- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
China Makin Gawat, Sumber Air Terbesarnya Kering Parah


TS
4574587568
China Makin Gawat, Sumber Air Terbesarnya Kering Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana gelombang panas yang melanda China mulai mengancam sumber air negara itu. Terbaru, danau terluas China, Poyang, dikabarkan kehilangan jumlah besar dari debit airnya akibat fenomena alam ini.
Dalam pemantauan, ketinggian air danau di stasiun hidrologi Xingzi turun menjadi 7,99 meter pada pukul 8 pagi hari Selasa, (6/9/2022). Kondisi ini membuat danau yang berada di Provinsi Jiangxi itu memasuki keadaan air rendah yang ekstrem.
"Ketinggian air Poyang turun dari 12 meter menjadi 8 meter hanya dalam 31 hari. Ini secara historis jarang terjadi," catat pusat tersebut dikutip China Daily, Rabu (7/9/2022).
Jiangxi telah menerima rata-rata 132,2 milimeter hujan sejak Juli. Ini 57% lebih rendah dari rata-rata dan rekor terendah untuk periode tersebut.
Sementara itu, panas yang terus menerus menghasilkan tingkat penguapan rata-rata 329 mm di seluruh provinsi. Akibatnya, permukaan airnya menyusut hingga seluas 291 kilometer persegi, atau 10% dari ukuran biasanya. Volume air di danau juga hanya sekitar 10% dari normal.
"Temperatur yang tinggi secara konsisten, curah hujan yang rendah dan penurunan yang signifikan dalam pengosongan air ke Poyang harus disalahkan," tambah laporan pusat pemantauan itu.
Otoritas China sendiri menyatakan bulan Agustus lalu sebagai bulan terpanas. Tingginya suhu udara paling banyak dilaporkan di wilayah China Selatan seperti provinsi Sichuan dan kota besar Chongqing. Tercatat, suhu di wilayah itu mencapai 40C hingga 45C.
Gambar dari Chongqing menunjukkan anak sungai dari sungai Yangtze hampir mengering. Keringnya sumber air ini memaksa otoritas kota itu memberlakukan pemadaman listrik. Pasalnya, pasokan listrik di wilayah itu cukup bergantung pada pasokan pembangkit tenaga air.
Tak hanya pasokan energi yang terganggu, panen bahan pangan pun juga ikut mengalami permasalahan serius akibat bencana kekeringan ini. Salah satu bahan pangan yang dilaporkan gagal panen adalah buah-buahan seperti persik dan buah naga.
"Ini adalah peringatan bagi kami, mengingatkan kami untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang perubahan iklim dan meningkatkan kemampuan kami untuk beradaptasi dengannya dalam segala hal," kata seorang pejabat senior di Pusat Iklim Nasional China, Zhang Daquan.
"Penting juga untuk meningkatkan kesadaran di seluruh masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim ... dan berusaha untuk meminimalkan dampak dan kerugian sosial dan ekonomi," tambahnya.
sumber
0
287
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan