba-lumba tersebut merupakan jenis yang sangat langka yang berada di sungai terpanjang di Asia itu. Makhluk ini dipercaya membawa keberuntungan dan perlindungan bagi nelayan setempat serta orang yang cukup beruntung untuk melihatnya.
"Baiji, atau lumba-lumba Sungai Yangtze, adalah makhluk yang unik dan indah ini. Tidak ada yang seperti itu," kata ahli zoologi dan konservasionis Inggris yang menghabiskan lebih dari dua dekade di China untuk mencoba melacak keberadaan hewan tersebut, Samuel Turvey, melansir CNN, Senin (19/9/2022).
"Itu ada selama puluhan juta tahun dan berada di keluarga mamalianya sendiri. Ada lumba-lumba sungai lain di dunia tetapi yang ini sangat berbeda, jadi tidak terkait dengan hal lain," kata Turvey.
"Kematiannya lebih dari sekadar tragedi spesies lain, itu adalah hilangnya keanekaragaman sungai yang sangat besar dalam hal betapa uniknya sungai itu dan meninggalkan lubang besar di ekosistem," tambahnya.
Bukan hanya lumba-lumba Sungai Yangtze, spesies hewan dan tumbuhan asli yang langka lainnya juga kemungkinan akan mengalami nasib yang sama. Apalagi, perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem sangat berdampak pada sungai terpanjang ketiga di dunia tersebut saat ini.
Sejumlah reptil misalnya juga terancam punah seperti buaya China dan kura-kura softshell raksasa Yangtze yang diyakini sebagai spesies penyu air tawar terbesar yang masih hidup di dunia. Para ahli juga memperhatikan penurunan drastis banyak spesies ikan air tawar asli, seperti paddlefish dan sturgeon China.
Yang berisiko tinggi adalah salamander raksasa China, salah satu amfibi terbesar di dunia. Turvey mengataka populasi liar telah jatuh dan spesies itu sekarang berada di ambang kepunahan.
China sendiri telah bergulat dengan gelombang panas terburuk dalam sejarah dan sungai Yangtze mulai mengering di beberapa wilayah.Dengan curah hujan di bawah rata-rata sejak Juli, ketinggian airnya telah jatuh ke rekor terendah 50% dari tingkat normalnya untuk sepanjang tahun ini.
Ini membuat dasar sungai yang retak terlihat. Pulau-pulau kecil yang terendam juga muncul.
Kekeringan telah berdampak buruk pada sungai paling penting di China, yang membentang sekitar 6.300 kilometer dari dataran tinggi Tibet ke Laut China Timur dekat Shanghai. Tak hanya menyediakan air, sungai itu juga mendukung makanan, transportasi, dan pembangkit listrik tenaga air ke lebih dari 400 juta orang.
"Yangtze adalah salah satu sungai yang paling kritis secara ekologis di dunia untuk keanekaragaman hayati dan ekosistem air tawar dan kami masih menemukan spesies baru setiap tahun," kata ahli ekologi konservasi Hua Fangyuan, asisten profesor dari Universitas Peking.
"Banyak ikan kecil (yang diketahui) dan tidak diketahui serta spesies air lainnya kemungkinan besar menghadapi risiko kepunahan secara diam-diam dan kami tidak cukup tahu," pungkasnya.
sumber
Diubah oleh 4574587568 19-09-2022 23:09
0
313
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan