Pada suatu pagi di sekolah terlihat sekumpulan siswa sedang mengelilingi seseorang bernama Yanz. Mereka mengejek dan membully pria yang malang itu. Yanz adalah seorang pria culun berbadan kurus dan berasal dari keluarga yang berkecukupan, akan tetapi dia terbilang cukup pintar di sekolah.



Berbeda dengan pria yang bernama Evan yang uang merupakan ketua Geng di sekolah itu, berasal dari keluarga yang kaya, akan tetapi sering membuat keributan di sekolah. Dan yang menjadi mangsa utamanya adalah Yanz, sebab Yanz adalah pria yang paling lemah.

Pada saat Evan sedang membully Yanz, tiba-tiba kepala sekolah datang dan membubarkan mereka semua. Dan beberapa saat kemudian bell masuk sudah berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas untuk belajar. Hingga tiba akhirnya jam pulang sekolah, seorang wanita cantik yang menjadi salah satu teman Yanz bernama Nisa mengajaknya pulang bareng.

Dalam perjalanan mereka dihadang sekelompok motor yang ternyata itu Evan bersama anak buahnya. Ternyata Evan sudah lama menyukai Nisa, akan tetapi Nisa tidak pernah menerimanya.

Yanz langsung dihajar sampai babak belur oleh mereka, sedangkan Nisa dipaksa pulang oleh Evan bersama mereka. Jika Nisa tidak mau, maka Evan akan membuat Yanz lebih parah lagi. Mau tidak mau Nisa harus mengikuti kemauan Evan demi kebaikan Yanz.

Akhirnya Yanz pulang ke rumah dengan wajah yang penuh luka dan dalam keadaan lemah. Sesampainya di rumah, Ibunya bertanya dalam keadaan khawatir. Akan tetapi dia tidak menjawab satu katapun pertanyaan ibunya, dia langsung masuk kamar dan menguncinya.

Yanz mulai mengobati luka di wajahnya sendiri, setelah itu dia merasa ngantuk dan tertidur. Tidak lama dia kembali terbangun, dia tidak lagi merasakan sakit diwajahnya. Karena penasaran, dia mencoba bangkit dari tempat tidur dan menuju ke cermin yang berada di sisi kanannya. Betapa kagetnya dia bahwa luka diwajahnya telah hilang, dan bukan hanya luka diwaja, tapi kini tubuhnya juga menjadi kekar seperti binaraga. Tubuhnya terasa bugar dan tidak culun lagi.

Esok harinya ia pergi ke sekolah dengan percaya diri, dia tidak merasa takut pada anak-anak nakal itu. Bahkan dia ingin membalas dendam terhadap apa yang sudah mereka lakukan pada dirinya. Sesampainya di sekolah para siswa hampir tidak mengenalnya, termasuk Evan dan anak buahnya. Akan tetapi Evan masih menantang Yanz berkelahi satu lawan satu, namun hanya beberapa kali pukulan Evan langsung terjatuh. Bahkan anak buahnya tidak mampu melawan. Karena tidak mampu melawan Yanz, mereka putuskan pergi dan lari dari tempat itu.

Semua kejadian itu dilihat oleh Nisa. Nisa mengaguminya dan berlari ke arahnya untuk memeluknya. Dan akhirnya Yanz terbangun dari tidurnya sambil berkata "wahh, ternyata kejadian tadi hanya mimpi" sambil meraba wajahnya yang sakit karena luka. Kemudian dia mulai menuju cermin dan melihat tubuhnya yang tanpa ada perubahan.

Sekian..