- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Thread #8 Jawaban Doaku Tentang Jodoh


TS
elkheila
Thread #8 Jawaban Doaku Tentang Jodoh
Hello Kaskuser....
Sebagai awalan yang baik, ada baiknya kita buka dengan Assalamualaikum , "Bismillah".
Alhamdulillah ku ucapkan sampai hari ini masih diberikan kesempatan kehidupan dan kesehatan.
Kali ini aku akan mengisahkan bagaimana aku bertemu "Jodoh". Izinkan aku membagi kisah ini pada kawan-kawan Kaskuser.
Spoiler for Intro:
Selama 26 tahun telah hidup di dunia, Alhamdulillah telah dikaruniakan hal-hal yang orang miliki aku juga memilikinya. Kerja dengan pendapatan mapan, harta yang bisa dilihat sebagai tolak ukur kemapanan juga dimiliki. Namun, kisah cintaku tak pernah ku bayangkan betapa rumitnya yang ku jalani. Dari perbedaan agama, perselingkuhan hingga restu orang tua yang tidak didapat aku rasakan. Aku ada mendengar ada yang berujar bahwa "Ikuti perkataan orang tua terkait jodoh, karena orang tua bisa menilai kamu cocok atau tidaknya dengan diri kamu itu". Semenjak itu aku akhirnya berpasrah diri dan berdoa dengan Allah SWT tentang jodohku.
Spoiler for Pembicaraan di Angkringan:
Dari pertengahan tahun 2019 hingga awal 2020, aku banyak menghabiskan waktu bersama sahabatku. Karena aku sudah merasa sangat pasrah terhadap hubunganku sebelumnya, aku banyak memiliki waktu berkumpul bersama keluarga, sahabat, club motorku dan melakukan kegiatan kantor yang menyita banyak waktu dengan tenang.
Malam itu, seperti biasa digrup whatsappada ajakan ke angkringan. Kami biasanya memang ngumpul bareng diangkringan, bukan cafe apalagi wadah hiburan malam.
(Penggunaan nama samaran, mohon maaf bila ada kesamaan karakter)
"Angkringan yoook", ujar Riady.
"Angkringan mana??", Muhli menyahut
"Ngikut aja gaes", ujarku
"Angkringan Janah Jari yooo", Sahut Septo
"Yookk gas, jam 20.00 waktu ngaret yaa, aku masih jalan sama keluarga nih", ujarku
"Okeeee", ujar sahabat yang ada digrup itu.
Memang, biasanya aku sebagai patokan untuk kawan yang lain ikut nongkrong, sehingga bila aku hadir, dipastikan mereka hadir juga walau jam karet (Biasaan memang).
Datang diangkringan, terlihat sesosok Riady yang bertubuh gempal dan Muhli yang tingg sedikit berisi sudah menunggu kedatanganku. Disusul Septo yang berkacamata tinggi besar menggunakan motor kebanggaannya. Awal pertemuan kami adalah dulunya satu club motor, seiring waktu kami seperti keluarga karena sangat akrab dan sangat rukun. Pembicaraan kami macam-macam yang dibahas saat itu, dari hal penting hingga hal yang gak penting sama sekali bisa jadi bahan perdebatan dan lawak bagi kami.
Diantara kami, Muhli dan Septo sudah menikah, Muhli menikah tahun 2015, Septo menikah pertengahan tahun 2019 lalu dan aku berdua Riady masih melajang. Ketika asyik membahas yang gak penting, Muhli dan Septo ditelfon istri masing-masing untuk pulang, hingga menyisakan aku berdua Riady saja. Cemilan bakaranku masih banyak, kopi Riady juga masih setengah, jadi kami putuskan untuk santai saja menikmati malam itu sambil bercerita. Namun dipembahasan ini, ada yang menohokku.
R : "El, berapa umur??"
E : "26 tahun, kenapa, ndud?"
R : "Kapan lagi nikah?"
E : "Hmmmm, masih gak tau, ndud. Kisahku dengan si dia aja belum ada kejelasan sama sekali, orang tua sih gak restuin, ndud. Makanya nikmatin aja dulu nih kisahnya, mau dia putus yaa gak masalah, mau lanjut yaa itu tadi masalahnya sama restu orang tua. Emang kenapa, ndud?"
R : "Ingat, umur sudah 26 tahun. Kamu ingat Septo nikah umur berapa?"
E : "27 Tahun, ndud"
R : "Fajar nikah umur berapa?" (Fajar ini sahabat kami juga, namun dia tidak hadir diangkringan malam itu)
E : "27 Tahun juga, ndud"
R : "Nehhh, kamu sudah 26 tahun, punya pacar juga gak jelas hubungannya, umur berapa lagi mau nikah. Maka kamu buaya, playboy & dari tampang juga kemampuan diatas rata-rata kami, masa galau nikah umur berapa & hubungannya gak jelas. Buat mencari lagi itu pasti dapat dengan mudah, El".
Aku terdiam dan berpikir ada benarnya juga nih si Buaya Balap (Kami biasa bercanda dengan sebutan-sebutan aneh & lucu). Padahal secara umur memang Riady lebih muda 3 tahun dari aku, bahkan dia belum juga punya pasangan (Mungkin punya, tapi dia gak mau kasih tau karena dia juga buaya darat).
E : "Entahlah, Ndud. Liat aja, nanti mau gimana. Masih belum ada target juga masalah nikah. Emang sih ortu ku ada ngasih saran sama si itu si ini si anu, bahkan jodoh-jodohin dengan anak sepupu mereka. Tapi belum ada yang pas, ndud. Nikmatin dulu aja lah" (aku menjawab sambil senyum)
Malam itu pertemuan diangkringan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB dan aku selama diperjalanan menuju rumah memikirkan hal yang dilontarkan Riady Buaya Balap ini.
Dalam pikiranku, Septo dulu mendekati cewe yang menjadi istrinya sekarang bahkan minta pendapatku sama Riady buat mendekatinya. Kenapa aku sulit yaa mendapatkan yang sesuai dengan keinginanku juga keinginan orang tuaku. Bahkan aku dicap buaya oleh kawan-kawan karena kelihaianku menggaet cewe. Namun aku dalam hal ini tak bisa berbuat semauku lagi, karena aku harus memenuhi keinginan orang tuaku juga. Aku harus selektif dan haru benar-benar minta petunjuk dari Allah SWT. Intinya aku tidak mau lagi berbuat dosa, melanggar larangan agama dan ingin hidup dengan aturan-aturan agama, taubat lah sudah dari hal-hal kenikmatan bersama cewe bukan pasangan resmi.
Malam itu, seperti biasa digrup whatsappada ajakan ke angkringan. Kami biasanya memang ngumpul bareng diangkringan, bukan cafe apalagi wadah hiburan malam.
(Penggunaan nama samaran, mohon maaf bila ada kesamaan karakter)
"Angkringan yoook", ujar Riady.
"Angkringan mana??", Muhli menyahut
"Ngikut aja gaes", ujarku
"Angkringan Janah Jari yooo", Sahut Septo
"Yookk gas, jam 20.00 waktu ngaret yaa, aku masih jalan sama keluarga nih", ujarku
"Okeeee", ujar sahabat yang ada digrup itu.
Memang, biasanya aku sebagai patokan untuk kawan yang lain ikut nongkrong, sehingga bila aku hadir, dipastikan mereka hadir juga walau jam karet (Biasaan memang).
Datang diangkringan, terlihat sesosok Riady yang bertubuh gempal dan Muhli yang tingg sedikit berisi sudah menunggu kedatanganku. Disusul Septo yang berkacamata tinggi besar menggunakan motor kebanggaannya. Awal pertemuan kami adalah dulunya satu club motor, seiring waktu kami seperti keluarga karena sangat akrab dan sangat rukun. Pembicaraan kami macam-macam yang dibahas saat itu, dari hal penting hingga hal yang gak penting sama sekali bisa jadi bahan perdebatan dan lawak bagi kami.
Diantara kami, Muhli dan Septo sudah menikah, Muhli menikah tahun 2015, Septo menikah pertengahan tahun 2019 lalu dan aku berdua Riady masih melajang. Ketika asyik membahas yang gak penting, Muhli dan Septo ditelfon istri masing-masing untuk pulang, hingga menyisakan aku berdua Riady saja. Cemilan bakaranku masih banyak, kopi Riady juga masih setengah, jadi kami putuskan untuk santai saja menikmati malam itu sambil bercerita. Namun dipembahasan ini, ada yang menohokku.
R : "El, berapa umur??"
E : "26 tahun, kenapa, ndud?"
R : "Kapan lagi nikah?"
E : "Hmmmm, masih gak tau, ndud. Kisahku dengan si dia aja belum ada kejelasan sama sekali, orang tua sih gak restuin, ndud. Makanya nikmatin aja dulu nih kisahnya, mau dia putus yaa gak masalah, mau lanjut yaa itu tadi masalahnya sama restu orang tua. Emang kenapa, ndud?"
R : "Ingat, umur sudah 26 tahun. Kamu ingat Septo nikah umur berapa?"
E : "27 Tahun, ndud"
R : "Fajar nikah umur berapa?" (Fajar ini sahabat kami juga, namun dia tidak hadir diangkringan malam itu)
E : "27 Tahun juga, ndud"
R : "Nehhh, kamu sudah 26 tahun, punya pacar juga gak jelas hubungannya, umur berapa lagi mau nikah. Maka kamu buaya, playboy & dari tampang juga kemampuan diatas rata-rata kami, masa galau nikah umur berapa & hubungannya gak jelas. Buat mencari lagi itu pasti dapat dengan mudah, El".
Aku terdiam dan berpikir ada benarnya juga nih si Buaya Balap (Kami biasa bercanda dengan sebutan-sebutan aneh & lucu). Padahal secara umur memang Riady lebih muda 3 tahun dari aku, bahkan dia belum juga punya pasangan (Mungkin punya, tapi dia gak mau kasih tau karena dia juga buaya darat).
E : "Entahlah, Ndud. Liat aja, nanti mau gimana. Masih belum ada target juga masalah nikah. Emang sih ortu ku ada ngasih saran sama si itu si ini si anu, bahkan jodoh-jodohin dengan anak sepupu mereka. Tapi belum ada yang pas, ndud. Nikmatin dulu aja lah" (aku menjawab sambil senyum)
Malam itu pertemuan diangkringan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB dan aku selama diperjalanan menuju rumah memikirkan hal yang dilontarkan Riady Buaya Balap ini.
Dalam pikiranku, Septo dulu mendekati cewe yang menjadi istrinya sekarang bahkan minta pendapatku sama Riady buat mendekatinya. Kenapa aku sulit yaa mendapatkan yang sesuai dengan keinginanku juga keinginan orang tuaku. Bahkan aku dicap buaya oleh kawan-kawan karena kelihaianku menggaet cewe. Namun aku dalam hal ini tak bisa berbuat semauku lagi, karena aku harus memenuhi keinginan orang tuaku juga. Aku harus selektif dan haru benar-benar minta petunjuk dari Allah SWT. Intinya aku tidak mau lagi berbuat dosa, melanggar larangan agama dan ingin hidup dengan aturan-aturan agama, taubat lah sudah dari hal-hal kenikmatan bersama cewe bukan pasangan resmi.
Spoiler for Facebook, Instagram dan Whatsapp:
Akun media sosial ku saban hari ku scroll, melihat-lihat apakah ada yang menarik utamanya wanita. Ahhhh, mungkin ini sudah biasa dan sudah tak bergairah lagi aku memulai kenalan dengan wanita di media sosial ini. Di chat Whatsappjuga tak ada lagi yang membuat ku menarik. Saat itu ada 3 wanita yang tertarik kepadaku, namun aku menanggapi mereka tak intens. Memang ada 1 wanita yang berani mengajakku makan, datang kerumah menjemput dan bertemu orang tuaku. Namun aku tak ada perasaan sama sekali dengannya ini. Bahkan saat jam istirahat kantor kami sering makan berdua, banyak yang mengira kami pacaran namun kenyataannya aku yang tak menganggap kehadirannya.
Aku tetaplah aku, beberapa sahabat termasuk Riady Buaya Balap juga menyarankan agar bersama wanita ini saja. Memang wanita ini terlihat sangat mapan & mandiri, namun ada banyak hal yang membuat ku tak suka bahkan ku tegur dihadapan orang banyak akan sikap maupun penampilannya. Aku menginginkan wanita yang sederhana, yang memang bisa menghadapi keadaan kehidupan dan juga seorang bidan. Kriteriaku tak ada sama sekali pada wanita yang mendekatiku ini bahkan aku ilfeel. Apalagi dia sering kali nongkrong diruangan bagian keuangan kantorku, setahuku dia tidak ada keperluan apa-apa disitu, dia hanya mendatangi temanku saja sekalian dia memantau aku. Ini bukan tak berdasar, karena saban kali setelah dia datang, temanku memberiku saran dan menyampaikan isi hati wanita itu bahwa dia ingin bersamaku. Hampir semua orang tau kehadirannya disitu untuk mendatangiku dan aku lebih baik bertahan di ruangan saja saat dia datang.
Lain halnya dengan 2 wanita lain, yang satu masih kuliah dan terpaut jauh dengan ku umurnya, bahkan lebih muda dari adikku yang kedua. Lalu wanita yang lain ini dia sudah bekerja, adik kelasku dulu di SMK dan tau rekam jejakku. Aku lebih oke dengan wanita ini, tapi ternyata dia menyampaikan terkait hobiku kakaknya tidak suka. Akhirnya aku tidak melanjutkan hubungan terlalu jauh dengan wanita ini, walau dalam hati kecilku aku menyukainya. Sulit memang ku rasa bahkan aku membuat sindirian terhadap apa yang ku alami masalah jodoh.
1. Jodoh pilihan orang tua (Kiri atas)
2. Jodoh pilihan teman (Kanan atas)
3. Jodoh pilihan sendiri (bawah)
Aku tetaplah aku, beberapa sahabat termasuk Riady Buaya Balap juga menyarankan agar bersama wanita ini saja. Memang wanita ini terlihat sangat mapan & mandiri, namun ada banyak hal yang membuat ku tak suka bahkan ku tegur dihadapan orang banyak akan sikap maupun penampilannya. Aku menginginkan wanita yang sederhana, yang memang bisa menghadapi keadaan kehidupan dan juga seorang bidan. Kriteriaku tak ada sama sekali pada wanita yang mendekatiku ini bahkan aku ilfeel. Apalagi dia sering kali nongkrong diruangan bagian keuangan kantorku, setahuku dia tidak ada keperluan apa-apa disitu, dia hanya mendatangi temanku saja sekalian dia memantau aku. Ini bukan tak berdasar, karena saban kali setelah dia datang, temanku memberiku saran dan menyampaikan isi hati wanita itu bahwa dia ingin bersamaku. Hampir semua orang tau kehadirannya disitu untuk mendatangiku dan aku lebih baik bertahan di ruangan saja saat dia datang.
Lain halnya dengan 2 wanita lain, yang satu masih kuliah dan terpaut jauh dengan ku umurnya, bahkan lebih muda dari adikku yang kedua. Lalu wanita yang lain ini dia sudah bekerja, adik kelasku dulu di SMK dan tau rekam jejakku. Aku lebih oke dengan wanita ini, tapi ternyata dia menyampaikan terkait hobiku kakaknya tidak suka. Akhirnya aku tidak melanjutkan hubungan terlalu jauh dengan wanita ini, walau dalam hati kecilku aku menyukainya. Sulit memang ku rasa bahkan aku membuat sindirian terhadap apa yang ku alami masalah jodoh.
Konten Sensitif

1. Jodoh pilihan orang tua (Kiri atas)
2. Jodoh pilihan teman (Kanan atas)
3. Jodoh pilihan sendiri (bawah)
Spoiler for Hasil Doa, petunjuk dan kesabaran:
31 Desember 2019, aku berniat memanjatkan doa saat malam pergantian tahun. Malam itu tak seperti malam tahun baru sebelumnya yang ku lakukan. Pukul 20.00 WIB aku tidur dan terbangun saat pukul 23.30, tepat setengah jam sebelum pergantian tahun 2020. Aku melihat akun media sosialku, teman dan sahabat merayakan pergantian tahun dengan orang terdekatnya. Bahkan banyak teman yang bersama pasangannya walau masih pacaran. Aku hanya membayangkan wajah yang ku inginkan ada malam itu, namun itu ku rasa mustahil dan tak akan terjadi. Lalu aku mendirikan sholat malam (tahajud), dalam sujud terakhirku aku berdoa "Ya Allah, apabila dia yang ku inginkan adalah jodoh, maka mudahkanlah jalan kami bersama. Namun apabila tidak ada jodoh diantara kami, maka gantikanlah dengan wanita yang lebih baik lagi dari yang kemarin, mudahkanlah jalan kami menuju halal, menuju jalan yang Engkau ridhoi yaa Allah. Namun aku inginkan sesuatu yang berbeda untuk mengenalnya yaitu aku ingin wanita yang akan menjadi jodohku itulah yang meminta kontakku". Doaku sederhana dan itu saja yang ku pinta selain doa wajib yang ku panjatkan.
Di Januari 2020, aku tidak berharap siapa-siapa dan hanya menikmati hari demi hari. Hingga pada suatu waktu, aku sering menanggapi cerita storyinstagram yang ku rasa menarik entah itu akun wanita yang ku kenal atau yang tak ku kenal. Akun wanita ini akhirnya merespon dari tanggapan cerita story yang ku kirimkan, biasanya dengan emot tertawa.
"Apa ketawa-ketawa?" ujarnya di Direct Message Instagram
"Gak apa-apa, lucu aja kamu ku liat" balasku
"Lucu nanti jadi suka loh" katanya
"Wuahaha kok bisa jadi suka?" balasku lagi
Lalu kami asik sendiri saling balas chat via DM Instagram, hingga sebelum aku tidur dia meminta nomor Whatsapp ku. Memang selama asik chat via DM Instagram ini aku sengaja menahan diri tak meminta nomor Whatsappnya lebih dulu, karena aku hanya ingin komunikasi disitu saja kecuali dia yang meminta nomorku lebih dulu.
Benar saja, apa yang ku harapkan ternyata jadi kenyataan, ternyata dia yang memulai untuk berbagi kontak lebih dulu. Setelah ku beri nomor Whatsappku kepadanya, dia yang chat aku duluan. Luar biasa perasaan ku karena aku tak merasakan ini sebelumnya, biasanya aku yang memulai meminta nomor kontak dan memulai chat, kali ini seorang wanita yang memulainya kepadaku.
Di Januari 2020, aku tidak berharap siapa-siapa dan hanya menikmati hari demi hari. Hingga pada suatu waktu, aku sering menanggapi cerita storyinstagram yang ku rasa menarik entah itu akun wanita yang ku kenal atau yang tak ku kenal. Akun wanita ini akhirnya merespon dari tanggapan cerita story yang ku kirimkan, biasanya dengan emot tertawa.
"Apa ketawa-ketawa?" ujarnya di Direct Message Instagram
"Gak apa-apa, lucu aja kamu ku liat" balasku
"Lucu nanti jadi suka loh" katanya
"Wuahaha kok bisa jadi suka?" balasku lagi
Lalu kami asik sendiri saling balas chat via DM Instagram, hingga sebelum aku tidur dia meminta nomor Whatsapp ku. Memang selama asik chat via DM Instagram ini aku sengaja menahan diri tak meminta nomor Whatsappnya lebih dulu, karena aku hanya ingin komunikasi disitu saja kecuali dia yang meminta nomorku lebih dulu.
Benar saja, apa yang ku harapkan ternyata jadi kenyataan, ternyata dia yang memulai untuk berbagi kontak lebih dulu. Setelah ku beri nomor Whatsappku kepadanya, dia yang chat aku duluan. Luar biasa perasaan ku karena aku tak merasakan ini sebelumnya, biasanya aku yang memulai meminta nomor kontak dan memulai chat, kali ini seorang wanita yang memulainya kepadaku.
Spoiler for Petunjuk sudah terlihat:
Malam itu aku merasa senang, namun aku pesimis dan berpikir "Ahh sudahlah, aku tak berharap banyak akan kali ini walau memang sudah sesuai apa yang ku harapkan yaitu wanita yang memulai komunikasi denganku lebih dahulu". Kami saling menyimpan kontak diWhatsappnamun jarang berkomunikasi, hanya saling melihat story whatsapp saja dan kadang menanggapi. Kami tinggal berbeda kota, dia diibukota kabupaten dengan julukan Kota Jelawat masih satu Provinsi saja dan dapat ditempuh dengan 4 jam perjalanan darat. Suatu waktu aku bertanya kepadanya.
"Ada rencana ke Kota Cantik kah?", tanyaku
"Ada, sekitar tanggal 14 Februari nanti aku akan kesana untuk menghadiri wisuda adikku", balasnya
"Ohhh begitu, kira-kira kita bisa ketemuan?", ku mengajaknya
"Bisa, kapan mau ketemunya??", jawabnya
"Tanggal 15-nya saja yaa, pas malam mingguan buat ketemu", ujarku
"Okee deh kalo begitu", jawabnya
Namun chat saat itu tak ku lanjutkan lagi dan aku berpikir nanti ketika tanggal 15 aja ketemu untuk bercerita banyak. Akan tetapi aku tersadar ternyata jadwal tes CPNS ku di tanggal 15 Februari itu pada sesi ke-4 dan berlokasi di kabupaten Gunung Mas sekitar 3 jam dari kota Cantik ke arah Utara. Sehingga aku harus berada disana pada tanggal 14 Februari dan pulang setelah mengikuti tes di sore hari tanggal 15 Februari. "Ahh sudahlah" pikirku, biar saja bila memang tak bisa ketemu.
Singkat cerita, 14 Februari setelah sholat Jumat aku memacu motorku ke Kabupaten Gunung Mas dan berencana menginap disana satu malam untuk bersiap tes CPNS. Tanggal 15 Februari aku lihat story whatsappnya bahwa dia menghadiri wisuda adiknya. Aku fokus mempersiapkan diri dan tak ada chat dia bahwa batal untuk ketemu hari itu. Setelah tes berakhir sekitar pukul 16.30 WIB, aku bergegas pulang ke Kota Cantik, ada 2 kekhawatiranku agar bisa cepat sampai di Kota Cantik saat itu, pertama cuaca yang akan hujan karena ku lihat mendung dan yang kedua apakah sempat sebelum pukul 20.00 WIB aku sampai di Kota Cantik agar sempat bertemu dia. Jawabannya adalah yang pertama aku tidak kehujanan walau jalan telah setengah basah, namun jawaban kedua aku mengurungkan diri untuk bertemu dengannya walau malam itu aku sampai rumah pukul 20.00 WIB, akan tetapi aku belum apa-apa dan merasa lelah diperjalanan. Jadi malam itu juga aku tidak menghubunginya sama sekali dan aku istirahat sambil bermain game.
Pagi sekitar pukul 09.00 WIB, aku bangun dan bimbang memulai chat. Apakah aku harus chat dia apakah tidak, mungkin dia kecewa janjinya ku ingkari dan bersikap dingin. Akan tetapi aku juga penasaran bagaimana dia ini orangnya dan ingin bertemu, lalu ku mulailah chat dia.
"Kapan balik ke Kota Jelawat?" isi chatku
"Nanti siang sekitar pukul 14.00 WIB, ada apa?" jawabnya
"Ohhh iyaa? Kita makan bareng yuk sambil ngobrol gantinya kemarin gak ketemu" ujarku
"Kapan?" balasnya
"Sekitar pukul 10.00 WIB yaa, gimana?", ucapku
"Okee", ujarnya
"Kalo begitu siap-siap yaa", menyuruhnya siap-siap
Aku bangun dan mandi bersiap-siap menemuinya. Aku melihat motor kesayanganku yang ku bawa tadi malam agak sedikit kotor, lalu aku berpikir untuk membawa ke pencucian motor. Pikirku wanita pasti lama buat siap-siap dan dandannya. Wehhh ternyata dugaan ku meleset, ternyata dia chat aku bahwa sudah siap. Waduuhh, motorku kepalang sudah naik ke hydraulic pencucian dan sedang dicuci, aku lalu menyuruhnya menunggu. Aku menyuruh tukang cuci agar segera diselesaikan dan motorku bersih bersiap menemuinya. Bermodalkan share loc aku kerumahnya walau rumahku dengan rumahnya dekat jaraknya.
"Ada rencana ke Kota Cantik kah?", tanyaku
"Ada, sekitar tanggal 14 Februari nanti aku akan kesana untuk menghadiri wisuda adikku", balasnya
"Ohhh begitu, kira-kira kita bisa ketemuan?", ku mengajaknya
"Bisa, kapan mau ketemunya??", jawabnya
"Tanggal 15-nya saja yaa, pas malam mingguan buat ketemu", ujarku
"Okee deh kalo begitu", jawabnya
Namun chat saat itu tak ku lanjutkan lagi dan aku berpikir nanti ketika tanggal 15 aja ketemu untuk bercerita banyak. Akan tetapi aku tersadar ternyata jadwal tes CPNS ku di tanggal 15 Februari itu pada sesi ke-4 dan berlokasi di kabupaten Gunung Mas sekitar 3 jam dari kota Cantik ke arah Utara. Sehingga aku harus berada disana pada tanggal 14 Februari dan pulang setelah mengikuti tes di sore hari tanggal 15 Februari. "Ahh sudahlah" pikirku, biar saja bila memang tak bisa ketemu.
Singkat cerita, 14 Februari setelah sholat Jumat aku memacu motorku ke Kabupaten Gunung Mas dan berencana menginap disana satu malam untuk bersiap tes CPNS. Tanggal 15 Februari aku lihat story whatsappnya bahwa dia menghadiri wisuda adiknya. Aku fokus mempersiapkan diri dan tak ada chat dia bahwa batal untuk ketemu hari itu. Setelah tes berakhir sekitar pukul 16.30 WIB, aku bergegas pulang ke Kota Cantik, ada 2 kekhawatiranku agar bisa cepat sampai di Kota Cantik saat itu, pertama cuaca yang akan hujan karena ku lihat mendung dan yang kedua apakah sempat sebelum pukul 20.00 WIB aku sampai di Kota Cantik agar sempat bertemu dia. Jawabannya adalah yang pertama aku tidak kehujanan walau jalan telah setengah basah, namun jawaban kedua aku mengurungkan diri untuk bertemu dengannya walau malam itu aku sampai rumah pukul 20.00 WIB, akan tetapi aku belum apa-apa dan merasa lelah diperjalanan. Jadi malam itu juga aku tidak menghubunginya sama sekali dan aku istirahat sambil bermain game.
Pagi sekitar pukul 09.00 WIB, aku bangun dan bimbang memulai chat. Apakah aku harus chat dia apakah tidak, mungkin dia kecewa janjinya ku ingkari dan bersikap dingin. Akan tetapi aku juga penasaran bagaimana dia ini orangnya dan ingin bertemu, lalu ku mulailah chat dia.
"Kapan balik ke Kota Jelawat?" isi chatku
"Nanti siang sekitar pukul 14.00 WIB, ada apa?" jawabnya
"Ohhh iyaa? Kita makan bareng yuk sambil ngobrol gantinya kemarin gak ketemu" ujarku
"Kapan?" balasnya
"Sekitar pukul 10.00 WIB yaa, gimana?", ucapku
"Okee", ujarnya
"Kalo begitu siap-siap yaa", menyuruhnya siap-siap
Aku bangun dan mandi bersiap-siap menemuinya. Aku melihat motor kesayanganku yang ku bawa tadi malam agak sedikit kotor, lalu aku berpikir untuk membawa ke pencucian motor. Pikirku wanita pasti lama buat siap-siap dan dandannya. Wehhh ternyata dugaan ku meleset, ternyata dia chat aku bahwa sudah siap. Waduuhh, motorku kepalang sudah naik ke hydraulic pencucian dan sedang dicuci, aku lalu menyuruhnya menunggu. Aku menyuruh tukang cuci agar segera diselesaikan dan motorku bersih bersiap menemuinya. Bermodalkan share loc aku kerumahnya walau rumahku dengan rumahnya dekat jaraknya.
Spoiler for Pertemuan awal:
Pagi menjelang siang, hampir pukul 10.30 WIB aku menjemput wanita yang ku ajak bertemu. Cuaca panas, aku tak memaki jaket dan celana pendek saja. Dia berpakaian baju panjang, celana panjang kain dan berhijab. Manis ku lihat wajahnya, imut dan kulit putih.
"Sudah izin dengan orang rumah?", Ku tanya
"Iyaa sudah, yuk jalan", ucapnya
Selama perjalanan kami bercerita dari hubungan kisahnya dengan mantan dan banyak hal yang kami ceritakan. Namun aku tak bercerita kisah pribadi ku, karena aku tak mau panjang lebar bercerita. Jadi selama perjalanan dia yang banyak mengajak ku ngobrol.
Aku mengajaknya makan disebuah rumah makan langganan keluarga kami yang menu utamanya ikan bakar. Aku memesan udang galah goreng dan dia memesan patin bakar. Ternyata dia alergi terhadap udang dan jenis seafood. Lalu kami melanjutkan keliling kota Cantik disiang hari yang panas. Ada kejadian konyol disini, karena kami khayal berkeliling, aku tak sadar indikator bahan bakar minyak dimotorku berkedip yang menandakan akan habis. Aku mengendarai motor dengan sangat pelan hingga didepan SPBU motorku mogok saat masuk kehalamannya. Dia tertawa dengan kejadian ini dan berjalan menunggu ku didepan gerbang keluar SPBU. Setelah itu kami pulang, diperjalanan pulang ini aku menanyakan apakah sudah pasti jam 14.00 WIB akan berangkat, ujarnya masih belum karena belum dapat travel untuk pulang. Lalu aku menawarinya apakah mau menggunakan bus? Karena aku sering menggunakan bus untuk perjalanan dinas ke arah barat Provinsi Kalimantan Tengah dan dijawabnya dengan setuju saranku.
Sesampai dirumahnya, aku menanyakan.
"Abah mama ada yaa dirumah?" ujarku
"Iyaa, ada, mau ketemu kah??" jawabnya
(Dalam pikiran ku, aku cuma basa basi nanyakan, ehh ditanggapinya serius, yaa sudahlah) "Okee, bisa juga ketemu mereka", jawabku
Aku akhirnya diajak masuk kerumah dan bertemu orang tuanya, aku sih karena sudah biasa menghadapi kondisi ketemu orang tua jadi aku santai menanggapi pertanyaan mereka.
Lalu aku pulang kerumah dan bergegas mencari bekas tiket bus ku dulu untuk mencari nomor telepon kantornya. Ku kirimkan nomornya dan dia mengabariku bahwa sudah memesan tiket akan berangkat pukul 15.00 WIB. Aku menanyakan siapa yang mengantarnya dan dijawabnya masih tidak tahu. Aku langsung menawarkan untuk mengantarkannya ke kantor agen bus itu dan dia menyetujuinya.
"Sudah izin dengan orang rumah?", Ku tanya
"Iyaa sudah, yuk jalan", ucapnya
Selama perjalanan kami bercerita dari hubungan kisahnya dengan mantan dan banyak hal yang kami ceritakan. Namun aku tak bercerita kisah pribadi ku, karena aku tak mau panjang lebar bercerita. Jadi selama perjalanan dia yang banyak mengajak ku ngobrol.
Aku mengajaknya makan disebuah rumah makan langganan keluarga kami yang menu utamanya ikan bakar. Aku memesan udang galah goreng dan dia memesan patin bakar. Ternyata dia alergi terhadap udang dan jenis seafood. Lalu kami melanjutkan keliling kota Cantik disiang hari yang panas. Ada kejadian konyol disini, karena kami khayal berkeliling, aku tak sadar indikator bahan bakar minyak dimotorku berkedip yang menandakan akan habis. Aku mengendarai motor dengan sangat pelan hingga didepan SPBU motorku mogok saat masuk kehalamannya. Dia tertawa dengan kejadian ini dan berjalan menunggu ku didepan gerbang keluar SPBU. Setelah itu kami pulang, diperjalanan pulang ini aku menanyakan apakah sudah pasti jam 14.00 WIB akan berangkat, ujarnya masih belum karena belum dapat travel untuk pulang. Lalu aku menawarinya apakah mau menggunakan bus? Karena aku sering menggunakan bus untuk perjalanan dinas ke arah barat Provinsi Kalimantan Tengah dan dijawabnya dengan setuju saranku.
Sesampai dirumahnya, aku menanyakan.
"Abah mama ada yaa dirumah?" ujarku
"Iyaa, ada, mau ketemu kah??" jawabnya
(Dalam pikiran ku, aku cuma basa basi nanyakan, ehh ditanggapinya serius, yaa sudahlah) "Okee, bisa juga ketemu mereka", jawabku
Aku akhirnya diajak masuk kerumah dan bertemu orang tuanya, aku sih karena sudah biasa menghadapi kondisi ketemu orang tua jadi aku santai menanggapi pertanyaan mereka.
Lalu aku pulang kerumah dan bergegas mencari bekas tiket bus ku dulu untuk mencari nomor telepon kantornya. Ku kirimkan nomornya dan dia mengabariku bahwa sudah memesan tiket akan berangkat pukul 15.00 WIB. Aku menanyakan siapa yang mengantarnya dan dijawabnya masih tidak tahu. Aku langsung menawarkan untuk mengantarkannya ke kantor agen bus itu dan dia menyetujuinya.
Segitu dulu yaa cerita aku dithread ini, tunggu kelanjutannya.
Nahhh di thread selanjutnya akan menarik lagi kisahku, pastikan jangan sampai ketinggalan yaa.
Makasih kawan udah baca thread aku
Wassalamualaikum Wr. Wb



bukhorigan memberi reputasi
1
611
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan