Kabar baik datang dari negara tetangga kita, yakni Malaysia; dilaporkan jika mereka sedang melakukan proses negosiasi dengan sebuah perusahaan senjata asal Slovakia untuk membeli howitzer swagerak bernama EVA. Mengutip artikel Institute for Central Europe, Malaysia dikabarkan akan membeli 16 hingga 19 unit howitzer swagerak EVA. Untuk nilai kontraknya masih belum diketahui, karena masih dalam tahap negosiasi.

Yang menarik, Slovakia sendiri memang suka menamai sistem howitzer swagerak mereka dengan nama perempuan. EVA sendiri punya saudara lain bernama Zuzana, yang merupakan howitzer swagerak juga. Sebelumnya, Slovakia juga telah sepakat untuk menjual howitzer swagerak Zuzana ke Ukraina.

EVA sendiri merupakan varian pengembangan lanjutan dari Zuzana, di mana senjata ini dirancang oleh Konstrukta Defence; mereka kemudian menampilkan EVA pertama kali ke publik dalam event IDET 2015 di Ceko. Waktu itu EVA memakai platform truk Tatra T810 6x6. Berbeda dengan sang kakak Zuzana yang memakai truk 8x8, varian EVA memakai truk 6x6 sebagai chassis-nya.

Meski begitu, EVA juga bisa dipasang pada platform truk 8x8; untuk varian 8x8 pihak Konstrukta Defence bekerja sama dengan Excalibur Army dari Ceko untuk memgembangkannya. EVA bisa membawa total 24 amunisi 155 mm standar NATO, di mana 12 amunisi siap tembak dan disimpan di autoloader. Sementara sisanya disimpan di tabung amunisi yang tertutup rapat di chassis kendaraan.



Untuk rata-rata tembakan, tergantung pada opsi penembakan yang dipilih oleh kru. Jika memakai fitur penembakan otomatis, EVA dapat menembakkan 5 proyektil per menit dan 13 proyektil pada 3 menit berikutnya. Sementara jika memakai mode manual, 2 proyektil ditembakkan per menitnya. Untuk laras howitzer dapat dinaikkan dari -3,5 ° hingga + 75 ° dengan jarak tembak minimum 5 km serta maksimum 41 km saat menggunakan munisi HEER-BB (high explosive extended range base bleed).

Sistem howitzer EVA dilengkapi navigasi inersia dan muzzle velocity radar, di sisi lain sistem kontrol tembakan (FCS) memungkinkannya untuk beroperasi dengan peta digital. EVA juga dilengkapi sistem bidik yang terdiri dari kamera TV, kamera thermal imaging, dan laser range-finder. Untuk mengoperasikannya diperlukan tiga kru saja yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi. Mereka berada di kabin depan kendaraan yang bisa melindungi mereka dari terjangan proyektil 7,62 mm serta pecahan peluru artileri.

Sementara untuk mengaktifkan sistem howitzer EVA dibutuhkan waktu dua menit. Dimulai saat kendaraan berhenti dan menurunkan sistem jangkar hidrolik penyetabil sampai melakukan tembakan yang pertama. Untuk waktu bergeser dari tempat asal butuh waktu satu menit. Untuk misi jarak jauh, EVA juga bisa diangkut oleh pesawat kargo seperti A400M, C-17 hingga Ilyushin Il-76.



Untuk spesifikasi truk 6x6 sayangnya tidak ada spesifikasi yang ditampilkan di website resmi Konstrukta, mereka hanya mencantumkan spesifikasi varian truk 8x8. Untuk versi howitzer dengan platform truk 8x8, EVA memakai truk Tatra T815-7 8×8 dengan panjang 11.5 m, lebar 2.7 m, dan tinggi 3.28 m serta bobot 28 ton. Truk T815-7 ditenagai mesin turbo diesel Tatra T3C-928.90 yang mampu memuncratkan tenaga maksimal 407 hp serta mampu digeber sampai kecepatan maksimum 85 km/jam. Untuk jarak jelajahnya adalah 600 km.

Di segmen howitzer swagerak beroda ban memang cukup banyak pilihan, selaim si cantik Zuzana dan EVA dari Slovakia; ada juga nama lain yang sudsh lebih dulu dikenal seperti CAESAR dari Prancis, Aleksandar 155 mm SP buatan Yugoimport SDPR dari Serbia, FH77BW L52 Archer buatan Bofors dari Swedia, serta ATMOS 2000 buatan Soltam Systems dari Israel.





Referensi Tulisan: Konstrukta Defence& Institute for Central Europe
Sumber Foto: Konstrukta Defence