Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

firman.tambunAvatar border
TS
firman.tambun
Syukur dan Ego, Topeng Di Balik Sebuah Wajah
Pernahkah kalian mendengar atau mengucap kalimat, "Ingatlah untuk bersyukur dengan pekerjaanmu saat ini, semua pekerjaan sama saja atau Kau harus hidup dalam rasa syukur.  Jika pernah maka kita adalah manusia yang hidup dilingkungan yang normal. Namun jika ditelaah kata-kata ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar, memang ajaran agama manapun mengajarkan hidup untuk bersyukur. Tapi jika menarik diri dengan keadaan saat ini, saya rasa kita perlu memperjelas kata syukur ini. 

Kita misalkan sebuah kasus dimana seorang yang mengajar sebagai guru honorer yang punya gaji yang tidak layak karena hanya cukup untuk menutupi kebutuhan pribadinya saja. anggaplah dia bersyukur kepada Tuhan karena dia masih dapat bertahan hidup dengan kondisinya yang seperti itu. Sampai disini si guru honorer ini merasa dirinya penuh rasa syukur. Lalu disuatu ketika dia berjumpa dengan seorang guru PNS yang sudah mapan, guru PNS ini mengatakan "syukuri aja apa yang bapak kerjakan saat ini, karena semua pekerjaan itu sama saja". 

Coba baca pesan terkahir itu! saya pribadi mengatakan itu bullshit. Guru PNS mampu berkata begitu karena dia sudah berada di atas. Sebaliknya Guru Honorer itu pasti tetap mengucap syukur kepada Tuhan karena masih dapat bertahan dengan kondisinya sekarang. Tetapi pasti terbersit sebuah ego yang menginginkan kenaikan status dalam pikiran guru Hononer itu. Karena sejatinya seorang manusia itu punya ego untuk mengupgrade diri menjadi lebih baik.

Nah, karena itu saya punya kesimpulan bahwa rasa syukur pasti ada kalanya tidak dibutuhkan khususnya untuk kasus mengupgrade diri. Kenapa demikian karena di dunia ini tidak ada manusia yang mampu konstan dengan kehidupannya tanpa mengupgrade diri. Misalnya seorang yang sudah tamat SMA karena melihat dunia kerja yang butuh sarjana dia pun akhirnya pergi menempuh gelar sarjana, lalu saat sudah sarjana dia melihat juga bahwa dunia kerja jauh lebih mudah jika dia ambil S2 juga, begitu selanjutnya sampai jenjang tertinggi. 

dari ilustrasi di atas jika kita telaah seolah-olah konsep bersyukur tidak tampak di sana bukan??? Karena inilah saya berpendapat bahwa ada kalanya kita bersyukur dan ada kalanya kita harus mementingkan EGO karena sejatinya manusia itu punya naluriah seperti itu. 

Demikianlah bahasan saya kali ini, jika ada kesalahan dalam pendapat atau penulisan saya memohon maaf. Jika setuju maupun tidak setuju dengan opini saya silahkan beri komentar pada kolom komentar. Sekian dan Terima Kasih.


Quote:


Diubah oleh firman.tambun 10-09-2022 02:15
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
793
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan