Kaskus

Story

haereraAvatar border
TS
haerera
MELEPAS KEPERAWANAN DI TELAGA BAHANDANG
Bab 1



Danum masih nyaman duduk di saung yang tak jauh dari kamarnya. Tak lama, ia dihampiri seorang dayang yang membawa secangkir minuman.


"Nyayu ...."


"Aku tau!"  Danum menyela dengan gusar. Ia meraih cangkir itu, lalu meneguknya tanpa sisa. Cawan dari perak itu berisi jamu kesuburan yang selalu diminta Raja Kelayang Tanjung-selaku ayah mertuanya.


Lelaki itu memang sangat menginginkan anggota keluarga baru. Bukan apa-apa, ia hanya merasa kesepian dengan dua cucu saja.


Raja Kelayang Tanjung hanya memiliki tiga anak. Dua anak dari istrinya-Ruknila dan satu anak dari Kemboja-Selirnya.


Di antara ketiga anaknya, baru Rakabalu yang menikah. Menghadapi tuntutan ayahnya, tak ayal Rakabalu kini memiliki satu istri dan satu selir.


Danum istri, sekaligus permaisurinya. Sementara Amala hanya selir yang memang dicarikan oleh ayahnya. Dari dua pernikahan itupun hanya melahirkan satu anak dari rahim Danum dan satu anak dari Amala.


Sementara jamu itu? Untuk apalagi, jika bukan menambah anggota baru, padahal cucu pertama dari kerajaan Kelayang baru berusia dua tahun.


Danum bosan setiap hari dipaksa meminum jamu yang rasanya luar biasa menyesatkan lidah. Ditolak pun tahu sendiri nanti muka masam mertuanya.


Selang berapa saat, seorang lelaki menghampiri Danum yang sedang duduk menyulam ditemani para dayang.


"Menyulam sembari melamun bisa membuat tanganmu tertusuk jarum."


Danum terkesiap oleh ujaran itu, tampaklah suaminya berdiri bertaut tangan ke belakang. Mandau kebanggaan pemberian kawan dari tanah dayak tersampir di pinggang menandakan dirinya baru kembali dari berburu.


"Kanda sudah pulang?" Danum spontan memeluk suaminya melepas rindu selama dua hari ditinggal pergi.


Para dayang undur diri setelah Rakabalu datang. 

"Apa yang kau lamunkan?" tanya Rakabalu sembari membawa istrinya kembali duduk.


Saat itu juga wajah Danum berubah cemberut. Ia pun mengadukan kejengkelannya tanpa peduli suaminya akan marah atau tidak. 


"Ayah hanya kesepian saja." Justru jawaban lugas itu yang Rakabala berikan membuat Danum semakin merajuk.


"Kanda tidak tau bagaimana rasanya jamu itu!"

Danum tersenyum membelai rambut panjang istrinya agar merajuk itu segera mereda.


"Kembali ke kamar, Kanda hendak menemui ayah dulu," pungkasnya mengakhir perjumpaan singkat mereka. 


Seperginya Rakabalu, dayang kepercayaan Danum pun datang membawa sepiring buah semangka yang telah dipotong.


"Ini buahnya, Nyayu," suguh Kalawa. Kemudian, ia beranjak.


"Tunggu Kalawa!" Langkah Kalawa terhenti. Ia membalik badan. "Ada apa, Nyayu?" Kalawa berharap wanita itu tidak akan membahas apa yang sudah mereka bahas kemarin. Tapi nyatanya? Danum kembali membahas masalah yang gila menurut Kalawa.


"Kau harus melakukannya untukku, Kalawa! Kau harus menikah diam-diam dan berjanjilah memberikan anakmu padaku nanti."


Kalawa serasa mengambang. Baru ia tahu kenapa Danum memaksanya menikah dengan salah satu hulubalang, ternyata hendak mengukuhkan kedudukannya sebagai pengganti Ibu Ratu nantinya.


"Bagaimana bisa, Nyayu? Aku yang mengandung, sementara Nyayu yang menggendong bayi? Orang akan menuduh Nyayu yang bukan-bukan?" cecar Kalawa. Ia berusaha menghindari permintaan aneh dari Danum.


"Kau hanya pelayan, Kalawa! Kau cukup menurut saja biar aku yang mengatur semuanya!"


Bukan hanya aneh, tapi permintaan Danum tidaklah masuk akal. Kalawa harus berani menolak. Lagipula, kemarin malam ia tak sengaja mendengar kelakar orang tuanya perihal perjodohan dirinya.


"Maaf, Nyayu. Sepertinya aku tidak bisa karena ayahku kabarnya hendak menjodohkanku."


Danum marah mendengar jawaban itu. Ia murka sebab Kalawa berani membantah titahnya. Bukankah selama ini tidak ada yang bisa membantah perintahnya?


"Dari sekian banyak dayang-dayang di sini, hanya kau yang berani menegakan kepala dan membantah perintahku!"


Danum meradang pada Kalawa yang dianggapnya membangkang, padahal gadis itu sudah lama jadi dayang kepercayaannya.


"Sekali lagi aku minta maaf, Nyayu. Aku harus menghormati keputusan orang tuaku yang ...."


"Lancang kau, Kalawa!" Danum Cumiik. Ia murka disahuti Kalawa seperti itu.


"Kau memang tidak tau diuntung! Siapa yang kau kehendaki jadi suami? Sudah bersuamikan hulubalang harusnya kau lebih dari bersyukur! Semoga anak yang kau lahirkan cacat atau mati sekalian!"


Bukan main. Bagaimana bisa Danum melantangkan sumpah-serapah itu. Kalawa pun tak menyangka. 

"Nyayu, aku sudah bertahun-tahun mengabdi padamu, mana mungkin berani membantah perintah. Mengertilah, semua itu aku lakukan demi menyenangkan orang tua. Mereka akan kecewa atas penolakanku nanti, tidakkah kau merasakan apa yang aku rasakan, Nyayu?"


Danum mendengus memalingkan muka, ada sekelumit rasa bersalah ketika mendengar ucapan itu. Kendati demikian, Danum tak akan menarik sumpahnya, ia tetap tidak suka atas penolakan Kalawa.


"Pergilah!" Danum marah mengusir Kalawa dari hadapannya. Hari itu, Kalawa kembali ke rumah dengan wajah murung akibat kejadian siang tadi.


"Nak, kenapa muka ditekuk seperti itu? Senyumlah karena kita akan menyambut tamu istimewah," ujar Labih pada anaknya. Tamu istimewah? Pantas saja rumah tampak lebih rapi dari biasanya, lalu ada juga beberapa tangkai bunga mawar di sudut ruangan.


Labih pun meminta anaknya untuk segera mandi dan berpakaian rapi. Kalawa menduga lelaki pilihan ayah akan datang meminang malam ini. Bergegas ia mandi dan berpakaian rapi.


Susah sejak tadi menungu, terdengarlah tapak-tapak kuda yang berhenti di depan rumahnya. Kalawa heran, tampaknya bukan hanya tiga atau empat orang yang datang, tapi ... satu rombongan. Dan yang paling mencengangkan adalah mengetahui siapa yang datang.


"Salam, Empu!" Labih beserta istrinya langsung membungkuk memberi salam, diikuti oleh Kalawa. Pantas saja, sebab yang bertandang ke rumahnya adalah Batara Rakabalu.


Rupanya kedatangan anak raja itu untuk mempersunting Kalawa atas perintah ayahnya. Pasalnya, beberapa hari yang lalu, Raja Kelayang Tanjung  terkesima dengan kesopanan dan kecantikan Kalawa. Sadar akan usianya yang sudah uzur, Raja Kelayang Tanjung mengeluarkan dekrit agar anaknya menjadikan Kalawa sebagai selir kedua. Harapan Raja Kelayang Tanjung sangat tinggi pada gadis yang satu ini, ia berharap Kalawa akan membawa keberuntungan dalam keluarga kerajaan dengan melahirkan banyak penerus.


Sungguh, Kalawa tidak bisa berkata-kata saat mendengar Rakabalu menyampaikan niatnya. Ternyata dialah lelaki yang dijodohkan padanya.


Kalawa menolak? Tentu tidak, bukan karena lelaki itu adalah Batara Rakabalu, tapi janjinya kepada orang tua yang tidak akan menolak pada siapapun ia dikimpoikan.


Sudah berlalu syok yang menimpa Kalawa, kini keterkejutan itu menghardik Danum. Kabar pernikahan ketiga suaminya sampai juga ke telinga. Danum terbakar.


"Bagaimana bisa?!" Danum marah, ia tak habis pikir. Seandainya gadis itu bukan Kalawa, tentu tidak akan marah. Sebagai istri bangsawan dimadu memang hal biasa. Tapi ini ....


Lantas, Danum teringat dengan sumpah-serapah yang ia lontarkan untuk Kalawa. Harusnya Danum tidak perlu cemas, justru senang karena anak yang akan dilahirkan Kalawa tidak akan sempurna. Namun, semuanya tidak sesederhana itu, Danum bisa saja mengambil anak dari Kalawa, sebab gadis itu adalah pelayan setianya, setiap pelayan permaisuri yang jadi selir, maka sang permaisuri berhak atas anak yang dilahirkan selir itu.


Semuanya jadi kacau-balau untuk Danum. Ia pun tidak ingin waktu berjalan sampai hari pernikahan Kalawa dan suamiya terjadi ... rasanya ingin mati saja.


Di sana, Danum dan Amala menyaksikan suami mereka mempersunting Kalawa.


Sebak dan sesak hati Danum melihatnya. Lagi-lagi kenapa harus Kalawa? Tidak adakah gadis lain di kerajaan besar itu? Setiap menit yang terlewati membuat dada semakin terhimpit. Kepala pun jadi berdenyut-denyut. 


Danum kembali ke kamarnya tak kuasa lagi berada di aula itu. Jika bisa, malam pun tak usah datang saja, tapi matahari terus bergulir hingga tibalah malam.


Seharian ini, Kalawa duduk bersanding. Tak dipungkiri tubuhnya lelah, tapi ia tidak bisa tidur sekarang, ada Rakabalu yang mesti ditunggu.


Sementara Kalawa duduk sendirian di kamar pengantin, Rakabalu bergegas mendatangi harem di mana para istrinya tinggal. Langkahnya menuju kamar Kalawa, tapi seseorang memanggilnya.


"Minta maaf karena telah memapak langkah, Empu," sela dayang itu takut-takut.


"Ada apa?" tanya Rakabalu.


"Empu, Nyayu Danum sedang tidak sehat. Beliau meminta Empu datang ke kamarnya."


Mengetahui Danum tidak sehat, Rakabalu putar haluan. Ia akan memeriksa keadaan Danum lebih dulu, barulah menemui Kalawa.


Benar adanya bila Danum sedang tidak sehat tampak dari wajah pucatnya. "Tadi siang kau tampak sehat, sekarang kau sakit. Apa karena kelelahan, Dinda?" tanya Rakabalu.


Lelah? Bukan lelah, tapi sakit menyaksikan suaminya menikahi Kalawa.

"Karena Dinda sakit, maka temanilah Dinda." Danum merengek, mana bisa Rakabalu menolak. Rencananya, hanya menemani Danum sampai tertidur, tapi rupanya permintaan Danum lebih dari minta ditemani. Alhasil, malam itu bukan jadi malam pengantin Rakabalu dan Kalawa, tapi dengan Danum. 


Lelah yang mendera membuat Rakabalu tertidur dalam dekapan hangat Danum. Ia lupa bahwa ada pengantinnya sedang menunggu hingga larut.


Merasa yang ditunggu tak kunjung datang, Kalawa memasrahkan diri agar tidak menunggu lagi, sebab purnama pun sudah condong ke timur.


Baru hendak memejamkan mata, tiba-tiba perkataan Danum tempo hari terngiang. Ada rasa resah dan takut  yang mengelayuti hati.


Danum sudah terkenal dengan julukan si Pahit Lidah. Setiap ia marah dan menyumpahi orang terkadang langsung tertunaikan sumpahnya itu.


"Tidak mungkin!" Kalawa berusaha menepis pikiran buruknya. Bagaimanapun, takdir manusia bukan terletak pada lidah Danum. Kalawa akan membuktikan nanti bila ucapan Danum yang serupa kutukan itu tidaklah benar. Lantas, dengan apa Kalawa akan membuktikannya? Apa dengan mengandung benih dari Batara Rakabalu secepatnya?


bukhoriganAvatar border
arsyilla.azz595Avatar border
arsyilla.azz595 dan bukhorigan memberi reputasi
2
667
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan