Minggu sore kita janjian untuk bertemu di sebuah cafe yang biasa kita makan bersama keluarga , yaa entry cafe namanya.

Dia datang dengan mengenakan baju berwaena biru yang nampak kontras dan senada dengan kerudung nya semakin memancarkan aura kecantikan yang tidak akan pernah hikang dalam ingatanku.

"Haii.. Apa kabar "
Tanyaku sambil tersenyum melihat kepada nadia
"Aku baik, alhamdulillah"
Jawabnya dengan lembut sambil tersenyum manis di depanku.
Tidak ingin membuang waktu aku langsung membuka pembicaraan tentang apa yang ingin aku sapaikan kepada nadia

"Nad.. Kamu tau kan kita sudah lama kenal dan berteman dari sejak kita lukus SMA dulu, kamu juga mungkin faham kenapa aku ngajakin ketemu di tempat ini"

Nadia yang seolah sibuk memasan menu maanan dan sambil mendengarkan pembicaraanku nampak faham dengan apa yang ingin aku sampaikan.
"Iyahh... Kita udh berteman lama terus apa yang kamu inginkan dari pertemuan kita ini"
Dengan nada agak tegas nadia menjawab.
Kemudian aku melanjutkan pembicaraanku kembali .
"Kamu mungkin tahu, aku sudah suka sam kamu sejak lama. Aku ingin mengajak kamu untuk lebih serius lagi mempersiapkan masa depan kita berdua"
Krik....krikk....krikkk
Nadia hanya berdiam dan melihat ke arah langit-langit dan tidak langsung menjawab perkataanku.
"Yaaa... Kalo kamu belum siap jawab yaa gpp sihh aku ngerti mungkin kamu butuh waktu ubtuk mempertimbangkan nya"

Sahutku kembali untuk menghilangkan keheningan karena nadia hanya diam dan belum mau menjawab.
"Maaf raka sepertinya aku tidak bisa untuk ini,"
Jawab nadia yang hanya menunduk kebawah dengan nada perlahan.
"Tapi aku suka sama kamu nad, aku mau kita bersama aku mau kita bisa ke pelaminan"
Aku menegaskan agar nadia bisa menjawab iya untuk ini.
Namun nadia tetap menjawab tidak bisa berkali-kali
Sampai pada akhir pembicaraan sebelum kita pulang nadia berkata dengan senyum yabg memberikan harapan

"Maafkan aku raka, aku tidak bisa menolak untuk tidak bersamamu"
Mendengar jawaban yang menenangkan seketika perasaan pilu menjadi bahagia.